Jepang part 1

71.7K 5.7K 119
                                    


Arjuna, Galuh dan tim 7 yang terdiri dari 5 orang sudah berada didalam pesawat menuju negeri sakura. Setelah transit ke Singapura dan menunggu hampir satu jam lamanya mereka baru bisa terbang menuju bandara Narita Tokyo.

"Jadwal saya besok apa?" Tanya Juna tanpa repot-repot menoleh ke arah Galuh. Juna sibuk bermain aplikasi canggih di dalam pesawat yang telah disediakan untuk penumpang kelas VVIP. Galuh merasa bodoh, kenapa dia tadi tak berada di kelas ekonomi bersama kawannya  lain. Kalau di sini ia merasa sendiri, bersanding dengan si bekantan jantan yang hanya fokus pada layar di depannya. Bekantannya juga tukang ngamuk lagi. Cobaan terberat Galuh adalah menemani Juna selama penerbangan.

"Besok ada pertemuan sama Mr. Oyama jam 10 terus berkunjung ke pabriknya habis makan siang." Belum juga sang asisten melanjutkan ucapannya, tapi Juna si pria arogan sudah memotong omongan Galuh dengan merentangkan Lima jarinya tepat di depan muka Galuh hingga gadis itu refleks memundurkan kepala.

"Saya selesai jam berapa?" Tanyanya lagi.

"Sesuai jadwal habis jam 9 nan pak." Habis ini akan terjadi transaksi tawar menawar ala pasar gembrong. Dimana yang punya jadwal tak terima kalau ada jam ngaret atau kelebihan jadwal.

"Kenapa malem banget?" Arjuna mengerenyit heran. Dia mana bisa bersenang-senang kalau selesainya kemalaman. Galuh mendesah lalu menatap bosnya dengan malas. Jadwal ini sudah di konfirmasi dengan Sasuhiko Group. Jangan di cancel atau pun di atur ulang.

"Karena ada makan malam dengan perwakilan Sasuhiko Group dan  kemaren bapak yang nyuruh pesen Geisha buat perjamuan minum teh." Cerocos Galuh yang tak mau dimarahi Arjuna lagi. Malas dia kalau harus berantem gara-gara jadwal.

"Heh???" Gadis itu mendelik kaget atas respon sang boss. Arjuna benar- benar lelaki paling ter...ter...nyebelin, pelupa lagi. Jangan bilang atur ulang jadwal, kalau di Jakarta bisa seenaknya tapi di Jepang. Jadwal yang di konfirmasi jauh-jauh hari mana bisa di cancel.

Sabar Galuh maklum bosmu sudah berumur, untung dia kaya dan rajin perawatan kalau ndak kerutan diwajah gantengnya bakal kelihatan apalagi hobinya yang sukak ngomel-ngomel kayak mercon banting bikin Galuh gak kuku haishhh....baru tahu  kenapa Juna punya hobi  ganti-ganti  pacar ya karena penyakit pelupanya itu. Lupa punya pacar jadi cari yang baru terus.

"Jangan di batalin ya pak, saya udah susah-susah ngaturnya dan juga pesen geisha itu gak murah. Bapak gak mau rugi dong!!" Hobi kok main perempuan sama ke Club malam. Katanya gak mau serius dan gak mau terikat, yakin pak?? Bukannya karena gak ada yang mau karena burungnya sering kepake buat dicelupin ke lubang pelacuran dan gak ada wanita yang kuat dijejelin janji- janji manis gula tropicana slim yang akhirnya diingkari karena alasan dia amnesia.

"Yah enggak lah, saya gak mau rugi!!" Galuh tahu jika di singgung soal uang di bos tanggepnya cepet. Pak Juna itu tipe bos yang sangat efisien soal keuangan tapi kalau udah naksir cewek, semua kantong celana bisa di kuras habis isinya.

Kali ini Juna memilih memejamkan mata, dia pilih tidur menghemat tenaga daripada olahraga otot leher sama Galuh yang kelewat nyolot.
Sedang sang asisten memilih diam dan melihat gumpalan awan di jendela. Berharap perjalanannya lancar dan cepat mendarat di Jepang karena sungguh berdampingan duduk dengan bosnya membuat Galuh kehilangan 10 tahun umurnya.

"Kamu gak tidur, perjalanan kita masih jauh!" Kapan nih orang berhenti ngomong, kok matanya gak ketutup-ketutup.

"Enggak usah pak, ntar kalau saya tidur yang jagain bapak kalau di tabrak burung yang lewat siapa?" Juna terkekeh sendiri, sumpah kalau Galuh itu lucu sekaligus menyebalkan.

"Sambil jagain saya, kamu nonton aja nikmati fasilitas di kelas bisnis. Pesen apa yang kamu mau. Jarang-jarang kan kamu baik pesawat di kelas bisnis, naik apa kamu ke Jakarta. Bis kan?" Galuh jelas tersinggung tapi pak Arjuna berkata tak benar. Ia naik kereta ke sini.

assistanku putri keratonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang