Satu tangan Juna memegang setir, satunya lagi menggenggam tangan Galuh sambil sesekali mengecupinya. Rasanya masih seperti mimpi, gadisnya kembali.
Jelas ia bahagia setelah sebulan lalu Juna begitu merindukan dan meratapi kepergiannya. Tangan yang sedang ia genggam ini tak akan pernah Juna lepas lagi."Kamu tahu Aku takut laut dari siapa?". Budenya sama Kama saja bahkan tak tahu hal itu.
"Sumi, dia yang ngasih tahu". Dasar Sumi sahabat pengkhianat. Tunggu pembalasan Galuh. "Jangan marahin Sumi dia kan nglakuin semua itu karena sayang sama kamu". Gak akan marahin tapi cuma masukin dia ke kandang cicak, Sumi kan takut cicak.
"Gak akan aku marahin kok". Cuma bakal aku kerjain.
Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah masuk ke halaman rumah Ratih. Galuh yang ingin melepas sealtbelt tapi Juna menahannya.
"Apa pun yang akan terjadi nanti, apa pun pemberitaan media diluar sana. Tolong kamu percaya sama aku. Jangan dengerin orang lain". Galuh menatap mata Juna, ia yang tersihir dengan ketulusan kekasihnya hanya bisa menganggukkan kepala dan tersenyum.
"I love u".
"I love u too". Juna mencium Galuh , penuh kelembutan dan rasa cinta. Ia sangat mencintai gadis ini, ingin memilikinya, ingin tua bersama.
Tangannya pun tak diam saja ia membelai punggung Galuh, memperdalam ciuman mereka.Tok..... tok.... tok...
Suara ketukan di kaca mobil yang terdengar cukup keras menghentikan mereka yang tengah berciuman. Wajah seseorang sudah menempel erat pada kaca gelap mobil.
"Kalian keluar gak atau saya congkel kaca mobilnya!! ". Astaga itu Tari Majendra yg, sepertinya mereka sehabis ini akan di sidang habis-habisan. Juna dan Galuh kelabakan, cepat-cepat membenahi penampilan mereka dan segera membuka pintu.
Plakk...
Tamparan keras mendarat di pipi Galuh dan Juna terlambat mencegahnya.
" Apa yang mamah lakuin!! ". Jangan ditanya lagi, Juna sangat marah atas kelakuan ibunya . Tangannya terkepal erat, kalau saja Tari itu bukan ibunya sendiri pasti ia sudah membalas tamparannya dengan pukulan keras.
"Harusnya mamah lakuin itu dari dulu Jun, sama perempuan tak tahu malu ini. Denger ya kamu perempuan rendahan, Apa mau kamu mendekati anak saya? Uang?? Berapapun yang kamu minta akan saya kasih tapi jauhi anak saya!!". Galuh yang mendapat tampatan serta hinaan dari Tari Majendra hanya bisa menunduk sambil memegangi pipinya yang terasa perih.
Tari tak puas menghina Galuh. Ia ingin sekali menunjukkan kalau gadis rendahan seperti Galuh hanya akan jadi wanita rendahan atau malah simpanan. Namun ia merasakan tarikan kuat pada rambutnya yang tertata rapi.
Plakk.... Tari mendapatkan tamparan balasan dari Ratih. Musuh abadi, sekaligus istri kedua suaminya.
"Kamu ngomong apa sama ponakan saya? Perempuan rendahan kamu bilang, Galuh ini anak adik saya. Dia itu ningrat bukan kayak kamu cuma anak petani yang gayanya sok kaya lupa pernah miskin dan makan jagung kering!".Tari merasa terkejut mendengar pengakuan Ratih apalagi ia membahas masa lalu dirinya yang pernah jadi rakyat jelata. Namun kenyataan itu tak menyurutkan egonya untuk menghina Galuh lagi. Kenapa kalau ningrat, kini keadaan mereka sama.
"Ternyata ponakan sama budenya sama-sama pelakor, suka ngrebut lelaki milik orang, mau -maunya jadi wanita simpanan. Perempuan murahan!! Apa ini yang diajarkan keluarga Hadijoyo yang sok ningrat itu, para wanitanya hanya bisa jadi gundik!! (Pelacur) ". Cukup sudah, kesabaran Ratih telah diambang batas apalagi Tari sudah membawa- bawa nama keluarga besarnya . Di dorongnya tubuh Tari sampai terjerembab ke tanah lalu mendudukinya, sambil mencekiknya. Tari pun tak mau kalah, ia juga melakukan perlawanan. Rambut panjang Ratih ia tarik, hingga mereka berdua main jambak-jambakan. Dua wanita yang biasanya tampil elegan bak nyonya besar sekarang berubah menjadi kucing dan anjing yang berkelahi merebutkan sepotong daging.
KAMU SEDANG MEMBACA
assistanku putri keraton
RomanceHidup Galuh nyaris sempurna, lulusan sarjana hukum dengan status cumlaude, keturunan ningrat dari keraton, dan anak kesayangan. Hanya satu saja kekurangannya, kebebasan. Keputusan romonya untuk menjodohkan Galuh membuat gadis itu harus mengubur impi...