puncak

55.8K 5.3K 130
                                    


Arjuna walau mulutnya pandai bersilat lidah merayu perempuan tapi ucapannya bisa dipegang. Setelah 3 hari Galuh minta dicarikan orang sang bos sudah memberi informasi tentang alamat pacar sumi di kampung. Ternyata mas Rahman bukan orang Semarang tapi orang Bojonegoro. Dengan penuh amarah Sumi mengajukan cuti ke pabriknya mau nglabrak dan menagih uangnya ke kampung Rahman.

Jadi lah weekend Galuh sendirian di rumah. Mengepel lantai dan mencuci baju-bajunya yang menggunung belum lagi dia harus makan nasi bungkus ayam kremes yang tak lebih enak dari makanan buatan Sumi.

Sedang asyik menjemur pakaian ponsel di sakunya sudah berbunyi, bergetar hebat.

"Hallo, ini siapa ya?"

" Galuh ini saya bos kamu, Pak Juna."

"Hah? Maaf salah sambung . Saya gak kenal sama Pak Juna," Galuh menutup telponnya tapi baru beberapa detik telponnya berdering lagi.

"Iya hallo,"

"Galuh jangan isengin saya ya?saya tahu itu suara kamu," teriak Juna dan Galuh malah tertawa terbahak-bahak.

"Maaf pak, iya ada apa pak?" tanya Galuh tanpa dosa. Sebenarnya tadi dia males lihat nama si boss di layar hpnya. Demi Tuhan ini weekend, apa seminggu si boss belum puas nyiksa dirinya. Mau kualiti time buat diri sendiri masih di recoki, dasar si bos raja tega.

"Kamu siap- siap saya jemput, kirim alamat kost kamu. Kita ke puncak ada kerjaan disana. Nginep jadi jangan lupa baju ganti."

" Tapi...''

"Ini perintah luh, saya bayar uang lemburnya. Jangan nolak!!"

Tut..tut....tut

Belum juga Galuh menjawab tapi telponnya sudah diputus sepihak. Dia masih ambigu mau ikut apa nggak tapi mendengar kata terakhir berkaitan dengan uang. Mata Galuh langsung berbinar, ia memilih mengirim pesan ke sang bos. Memberitahu alamat kostnya dimana. Dengan senyum mengembang, ia memunguti jemurannya kembali dan bersiap menata pakaian.

Setelah alamat kos Galuh Juna dapat. Ia segera bergegas ke sana. Ternyata kost Galuh medannya tak bisa di lewati mobil karena gangnya terlalu sempit, sial memang

"Saya tunggu dijalan aja,mobil saya gak bisa masuk gang." Ia menelpon Galuh dengan perasaan dongkol. Kalau ia paksakan masuk gang, mobil mewahnya bisa baret.

"Iya pak tunggu bentar,saya kunci pintu dulu."

" jangan lama lama." Kelihatan sekali Galuh pasti di seberang sana sedang mengumpat, menyumpah-nyumpahi bosnya yang tak sabaran. Tak berapa lama Galuh muncul dengan memakai rok jeans selutut dan kaos warna merah muda berlengan panjang. Di punggungnya ada tas ransel bewarna coklat gelap. Lihat penampilan gadis itu begitu kontras dengannya yang memakai celana jeans krem dan hem putih berkerah. Juna seperti akan mengajak piknik cabe-cabean.

"Masuk!!" Perintahnya arogan, sumpah ini bosnya gak ada sikap manis-manisnya. Bukan pintu kek buat perempuan. Galuh tertawa dalam hati. Kalau perempuannya model papan atas udah pasti di bukan pintu plus di bukain hati. Dasar pilih kasih.

"Pak,Kita ngapain ya ke Bogor?" Tanya Galuh, ia penasaran weekend kan libur,ngapain ke Bogor coba?pake nginep lagi. Karena di muka sang bos gak mungkin ada niatan buat ngajakin asistennya liburan.

assistanku putri keratonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang