Juna kecewa

49.9K 4.6K 134
                                    


Galuh sudah berdandan cantik memakai, kemeja dan celana jeans bewarna biru laut. Karena hari ini adalah hari sabtu, seperti janjinya Galuh akan menginap di rumah bude Ratih. Meninggalkan Sumi yang jomblo malam minggu sendirian.

"Wes ayu,,, rak usah ngoco terus mengko kocone ndak nanges kalah roto (sudah cantik, jangan berkaca terus nanti kacanya bisa menangis karena kalah datar)". Galuh tak menggubris perkataan Sumi, dia malah masih menepuk pipinya dengan bedak.

"Ojo kandel kandel, dempulmu. Mengko ndak dikiro tembok (jangan tebel tebel Pake bedaknya entar dikira tembok). Karena Galuh masih tak bergeming, dengan usil sumi menyenggol tangannya saat sedang memakai lipstrik.

"Sumi... lipenku nyopret (sumi... lipstikku belepotan)". Dan tersangkanya hanya tertawa keras.

"Salahe kat mau, aku omong rak digagas. Sido nginep gon budemu? (salahmu, aku ngomong tapi gak diperhatikan, kamu jadi kerumahnya budemu)".

"Yow sido, biasane yoe ngunuh tow (ya jadi, biasanya juga gituh)".

"Dijemput masmu sopo jenenge, lali... (dijemput mas kamu, siapa namanya, lupa)". Sumi pura-pura lupa padahal sering nanyain mas Kama.

"Aku mangkat dewe ora dijemput mas Kama. Ngopo gelo? Kangen, suwe rak ngerti kangmasku tow (aku berangkat sendiri, orang dijemput masku, kenapa kamu kecewa karena gak pernah lihat?)".

"Gaklah, kowe saiki dianter jemput Karo bosmu terus.emang bos ngunuh kabeh Karo karyawane (kamu kok sekarang dianter jemput bosmu terus. Memang semua atasan begitu ya sama karyawannya)". Galuh nampak tersenyum simpul, sambil menyampirkan helaian rambut Sumi di belakang telinga.

"Rungoke ya sum, aku meh omong. Tapi ojo kenek serangan jantung (dengarkan ya sum, aku mau bicara, tapi kamu jangan sampai kena serangan jantung)". Sumi hanya mengamati kawannya itu sepertinya yang akan diucapkan Galuh adalah suatu hal yang penting.

"Aku karo pak juna pacaran sum (aku sama pak Juna berpacaran)".

"OPO?". Sumi malah berteriak. "Bocah gemblung kowe luh". Sekarang dia malah meneloyor kepala galuh. "Koe minggat, mergo wegah dirabeke,. Nang Jakarta pingin urip mandiri. Pingin kerjo... nyatane opo? Kw malah due pacar". (Kamu minggat karena tak mau di nikahkan, katanya mau mandiri, bekerja... Tapi Kenyataannya kamu Puny pacar) ". Galuh hanya bisa menunduk, Sumi lebih ngeri daripada ibu kalo sedang cerewet mode ono gini walau mereka umurnya sama tapi Sumi lebih seperti kakak bagi galuh. Sumi, menjaganya, memberinya tempat tinggal, memberinya rasa nyaman walau kadang dicereweti tapi Sumi tak pernah marah lama-lama.

"Kowe khianati aku luh, punya pacar tapi nggak ngajak". Hah,,,,emang piknik, ngjak..... ngajak... woalah Sumi juga pingin punya pacar to
"Masmu ponakan kae wes due pacar durung ya (saudara sepupumu itu sudah punya pacar belum ya?) ?". Wah, bener kan si Sumi diam- diam naksir mas Kama. Malu malu kucing garong...

"Orang ngerti sum, tapi jare Dylan ojo naksir wong ganteng, beratt akeh sing nyleding (gak tahu, tapi kata Dylan jangan naksir orang ganteng berat, banyak yang menghalangi) sumi berdecak sebal. Galuh temannya bukan? Kalo tahu naksir masnya mbok ya dicomblangin eh malah dipatahin semangat 45 nya. Sumi ngebet pengen cari suami buat diajakin pulang kampung.

"Wes ndang mangkato kono, konco kampret (segera pergi sana) Galuh hanya tertawa walau dia ngomong ke Sumi kayak gituh tapi Hatinya gak tega lihat Sumi jadi jomblo. Nanti kalau dia sudah sampai ke rumah budenya ia bakal ngomong, tanya mas Kama punya pacar apa belum.

################

"Bude, masak apa sini aku bantu". Ratih menoleh, keponakan perempuannya sudah datang. Hangat perasaannya, setidaknya Galuh bisa mengobati rasa rindu terhadap KAlla. Dengan cekatan Galuh meletakkan tasnya tepat di atas kursi dapur.

assistanku putri keratonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang