makan siang berasa perang.

58.4K 5.4K 110
                                    


Makan siang tadi rencananya Galuh pingin makan di kantin dengan membawa bekal dan membeli tambahan lauk tapi rencananya terasa sia-sia karena paksaan Arjuna. Dia jadi makan nasi, ampela ati sambel ijo dan daun singkong bumbu kuning khas Padang.
Dan bekal tempe kering sambel teri buatan sumi yang enaknya ngalahin masakan Farah Quin terpaksa kesingkir.

"Kamu tahu gak pake tangan buat makan itu surganya dunia," Ucap Juna sambil memasukkan nasi ke mulut setelah itu menjilati jemarinya yang terdapat sisa sambel ijo. Makan pakai tangan memang enak tapi kalau adegan jilat-menjilat tetap saja menjijikkan. Galuh sudah di ajari adab makan dari kecil ala keraton. Makan bisa menggunakan sendok ataupun tangan tapi larangan keras berdecak saat makan, menjilat tangan ataupun sendok, menyeruput kuah hingga berbunyi dan di larang berbicara saat makan. Juna kalangan atas tapi tablet mannernya nol.

"Surga dunia kalau makan gak bayar." Paling enak di sini Galuh makan gratis dan memilih lauk sesuka hati.

"Makan yang banyak, saya tahu kamu kurang gizi. Maklum kamu anak kos irit-irit kan kalau beli makan". Salah, Galuh malah gak pernah jajan karena Sumi selalu masak. Soal biaya makan mereka kan patungan termasuk juga biaya kos. Jadi ingat Sumi yang tak henti-hentinya menangis karena duitnya di tilep sang pacar.

"Bapak kan berkuasa, kenalannya banyak, terus bapak kan koneksi luas kerjasama sama beberapa perusahaan besar terus bapak itu ganteng pacarnya cantik-cantik. Kalau bapak datang ke kantor tuh para karyawan perempuan gak berkedip ngelihat bapak. Bapak tahu nggak sih kalau bapak itu hubby wanna be". Puji Galuh karena ada maunya. Ia ingin menggiring sang bos agar mau membantu masalah Sumi.

"Hubby wana Be? Jangan kira saya mau jadi suami kamu ya!" Galuh mendelik, siapa juga yang mau jadi istri pria kelewat matang. Udah gituh tukang tebar pesona, banyak ceweknya dan juga pelit bin medit.

"Yah nggak lah pak, saya tahu diri. Saya cuma remahan rempeyek bila di sandingkan sama bapak." Ih males juga kali punya pasangan yang narsis sama sok ganteng. Walau Galuh akui emang ganteng tapi nggak juga kali tiap dateng berkaca di pintu lift.

"Terus niat kamu muji saya apa? Bau-baunya kamu ada maunya."

"Ih selain ganteng bapak juga pinter. Gak salah dong kuliah ke luar negeri, gak ngabis-ngabisin duit aja." Pujinya sengit.

"Yah itu kan kamu!"

"Bapak bisa bantuin saya nggak cari orang?" Tanya Galuh penuh harap. Siapa tahu si boss bisa bantu kan bosan tiap hari lihat Sumi lemah letih lesu karena habis kena tipu pacar palsu. Kan Sumi jadi malas masak.

"Saya bukan pusat informasi orang hilang, kalau mau cari orang ke kantor polisi sana." Ya Tuhan setelah pujian tingkat dewa si bos tetap aja mode bibir minta di tabok  tapi gimana lagi Galuh butuh bantuan, perang mulutnya besok- besok aja deh. Galuh ngomong aja jujur siapa tahu hati Pak Juna luluh lantah dengar cerita yang sebenarnya.

"Temen saya ada masalah pak, dia di tipu uangnya dibawa kabur. Kita mau cari informasi tentang orang yang gondol uangnya gak bisa. Hrd pabriknya gak kasih alamat yang nipu itu," Galuh berupaya menjelaskan masalah yang dialami Sumi walau harapan di hatinya untuk di bantu Arjuna semakin menipis saja.

"Temen kamu cewek apa cowok?" Juna penasaran sampai segitunya si asisten minta bantuan, jangan bilang temennya cowok dia gak bakal ngasih tolong.

''Cewek, uangnya di bawa pacarnya kabur. Katanya buat pulang kampung tapi cowoknya gak balik- balik, "Cerita Galuh lesu karena semalaman terganggu tidurnya karena Sumi selalu menangis mengingat uangnya.

"Brengsek." Juna menggebrak meja, bukan cuma Galuh yang terlonjak kaget tapi pengunjung lainnya juga." Ada laki-laki kayak gituh? Laki-laki rendahan, gak tahu adat." Kenapa si bos malah marah-marah.

assistanku putri keratonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang