Mimpi atau nyata

42K 4.5K 129
                                    


Begitu Juna terbangun, pening menghantamnya. Kepalanya benar-benar pusing. Huh bahkan sekarang dia masih di bawah pengaruh alkohol. Sampai melihat Galuh, gadis yang amat dirindukannya ada di depan mata. Juna... Juna... lama lama kamu bisa gila.

"Pagi". Sapa Galuh ramah dan Juna sendiri malah mengguncang-guncang kepalanya. "Karena kamu sudah bangun. Ini bubur sama obatnya dimakan dan istirahat". Eh kalau cuma halusinasi kenapa bayangan Galuh bisa ngomong dan malah beranjak pergi,nggak boleh. Tiba-Tiba Juna menarik tangan dan memeluk tubuh Galuh erat erat. Menghirup aroma tubuhnya dalam- dalam, gadis itu ada bersamanya.

"Jangan pergi!! Aku tahu walau kamu cuma bayangan atau ini cuma mimpi. Aku berusaha untuk gak lepasin kamu untuk yang kedua kalinya". Apa yang Juna katakan?? Bayangan, mimpi? fix orang ini masih mabok sampai otaknya berceceran, lupa dipungut. Ok...Galuh akan ikut apa maunya. Si Juna mungkin masih setengah teler makanya ngelantur gak bisa bedain dunia nyata sama ilusi.

"Aku gak bakal pergi tapi lepas dulu, kamu harus makan sama minum obat". Dirayu supaya dia mau makan dan minum obat,
Lelukan yang erat Itupun mulai mengendur. Juna malah tersenyum ke arahnya, senyuman yang mampu menggoyahkan keyakinan Galuh.
"Aku suapin, kamu makan ya?". Disendoknya banyak banyak agar bubur Itu cepat habis. Habis itu minum obat supaya Galuh bisa cepat pergi dan menyelamatkan hatinya.

"Sayang,buburnya pahit. Dikit... dikit... aja". Astaga lihat Juna merajuk kenapa malah makin unyu sih, jantungnya bertalu-talu, hatinya ingin sekali memeluk tubuh Juna yang menyedihkan sayu dan masih bau orang habis teler.

Butuh waktu agak lama agar bubur itu habis.
"Obatnya diminum". Juna mengambil obat dan air putih, meneguknya hingga tandas. Pasti obatnya sudah Mulai bereaksi. Tak sabar saja Galuh mau melangkah pergi walau jujur berat meninggalkan Juna dengan keadaan seperti ini.

Tak lupa ia membenarkan letak bantal dan selimut milik Juna. Membantu lelaki itu berbaring. Ia kira dalam hitungan detik obat itu akan bekerja tapi salah, mata Juna masih memandangnya tak mau berkedip sekalipun, takut Gadis itu akan menghilang.

"Sini temani aku tidur". Juna menepuk ranjang sebelahnya, menyuruh Galuh untuk ikut berbaring dan untuk kesekian kalinya kepintaran Galuh tak bertambah, malah dengan bodohnya menuruti perintah Juna. Sehingga mereka tidur berhadap- hadapan. Mengunci pandangan satu sama lain. Semoga saja tak ada setan lewat.

"Kenapa kamu semalam mabuk?hmm..?".

"Aku kangen sama kamu, kamu ngilangnya kelamaan?". Sudut mata Juna berair tak sampai hitungan detik air matanya sudah membasahi pipi. Lelaki sehebat Arjuna Majendra bisa menangis karena gadis seperti dirinya. Galuh terharu mulai ikut menangis juga, tapi tetap saja perasaan mereka salah.
"Jangan pergi, aku bisa gila kalo gak lihat kamu".

"Aku gak akan pergi, aku di sini kan sekarang". Galuh mengusap pipi Juna dengan lembut, mendekatkan wajahnya mereka. Mengecup bibir lelaki itu lalu melumatnya untuk  melepas rindu.
"Aku cinta sama kamu".

"Aku lebih cinta sama kamu". Juna mendekap tubuh kurus Galuh erat- erat meletakkan kepalanya di atas dada milik sang gadis seperti seorang anak yang rindu akan dekapan sang ibu.

"Kalaupun ini cuma mimpi aku gak mau bangun". Galuh terhentak saat kepala Juna semakin menekan dada miliknya.

"Makanya jangan bangun". Dengan penuh perasaan Galuh mengusap kepala Juna. Menyisir setiap helai rambutnya, mengantarkan sang lelaki masuk ke alam mimpi. Dengkuran halus dan teratur sudah terdengar, obat itu ternyata cukup ampuh, pelan-pelan Galuh menggeser tubuhnya. Melepas pelukan erat itu

"Met tidur, anggep tadi cuma mimpi". Ia mengecup singkat bibir   sang Arjuna lalu berjalan keluar kamar. Semoga saat bangun Nanti Juna tak ingat pernah bertemu dengannya, dan menganggap semua ini cuma bunga tidur.
🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍉🍉🍉🍉

Kenapa cuma dikit?? Ini potongan yang kemarin. Ntar malam minggu update lagi. Bonus karena besok aku libur

Jangan lupa vote dan komentarnya!! Tak tunggu loh💎💎💎💎💎💎💎

assistanku putri keratonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang