Menjauhimu, sang pembuat nestapa

42.3K 4.3K 149
                                    


Satu tangan Juna menggandeng tangan Galuh, satunya lagi menenteng kresek makanan. Mereka berjalan sepanjang koridor rumah sakit. Dari kejauhan sudah nampak Krisna Majendra sedang duduk di depan ruang rawat inap.

"Kok papah disini?".

"Ada Roxanne di dalam, kamu udah di tungguin dari tadi". Begitu nama Roxanne disebut Galuh nampak murung lalu melepas genggamannya pada tangan Juna. Dia seperti tengah mengklaim milik orang lain untuk menjadi miliknya.

"Bude bawain makanan buat pakde kita makan di kantin aja sekalian beli minuman". Ajak galuh dengan nada ucapan yang di buat seceria mungkin. Ia tak mau ketemu Roxanne maupun Tari Majendra. Lukanya kemarin masih basah, tak siap jika dilukai kembali.

Krishna beranjak pergi sambil menepuk bahu putranya untuk memberi semangat.

"Yang sabar ngadepin mamahmu". Kemudian lelaki paruh baya itu menggandeng tangan Galuh, berjalan menjauh. Krisna sudah banyak makan asam garam kehidupan. Melihat gelagat putra pertamanya yang selalu membahas Galuh, mencari gadis itu setiap berkunjung ke rumah Ratih. Ia jadi curiga, hubungan mereka bukan sekedar atasan dan bawahan apalagi melihat sejoli itu yang senyum sambil bergandengan tangan.

Juna malas masuk ke ruang rawat kalau hanya akan melihat wajah Roxanne dan mamahnya. Tapi melihat mendung hitam diwajah Galuh, ia jadi punya keyakinan kuat kalau dia harus menghadapi dua perusak kebahagiaan nya dulu baru bersatu bersama gadis yang dia cinta.

Ceklek

"Eh Juna udah dateng tan". Tari dan Roxanne tampak bahagia menyambut kedatangan Juna dengan senyuman lebar. Sedang orangnya sendiri bermuka masam.

"Mamah udah sadar?".

"Iya... mamah kamu sudah sadar, tadi aja aku suapin makannya banyak".

"Iya tadi Roxanne bawa makanan kesukaan Mamah". Cih Mereka berdua kompak sekali, saling membela dan memuji.

"Mamah jangan makan sembarangan. Ingat tekanan darah mamah tinggi!".

"Tenang Jun, aku bawain makanan healty food kok". Mau itu makanan sehat kalau yang bawa Roxanne udah pasti beracun, meracuni otak mamahnya.

"Kamu bisa Keluar sebentar?!". Tanya Juna pada Roxanne.

"Tentu, maaf ya tante Roxanne keluar dulu sama Juna". Tari tersenyum bahagia, apa yang diinginkannya terkabul. Juna dan Roxanne begitu serasi bila bersama. Tak tahu saja kalau Juna sedang menabuhkan genderang perang.

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Layaknya putri yang baik. Galuh menyiapkan makanan untuk Krisna Majendra tak lupa memesan sebotol besar air mineral. Ia dengan telaten menata makanan ke dalam piring. Galuh kan gak bisa masak tapi kalo cuma ngambilin makan dia bisa.

"Ini wortel potongan kayak gini pasti kamu yang iris?" Tebakan yang benar. Omong saja wortel itu jelek potongannya gak simetris.

"Iya pakde". Jawab Galuh sambil nyengir. Ia tahu diri bahwa masak adalah bidang kelemahannya.

"Sambelnya asin. Kamu yang buat?". Galuh menggeleng.

"Bukan pakde, yang buat tadi mas Juna ".

"Anak itu pasti kebelet kawin apalagi kan dia sudah bertunangan". Wajah Galuh langsung durjana. Saat berada di samping Juna ia tak sadar ada penghalang yang jelas. Status tunangan orang yang melekat pada Juna yang tak bisa disangkal. Sedang saat jauh begini Galuh sadar, pikirannya kembali terbuka. Bahwa status mereka itu abstrak, Galuh cuma simpanan. "Kamu betah kerja sama Juna?". Pertanyaan yang menyentakkannya dari lamunan.

assistanku putri keratonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang