Pandangan Juna tak mau lepas dari Galuh yang jaraknya lumayan jauh. Juna nekat membelah lautan manusia demi menyelamatkan Galuh dari lelaki-lelaki bejat yang bertebaran di dalam Club. Mana Galuh cantiknya maksimal, agak berdandan sedikit tebal walau masih mengunakan kemeja kantor.
"Kamu mau samperin mereka Jun?".
"Kita ikut sekalian ya? Kenalan sama karyawan-karyawan kamu".
Di larang pun sia-sia. Kedua kawannya itu mengikuti langkahnya dari belakang. Mata Juna fokus mengunci pandangan pada seorang gadis manis berlesung pipi yang sedari tadi mengumbar senyum. Senyum manis kayak madu itu kan sayang kalau di bagi-bagi. "Ck..".
"Ngapain kalian di sini?". Sapa atau lebih tepat sebuah nada bentakan Juna pada semua karyawannya. Antara amarah dan sebal dia melihat beberapa karyawannya yang tengah menikmati musik.
"Hah? pak Juna!!". Pekik Dian kaget namun segera menormalkan nada bicaranya. "Kita ke sini buat seneng seneng lah pak". Petty yang sadar bosnya datang, segera menghentikan tarian erotisnya dan turun dari atas tiang pole dance.
"Pak Juna lupa hari ini kan saya resmi keluar jadi saya ajak teman-teman ke sini setelah kita makan-makan tadi". Juna lupa hari ini hari terakhir Sarah bekerja. Berarti yang membawa Galuh ke sini adalah Sarah. Buat apa pecat dia, wong orangnya juga udah keluar.
"Maaf, saya lupa". Bagaimana pun juga Sarah sudah lebih dari 5 tahun jadi sekretarisnya, kinerjanya baik walau anak itu agak genit dan suka sekali mengumbar dada. Sayang selama 5 tahun Juna tak tertarik dengan Sarah. Karena baginya kinerja Sarah yang mumpuni janganlah di rusak dengan skandal hubungan pribadi mereka.
Mengingat itu pandangan Juna mengarah ke Galuh, untuk si manis tentunya nasibnya akan berbeda. Jujur Juna menaruh hati pada Galuh parahnya Juna cemburu berat setiap ada laki-laki yang mendekati gadis berusia 22 tahun itu. "Untuk menebus ketidak hadirkan saya tadi. Gimana kalau saya traktir kalian di Club. Makan atau minum sepuasnya, biar bilnya saya yang bayar".
Rejeki nomplok, semua karyawannya bersorak senang kecuali Galuh yang malah menatapnya jengkel. Dasar playboy busuk, lupa perpisahan sekretarisnya sendiri malah seneng-seneng di Club sama perempuan.
"Wah kita jadi keenakan nih pak boss". Timpal suara seorang karyawanlaki-laki. Sedang Juna hanya tersenyum. Ia sudah jadi bos yang baik bukan di depan Galuh?.
"Jun, kenalin karyawan kamu sama kita". Pinta Daniel sambil menyikut pinggang Juna. Juna menggeram pelan lalu menyanggupi permintaan Daniel. Dasar kadal, kalau lihat barang baru langsung sisi penjantan kurang belaian bangkit.
"Oh iya kenalkan dua teman saya Daniel dan Ale". Beberapa karyawannya hanya melambaikan tangan lalu Daniel maju duluan menjabat tangan Petty agar tak keduluan Ale. Dia tertarik dengan gadis yang memiliki lekuk indah dimana-mana. Juna sudah hapal perangai temannya hanya menggeleng pelan.
"Manis, nama kamu siapa?". Juna mendongak, siapa lagi kali ini yang jadi incaran Ale. Namun ketika melihat siapa perempuan yang di jabat oleh Ale. Nafas Juna langsung berhenti.
"Galuh". Kenapa dari semua karyawannya, Ale malah mengincar Galuh yang notabene adalah pujaan hatinya. Ale belum pernah ternyata di getok dengan tiang pole dance.
"Kamu bagian apa di kantor Juna?".
"Dia asisten gue". Belum juga Galuh menjawab namun Juna terlebih dulu menghadang, menampik uluran tangan Ale dengan agak keras.
"Asisten loe, sejak kapan? Bukannya asisten loe cowok". Juna tak mau berbasa-basi, jika miliknya di usik maka jelas Juna tak akan suka. Miliknya? Pikiran Juna tersenyum mengejek, jadian aja belum kok bisa ngecap hak milik sok pede loe Juna!! . Ia menarik pergelangan tangan Galuh, menyeretnya agar ikut serta keluar
KAMU SEDANG MEMBACA
assistanku putri keraton
RomanceHidup Galuh nyaris sempurna, lulusan sarjana hukum dengan status cumlaude, keturunan ningrat dari keraton, dan anak kesayangan. Hanya satu saja kekurangannya, kebebasan. Keputusan romonya untuk menjodohkan Galuh membuat gadis itu harus mengubur impi...