"Ach.... ". Galuh meredam teriakannya di dalam bantal, wajahnya ia tenggelamkan lalu menghentak hentakkan kakinya sendiri. Rasanya malu sekali di cium dan di remas oleh pak Juna walau tidak bisa di pungkiri kalau ia menikmatinya. Sumi yang baru saja pulang dari rumah temannya, mengerutkan dahi ketika melihat teman satu kamarnya bertingkah layaknya orang gila." heh, kowe ngopo luh?(kamu kenapa luh?)". Sumi mencoba menyentuh kening Galuh. Gak panas, suhu tubuh temannya normal.
Galuh yang risih, menepis tangan sumi."gak popo". Galuh menghembuskan nafas berat,apa ia harus cerita ya sama sumi tentang apa yang ia alami.
"Sum, kamu pernah jatuh cinta sama orang yang salah ?".Sumi memutar bola matanya dengan malas." Opo kw lali goro goro cinta aku di apusi wong lanang(apa kamu lupa,karena cinta aku dibohongi lelaki)?''.
"Hehehe". Galuh ingat betul hampir saja duit Sumi melayang gara-gara mahluk bernama pacar.
"Kalau enek wong lanang cium kw ping pindo artine dee seneng ora mbi kw?(kalau ada lelaki cium kamu dua kali, artinya dia suka kamu apa nggak)?".
"Iki dudu Jogja luh, Jakarta wong isoh kelonan tanpa nggo roso(ini bukan Jogja, di Jakarta orang bisa tidur bersama tanpa rasa suka)". Mulut Galuh menganga, kenapa omongan Sumi selalu benar dan buat dia kayak orang goblok. Pak Juna kan buaya darat, udara dan air. Mana bisa ciuman itu di anggap cinta apalagi ada adegan meremas-remas yang Galuh tak bisa di lupakan. Laki-laki itu nafsu maju duluan baru perasaan. Kenapa sih otak dan alat kelamin laki-laki tak di taruh berdekatan saja.
***********
Raden Aryo Sutedjo menikmati sebuah langgam Jawa yang di putar melalui piringan hitam sambil duduk dikursi goyangn. Matanya tertutup, menikmati bait demi bait langgan yang di putar, sesekali dengan merdu ia menyanyikannya. Namun suara sapaan anak laki-lakinya terpaksa membuatnya terjaga.
"Sugeng ndalu Romo (selamat malam Romo) ". Saka menyalami tangan ayahnya sebagai salam hormat.
"Kenopo kowe bengi-bengi mrene?".
"Kulo gadah kabar saking Galuh (saya dapat kabar dari Galuh) ". Mendengar kabar dari putrinya, Tedjo langsung beranjak dari kursi goyang. Semoga kabar yang di bawa putranya adalah kabar yang menyenangkan.
"Awakdewe ojo ngomong nang kene, mengko ndak ibumu krungu(kita jangan bicara disini,nanti didengar ibumu.)". Mereka berdua berjalan menuju ruang pribadi milik Tedjo. Membicarakan urusan yang menurut mereka urgen.
Tedjo sudah duduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu jati pilihan begitu pula putranya.
"Romo, nopo panjenengan gadah sanak sing nami nipun Ratih? (Romo, apa anda punya saudara yang namanya Ratih?) ". Tanpa basa-basi, Saka langsung bertanya tentang seorang perempuan yang mengiriminya sebuah pesan email melalui akun restoran.
Punggung Tedjo menegang, ia seperti tertimpa bongkahan batu yang cukup besar. Memorinya memutar kembali ingatan yang tak ingin ia gali. Rasanya hatinya begitu teramat kecewa mendengar nama perempuan tak punya adat itu di sebut. "Due, iku sanake ibumu (ada, itu saudara ibumu) ". Jawabnya lirih.
"Kulo angsal email saking Ratih, ngabari nek Galuh wonten Jakarta (saya dapat email dari Ratih mengabarkan jika Galuh berada di Jakarta) ". Tangan Tedjo melayang ke udara, menghentikan ocehan Saka.
"Cukup!! Aku wes ngerti saiki kudu ngopo (cukup, sekarang aku tahu harus berbuat apa) !".
"Nyusul Galuh ten Jakarta Romo (menyusul Galuh ke Jakarta romo) ?".
"Ora, ben adikmu neng kono sik (tidak, biar adikmu di sana dulu) !". Sebagian hati Tedjo lega sekaligus cemas. Galuh berada di Jakarta, harusnya ia segera menyusulnya dan menyeret putrinya pulang namun Galuh harus tahu sedikit rasanya hidup. Merasakan yang di namai kebebasan, di hati kecil Tedjo percaya bahwa putrinya bisa menjaga diri. Soal Ratih, bagaimana pun juga perempuan itu adalah kakak istrinya sekaligus bude bagi Galuh. Biar putrinya ia titipkan dulu ke wanita itu. Masalah mereka di masa lalu hanya akan jadi sebuah kenangan pilu, yang akan terasa janggal jika di bawa ataupun di hitung sebagai dendam. Umur mereka sudah sangat senja bila berdebat atau berpikiran sempit dengan mengenang luka lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
assistanku putri keraton
РомантикаHidup Galuh nyaris sempurna, lulusan sarjana hukum dengan status cumlaude, keturunan ningrat dari keraton, dan anak kesayangan. Hanya satu saja kekurangannya, kebebasan. Keputusan romonya untuk menjodohkan Galuh membuat gadis itu harus mengubur impi...