14. Play Station

1.5K 87 4
                                    


Lensi memutar kedua bola matanya malas dan menangkap tas aldriel "Kebiasaan seorang Aldriel Nathaniel Stainly menitip tas kepada Allencia Gabrielle Alexander" cerocos lensi.

Membuat aldriel gemas dan mencubit kedua pipi lensi.

"Aw, sakit somplak" ucap lensi sambil memegang kedua pipinya.

Aldriel terkekeh.

"Lo mau ngapain sih kelapangan, dihukum? Ck hidup lo ya penuh hukuman, kasian" ejek lensi.
Aldriel menarik pelan hidung lensi.

"Lo tuh ya, negatif thinking mulu sama gue" ucap aldriel sambil melepaskan tangannya yang menggapit hidung lensi.

Lensi mengelus hidung mancungnya "Ya ampun hidung gue, maafin bunda ya nggak bisa jagain kamu dari tangan nakalnya aldriel" ucapan lensi yang seperti ibu mengajari anakknya membuat aldriel semakin gemas.

Aldriel tertawa lepas membuat lensi cemberut.

"Tuh kan kita diketawain, omnya nakal ya" ucap lensi denga nada sedih sambil mengelus-elus hidungnya.

"Dasar cewek somplak" ejek aldriel membuat lensi melotot.

"Gue mau basket sama anak-anak lo mau ikut nggak?" tanya aldriel.

Lensi terlihat berfikir, setelah itu mengangguk menerima ajakan aldriel.

"Oke daripada gue sendirian disini, nanti ada yang nyulik gue kan berabe urusannya" ucap lensi sambil memasang wajah ngeri.

Aldriel menoyor kepala lensi pelan "Siapa yang mau nyulik cewe cerewet kayak lo"

"Gapapa yang penting gue cantik" ucap lensi lalu menaruh tas aldriel asal dan berjalan mendahului Aldriel.

Aldriel tersenyum menatap punggung lensi yang semakin menjauh.

Aldriel menepuk jidatnya "Lah perasaan yang ngajak kan gue, kenapa gue yang ditinggalin" gerutu aldriel dan langsung mengejar lensi.

*******


"AYO AL, REBUT BOLANYA, AHH PAYAH LO"

"ITU ITU KEJAR CEPETAN, AAAAA.. ITU REBUT BOLANYA"

"NAH GITU LEMPAR KE TEMEN LO RIEL LEMPAR, YA KAYAK GITU"

"MASUKIN RIEL MASUKIN KE SANA, YEEE MASUK!! GITU AJA LAMA LO"

Teriakan histeris lensi begitu menggema dilapangan basket.
Aldriel berdecak "Ck gila, suaranya toa banget sumpah" ucap aldriel.

"Gitu gitu lo suka keles" jawab vano membuat aldriel terkekeh.

"Kalo ada tanding basket gue ajak dia aja kali ya, satu aa cukup kayaknya haha...?" ucap aldriel sambil tertawa.

"Lo kira suara lensi apaan, ngaco aje lo" ucap vano.

"Eh itu bukannya si farhan anak baru itu kan kenapa dia ngehampirin lensi?" tanya reno sambil menunjuk farhan dengan dagunya.

Aldriel mengikuti arah pandang reno. Sakit, itulah yang Aldriel rasakan saat ini melihat orang yang dicintainya sedang becanda tawa dengan orang lain.

Vano yang mengerti perasaan aldriel memberikan semangat pada sahabatnya itu.

"Lo belum terlambat riel, lo perjuangin dia" ucap vano sambil menepuk bahu aldriel.

"Tapi yang slalu ada dihati lensi cuma farhan van" ucap aldriel lirih.

*****

"BANG!!" teriak gerald ketika melihat aldriel berjalan kearah parkiran.

"Apa sih beo, lo kira gue kang ojek apa lo panggil gue bang, muka ganteng gini lo panggil bang" gerutu aldriel.

The Sincerity Of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang