39. Penghianatan

1.3K 63 7
                                    

"Ternyata, penghianatan sahabat lebih menyakitkan dari pada penghianatan cinta"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata, penghianatan sahabat lebih menyakitkan dari pada penghianatan cinta"

-Allencia-

*******

"Dan--- ngebuat lo cinta sama gue"

"Dan--- ngebuat lo cinta sama gue"

"Dan---ngebuat lo cinta sama gue"

Kata-kata itu terus menghiasi setiap pikirannya.

Entah mengapa ia selalu mengingat kata-kata itu. Bahkan sampai terbawa mimpi.

Saat ini hari libur, Lensi hanya berdiri di balkon kamarnya sambil tersenyum tidak jelas.

Mengingat hal yang menurutnya sangat romantis kemarin malam.

"Aaaaaaaa.... Gue seneng" pekik Lensi sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Woii masih pagi jangan teriak-teriak nggak tau orang lagi tidur apa. Dasar kakak nggak punya perasaan" teriak Gerald dari balkon sebelah karena kamarnya di samping kamar milik Gerald.

Lensi tidak menghiraukannya. Ia masih saja membayangkan betapa indahnya cinta jika miliki cowok seperti itu.

Lalu raut wajahnya berubah menjadi sendu. Ia ingat bahwa ia bukanlah siapa-siapa.

Ia sadar, ia bukanlah milik Aldriel tetapi milik Gerald. Andai saja waktu tidak mengembalikan cinta lama itu, mungkin saja ia bisa bersama seseorang yang sekarang memenuhi pikirannya.

Tok tok tok

"Sayang sarapan dulu, kamu sudah bangun, kan?" Teriak Vania dari luar membuat Lensi tersadar dari lamunannya.

"Iya ma" jawab Lensi dari dalam. Lalu berjalan mendekati pintu dan membukanya.

Tampillah wanita cantik dengan gaun hitam yang di kenakannya semakin mempercantik wajahnya.

"Sekalian bangunin adik kamu ya, mama nggak kuat kalo ngebangunin anak itu. Pusing pala mama, pasti 5 menit, 4 menit dan seterusnya" ucap Vania sambil memegang kepalanya.

Lensi terkekeh. "Ih mama lebay. Iya nanti Lensi bangunin" jawab Lensi sambil tertawa.

"Yaudah mama tunggu di bawah ya" ucap Vania lalu menuruni anak tangga.

Lensi mengangguk meskipun Vania tidak melihatnya.

"BI udah siap semuanya?" Teriak Vania kepada pembantu rumah tangga saat ia menuruni tangga.

"Sudah nyonya" jawab pembantu itu sambil menunduk sopan.

Lensi bersiap-siap turun ke bawah. Tak lupa juga ia membangunkan Gerald.

Saat ini, ia sudah berada di dalam kamar Gerald. Ia menggelengkan kepalanya melihat kondisi kamar itu.

Baju kotor menggantung di sofa, buku berserakan di lantai, topi tergeletak di bawah ranjang, gitar tergeletak di lantai di samping ranjang.

The Sincerity Of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang