Prolog

5.7K 422 274
                                    

💜Happy reading💜

"Tak ada alasan yang lebih indah untuk bersama kecuali karena Allah SWT."

~Putri Maharani~




____


"ITUH Ran..Yang pake baju koko putih, ganteng nggak?"

"Hah?" Rani menoleh demi mendengar seruan sahabatnya seketika. Kemudian melongokkan kepalanya ke arah jendela. Ke arah yang dimaksud sahabatnya."Ohh ... yang itu, Im." Rani mengangguk mengerti.

"Iyah, itu yang dijodohin sama Fida. Menurut kamu gimana?" Ima menoleh demi melihat reaksi Rani. Namun nihil, sama saja. Rani tetap terlihat biasa saja.

"Hm....Menurut aku, lumayan kok." Rani berkata sejujurnya."Kalo kamu?" lanjutnya.

"Sama eh, lumayan juga." Terdengar suara Ima tertawa kecil.

Rani menunduk menatap lantai yang di pijaknya,"Anak pondokkan?" tanyanya kemudian.

"He-eh, sama-sama mantan anak pondok jadinya, ck." Jawab Ima.

"Haha ... " Rani tertawa menanggapi. Tapi tawanya terdengar begitu hambar bagi dirinya sendiri.

Namun meski begitu Ima tetap ikut tertawa juga.

Dan sedetik kemudian Ima berhenti tertawa. Raut wajahnya berubah seketika, seperti sedang berfikir keras."Dan sekarang cuma tinggal kita berdua," lirihnya pelan.

Rani terperangah mendengar ucapan Ima. Kalimat Ima membuatnya tersadar akan sebuah mimpi paling buruknya. Ia tersenyum miris kemudian.


____

"Ekhem ... Fid cieee."

"Asal kalian tauk. Masa Fida dandan ajah setaun. Aku sampe kesel yang nungguin."

"Ck, pantesan bedaknya tebel bangett."

"Hihiw ... Pasti buat calon eh."

"Gimana sih, Fid? tuh tunangan kamu belom diambilin makan. Ambilin sana!!"

"Iyah kasian tuh belum makan, gara-gara nungguin kamu dari tadi."

"Tauk ih, nggak perhatian banget jadi calon."

Begitulah keributan yang Rani dengar pagi ini. Teman-temannya yang senang mengolok-olok Fida hingga membuat Fida bersungut-sungut kesal karenanya.

Rani hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Sana, Fid! ditungguin juga dari tadi."

"Ishh kalian nih berisik banget dari tadi." Sungut Fida."Bisa diem nggak, sih?" Fida terlihat mulai frustasi.

Namun teman-temannya bukannya diam malah kian tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Fida saat ini.

Sampai ketika Ummi memanggil mereka semua untuk membantu merapikan rumah sehingga membuat Fida akhirnya bisa bernapas lega, meski masih terdengar cekikikan teman-temannya di belakang. Tapi itu saja sudah cukup membuat Fida mengucap syukur berkali-kali dalam hati.

"Tauk nggak, kenapa kita disuruh beres-beres rumah kek gini?" Fida berseru memecah keheningan.

"Emangnya kenapa?"

"Ya ampun, yahh biar rumah bersih lah, Fid. Pake nanyak segala kek anak TK deh, ck."

"Ohh....Biar nggak kotor pasti."

"Yehh ... Emang biar bersih sama nggak kotor apa bedanya, sih?"

"Haha, iyah juga yah."

"Aduhh....Kalian nih kalo nggak tau lebih baik diem aja deh!" Fida mulai kesal akan keributan yang dibuat teman-temanya.
"Asal kalian tauk, katanya nanti malem ada tamu loh." Tutur fida memberitahu.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang