Part 11:Berbeda pendapat

1K 146 21
                                    



💜Happy Reading💜



"Terkadang diam adalah suatu pilihan yang tepat. Ketika pembicaraan hanya akan membuat semuanya menjadi kacau."

~Putra Angganiar Pratama~







____






"KITA cari masjid terdekat dulu," ucap Angga sambil melajukan mobil dengan kecepatan normal.

Rani mengangguk setuju.

Mereka akhirnya sepakat berhenti disebuah masjid yang begitu unik bagi Rani. Pasalnya hampir seluruh bagian masjid itu didominasi dengan warna merah, hijau dan kuning.
Ornamenya kental nuansa Tiongkok lama. Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda. Terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafadz Allah dalam huruf arab di puncak pagoda. Disisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk sebagai pelengkap bangunan masjid.

Rani bertanya penasaran tentang sejarah Masjid Cheng Ho kepada Angga. Dan cowo itu dengan senang hati menjelaskan. Bahwasanya Masjid Cheng Ho atau juga dikenal dengan nama Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya ialah bangunan masjid yang menyerupai kelenteng(rumah ibadah umat Tri Darma). Selama Rani menetap di Surabaya. Ia tidak pernah sekalipun memasuki masjid ini. Masjid yang kata Angga begitu terkenal di kota Surabaya. Rani bahkan baru tahu sejarah Masjid Cheng-Ho dari Angga barusan.

 Rani bahkan baru tahu sejarah Masjid Cheng-Ho dari Angga barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Gambar Masjid Cheng-Ho.

Sebenarnya dulu Rani pernah sih mendengar namanya tapi tidak pernah tertarik untuk bertanya lebih lanjut. Dan ia menyesal sekarang. Ini akan jadi pengalaman baru bagi Rani.
Beribadah ditempat unik. Suasana yang begitu menggugah hati. Membuat siapa saja pasti merasa lebih nyaman berada di tempat ini.

Selepas menunaikan shalat maghrib berjamaah. Rani keluar dari masjid itu. Lalu melongokkan kepalanya lagi ke dalam masjid. Angga belum keluar. Rani terus saja mencari-cari sosok cowo itu. Ia menyipit melihat seorang pemuda yang masih khusyuk berdoa di dalam masjid. Melihat dari pakaian yang dikenakan pemuda itu membuat Rani menyimpulkan kalau yang dilihatnya adalah Angga. Ini Rani yang kecepatan shalat apa Angga yang kebanyakan doanya, sih? Rani berpikir bingung.

'Ya Angga kan, anak pak kyai besar. Pasti doanya banyak dan panjang-panjang.' Rani membatin sambil mengangguk-anggukan kepalanya dan menunggu dengan sabar di samping pintu masjid.

Beberapa menit kemudian. Angga keluar dari dalam masjid. Ia melihat Rani menunggunya sambil bersender disamping pintu masjid.

Mereka akhirnya berjalan beriringan menuruni anak tangga masjid.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang