Part 10:Baju pengantin

1.3K 160 30
                                    








💜Happy Reading💜







"Terkadang kita harus melalui kegelapan. Untuk menghargai indahnya cahaya."

~Putri Maharani~










_____




SESAMPAINYA mereka di rumah keluarga Rani. Rumah itu terlihat sepi tak berpenghuni. Rasanya aneh sekali. Padahal setahu Rani keluarganya itu sudah pulang lebih dulu dari sore menjelang maghrib tadi. Tetapi pendapat Rani itu seketika berubah saat dirinya baru keluar dari mobil. Sosok wanita paruh baya yang tidak asing bagi Rani muncul dibalik pintu lalu menghampiri mereka dengan senyuman cerahnya. Rani langsung menyalami tangan wanita paruh baya yang paling disayanginya melebihi apapun di dunia ini.

"Bunda, kok rumah sepi? Bukannya kalian semua udah pulang duluan tadi." Tanya Rani penasaran.

"Soalnya Abah sama Ayah kamu lagi pergi ke rumah Om Arif yang lagi sakit. Berhubung udah malem. Jadi Bunda,  Ummi sama Risky jenguk besok. Kamu kenapa pulang?" tanya Bunda kemudian.

Mendengar pertanyaan sang Bunda itu seketika membuat Rani mengerucutkan bibirnya sebal. Hingga membuat Angga yang berdiri di samping Rani dan melihat itu jadi tidak kuat menahan tawanya.

Bunda Rani malah ikut tertawa melihat mimik wajah putrinya itu yang terlihat begitu lucu.
"Maaf, deh. Maksud Bunda, kenapa kamu nggak pulang besok aja? Kok malah pulang malem-malem gini?" ralat bunda akhirnya.

"Rani mau masuk duluan, Bun. Capek." Kilah Rani. Ia terlihat tidak mau menjawab pertanyaan sang Bunda barusan.

Melihat putri sulungnya masuk ke dalam rumah. Bunda hanya bisa menghela napas. Sifat Rani tidak pernah berubah dari kecil. Sifat yang hanya diketahui olehnya.

"Masuk Nak Angga! Sebentar lagi Abah sama Ayah Rani pulang kok." Bunda Rani berseru dengan ramah.

Angga segera mengangguk sambil tersenyum lalu berjalan di belakang Bunda Rani masuk ke dalam rumah.

'Padahal Bundanya Rani begitu ramah, tapi kenapa anaknya malah nggak tahu sopan santun seperti itu, sih?' pikir Angga seraya tersenyum dan geleng-geleng kepala sendiri.

Sekitar setengah jam lebih Rani baru datang menuju ruang tamu. Ia sudah mengganti jubah panjangnya yang menyebalkan itu dengan busana muslim yang lebih sederhana. Tangan kanannya membawa secangkir kopi hitam yang baru saja dibuatnya di dapur. Sesampainya Rani di ruang tamu. Ia malah melihat Bundanya yang hendak beranjak pergi dari tempat itu.

"Itu, Rani. Yaudah Bunda mau liat adikmu dulu. Risky pasti belum tidur, padahal besok sekolah," ujar Bunda pada Rani yang baru saja tiba.

Baru saja Rani ingin mengucapkan sesuatu tapi bundanya sudah lebih dulu menghilang dibalik dinding. Rani mengeluh pelan. Lalu mengarahkan pandangannya pada Angga yang duduk di atas sofa dengan tenang. Cowo itu juga menatapnya sambil mengangkat sebelah alis tebalnya dengan bingung.

"Ngapain ke sini?" Angga bertanya sinis tidak peduli bahwa pada kenyataanya ini adalah rumah Rani. Jadi gadis itu sebenarnya bebas sih kemana saja. Angga hanya basa-basi barusan.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang