Part 3:Membenci sejak pertama berjumpa

2.1K 270 121
                                    

💜Happy Reading💜



"Terkadang Tuhan hanya mempertemukan, bukan mempersatukan."

~Putri Maharani~




___

"RANI!"

Baru saja Rani menutup kembali pintu belakang rumah tahu-tahu sudah ada yang memanggilnya dari arah belakang.

Rani segera membalikkan tubuhnya secara spontan. Ia menatap Bik Amel dengan lega. Beruntung bukan Umminya yang mendapati Rani muncul dari belakang rumah. Kalau tidak ia pasti akan diceramahi habis-habisan karna keluyuran disaat ada tamu di rumahnya sendiri.

"Eh, ada Bik Amel." Rani nyengir sambil melangkah mendekati Bibinya itu yang menatapnya curiga.

"Dari mana kamu? tamunya sudah datang dari tadi," tanya Bik Amel tidak memperdulikan cengiran Rani.

Yang ditanya meringis sebentar.
Rani buru-buru menggeleng cepat."Eh, itu Bik. Anu ... Rani tadi nyarik kunci. Siapa tau ada di sana kan?" katanya sambil tersenyum menoleh ke belakang rumah.

Bik Amel terlihat berfikir sebentar, lalu kemudian mengangguk tanda percaya. Rani tersenyum Senang.

"Ya sudah kalo gitu, bawakan ini ke ruang tamu! Bibik mau siapin makanannya." Perintah Bik Amel sembari menyodorkan nampan berisi kopi dan teh hangat.

Rani gelagapan sambil menerima nampan tersebut tanpa sadar."Kenapa harus Rani, Bik? Bibik aja yaa? Rani nggak tau ..."

"Udah, sana bawa! Mereka pasti lagi nunggu, kamu juga sekalian mau kesana kan?" Bik Amel melangkah acuh melewati Rani mengambil beberapa makanan ringan di dalam kulkas.

Rani bergeming ditempat. Berpikir menimang-nimang.

Bik Amel menoleh sambil mengernyit bingung melihat Rani yang sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.

"Udah, sana! Mereka pasti nunggu." Bik Amel mendorong tubuh Rani keluar dapur. Yang didorong hanya bisa mengeluh pasrah hingga mau tidak mau Rani terpaksa melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.

Ia menghembuskan napas pelan. Sudahlah, toh Rani juga memang akan ke sana.

Setibanya Rani di ruang tamu. Ia sama sekali tidak berniat melihat siapa tamu yang datang itu. Ia tidak peduli. Yang penting Rani sudah mengantarkan minuman ini dan ikut berkumpul meskipun itu sangat membosankan baginya.

Sebentar lagi urusannya selesai.
Ia tersenyum lega.

"Nah, ini dia Nak Rani sudah datang." Ummi berseru senang melihat kehadiran Rani di ruang tamu meski agak sedikit bingung karena Rani hanya menunduk sambil menaruh minuman yang dibawanya di atas meja.

"Eh, mau ke mana? Sudah sini! duduk sama Ummi." Ummi tersenyum manis sambil menggenggam pergelangan tangan Rani yang hendak berdiri.

Hah? duduk sama ummi? di sini?

Rani berharap telinganya salah dengar barusan. Tapi genggaman erat dipergelangan tangannya itu membuatnya sadar, bahwa ia sedang tidak salah dengar. Ini nyata!

"Mereka nunggu kamu loh dari tadi." Ummi semakin terhilat girang setengah mati saat Rani menurut duduk disampingnya.

Oh good!

Mereka menunggu dirinya sejak tadi? Umminya pasti sedang bercanda. Memang dirinya sepenting apa sampai harus ditunggu? Rani tertawa kecil dalam hati. Benar-benar tidak mungkin.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang