Part 19: Pernyataan cinta dari Angga

24 1 0
                                    










💜Happy Reading💜






"Semakin aku dekat dengan orang lain, semakin aku menyadari kamu yang paling istimewa di antara yang lain."

~Putra Angganiar Pratama~









_____




PUKUL 21.15 WIB.

Seluruh pasien RSJ Menur Surabaya ini sudah masuk kedalam kamarnya masing-masing. Meski masih ada beberapa diantara mereka yang mengamuk, berlarian dengan dikejar para perawat RSJ karena tidak mau tidur. Namun keadaan disana sudah mulai terasa sepi.

Aira menatap keluar jendela kamarnya dengan tatapan kosong. Ia belum tidur atau lebih tepatnya tidak bisa tidur akibat memikirkan peristiwa yang terjadi hari ini. Seseorang yang paling dicintainya sepanjang hidup tiba-tiba datang setelah lama sekali tidak pernah mengunjungi dan berkata kalau dia akan menikah dengan gadis lain. Bagaimana perasaan kalian seandainya berada diposisi Aira? sakit? Bahkan kata sakit pun tidak cukup untuk mendevinisikan perasaan Aira saat ini. Ia yang selama ini berjuang dan mati-matian mendapatkan perhatian dari Kak Angga, tapi malah gadis lain yang mendapatkannya. Ini sangat tidak adil bagi Aira.

"Mbak Aira," seorang perawat perempuan masuk kedalam kamar Aira dan menyentuh pelan pundak gadis itu, takut membuat Aira terkejut.

"Kenapa Suster Mia?" Aira menoleh dan bertanya perihal kehadiran suster yang paling dekat dengannya dan nyaris dianggapnya sebagai saudara itu diruangannya.

"Ada seorang gadis yang menitipkan ini kepada Suster Ela, katanya untukmu." Suster Mia menyerahkan lipatan kertas putih yang sebelumnya ia genggam kepada Aira.

Aira segera menerimanya dengan kerutan dikeningnya. "Siapa gadis itu?"

Suster Mia menggedikkan kedua bahunya, tanda kalau dirinya tidak tahu."Saya juga tidak tau, gadis itu tidak menyebutkan nama kepada Suster Ela." Terdengar helaan napas dari Suster Mia."Mungkin temanmu, atau kerabat dekat."

"Aku tidak pernah akrab dengan orang lain selain Kak Angga dan Kak Aldo," ucap Aira jujur. Pikirannya sibuk menerka siapa kira-kira gadis yang mengiriminya surat seperti ini.

"Yasudah, coba dibaca saja dulu! Mungkin di dalam suratnya ada nama gadis itu." Saran Suster Mia, ia tersenyum kepada Aira sebelum akhirnya pamit keluar dari kamar Aira dengan alasan masih banyak tugas yang harus dikerjakannya.

Sepeninggalnya Suster Mia, Aira menatap kertas yang berada digenggamannya dengan teliti. Tidak ada yang spesial dari kertas itu. Namun cukup sukses membuat Aira penasaran sekali dengan isinya. Apalagi dengan gadis yang mengiriminya surat. Bukankah seluruh dunia sudah menganggapnya gila? lalu kenapa masih ada yang perduli dan mau repot-repot mengiriminya surat sepeti ini? Ia tertawa kecil mengingat itu. Sedetik kemudian dibukanya lipatan kertas itu dengan penasaran.

>Assalamu'alaikum Aira.<

Ini aku, Rani. Oke, mungkin kamu akan membenci aku karna sudah merebut seseorang yang sangat kamu cintai. Tapi izinin aku untuk memberitahu kamu sebuah kenyataan yang bahkan nggak pernah kamu sadari.

Aku tau dan aku yakin kalau kamu nggak gila Aira, bahkan dari cerita yang aku dengar, aku tau kamu nggak pernah bener-bener gila. Kamu cuma ingin mendapatkan perhatian Kak Angga, iya kan? Aku pernah ada diposisimu mencintai seseorang sebegitu besarnya, tapi aku masih memakai otak saat itu. Nggak seperti kamu, yang bahkan rela ngehancurin hidup kamu sendiri. Kamu nggak pernah berpikir tentang dampak dari apa yang kamu lakuin. Meskipun bukan buat kebaikan diri kamu sendiri, setidaknya demi Bik Fitri dan Om Rizal. Mereka cuma punya kamu di dunia ini Aira. Apa kamu se-tega itu menjadi alasan mereka menangis setiap hari? Pikirkan itu baik-baik Aira!

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang