Part 6:Sebuket mawar merah

1.4K 200 48
                                    


💜Happy Reading💜







"Aku akan belajar. Mengerti apa itu hidup dan bahagia. Dua hal yang sangat sulit aku pahami sejak dulu."

~Putri Maharani~











_

____







"TIGA jam lewat empat puluh delapan menit. Hampir empat jam aku nungguin kamu." Terdengar jeda sebentar."Kamu pikir aku nggak punya kerjaan lain apa?!" tanya Angga dengan geram. Wajahnya masam. Cowo itu terlihat jelas sekali tidak suka menunggu.

Rani segera menoleh tidak terima. Huh!! Padahal tadi dirinya sudah sepakat tidak akan menoleh sampai kapanpun. Ah, cowok ini benar-benar menyebalkan!! Ia lalu mendapati Angga telah berdiri dari duduknya sambil menatap Rani dengan tajam. Membuat gadis itu ikut membalas dengan tatapan tak kalah tajam.

Bagi kebanyakan gadis lainnya. Mungkin akan menatap terpesona kearah Angga saat ini. Bagaimana tidak? pasalnya malam ini Angga benar-benar terlihat begitu tampan dengan setelan kemeja abu-abu berlengan panjang yang digulung sampai siku lalu dipadu dengan celana jeans panjang berwarna hitam plus tatapan matanya yang dingin benar-benar membuatnya terlihat begitu sempurna.

Namun sayang, Rani malah menatap penuh kebencian ke arah cowok itu. Sama sekali tidak terpesona.

"Kamu mikir dong! Kalo jalanan macet, terus aku harus terbang gitu, hah? Gila yah?" sentak Rani."Lagian juga bukan cuma kamu aja yang punya banyak kerjaan. Aku juga." Rani menarik napas dengan kesal."Kalo aku tau ternyata yang dimaksud sesuatu penting itu KAMU! Aku males pulang ke rumah." Tambahnya lagi dengan kesal.

"Kalo bukan demi Ummi, aku juga males nungguin cewe bar-bar kayak kamu." Balas Angga dengan sengit."Sok-sok an pake hijab. Tapi akhlaknya ..." Komentarnya dengan santai.

"Penting gitu berakhlak di depan cowo sombong kayak kamu? Itu sih, kurang kerjaan namanya." Rani tertawa meremehkan.

Mendengar itu. Angga sampai menggertakan giginya karna menahan kesal. Menurutnya Rani adalah satu-satunya gadis paling brutal yang pernah ditemuinya diseluruh dunia. Ia tidak habis pikir di dunia ini bisa-bisanya terdapat gadis aneh seperti Rani. Di saat semua gadis berlomba mencari perhatiannya. Rani malah menunjukkan taringnya, berusaha sebisa mungkin untuk menjauh dan membuat Angga membencinya. Angga jadi menggelengkan kepalanya karna heran.

Sedang Rani yang sedari tadi diam sambil menatap Angga penuh tantanganpun mulai jengah dengan keadaan yang mendadak hening di antara mereka berdua."Buang-buang waktu tau nggak?!" gerutunya lalu segera membalik badan menuju tangga meninggalkan Angga yang melongo menatapnya tidak percaya atas tindakan Rani barusan.

"Jadi gini cara kamu ngehargain tamu?" seru Angga sedikit keras agar Rani dapat mendengar suaranya.

Tapi sepertinya Rani tidak mendengar suaranya karena gadis itu terus saja menaiki tangga atau mungkin lebih parahnya lagi gadis itu sengaja berpura-pura seolah dirinya tidak mnedengar apa-apa.

Angga seketika mendengus kesal di buatnya.

Sesampainya di kamar. Rani menghempaskan tubuhya di atas kasur. Dirinya lelah, sangat lelah. Sebenarnya Rani dari dulu jarang sekali marah apalagi berkata kasar seperti tadi. Ia tidak mengerti mengapa setiap kali berada didekat Angga. Rani kesulitan mengatur emosinya. Entah, apa sebabnya? Rani tidak tahu. Ia hanya bisa menyimpulkan satu hal saat ini. Angga benar-benar hampir sempurna mengubah dunianya.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang