Part 13:Berteman?Itu ide terbaik

1.2K 139 34
                                    





💜Happy Reading💜





"Beberapa orang akan pergi dari hidupmu. Tapi itu bukan akhir dari ceritamu. Itu hanya akhir dari bagian mereka diceritamu."

~Putri Maharani~









___





JAM dipergelangan tangan Rani telah menunjukkan pukul lima sore. Ia telah berusaha segenap tenaga untuk tiba dirumah Angga tepat waktu. Tapi usahanya sia-sia. Rani tetap datang terlambat. Meski begitu, ia sama sekali tidak merasa bersalah sedikitpun. Toh, itu juga bukan keinginannya untuk datang terlambat. Jika saja Kak Rosi sepupunya yang mengantar Rani tidak pulang kerumahnya lebih dulu-untuk mandi katanya, masa cuma mengantar saja harus tampil keren sih? Rani sendiri tidak mengerti dengan isi kepala sepupunya itu. Dan juga karena kemacetan parah yang terjadi disepanjang jalan menuju rumah Angga, pasti Rani tidak akan terlambat seperti ini.

Zahra yang membukakan pintu ketika Rani tiba. Gadis manis itu memekik senang melihat kedatangan Rani, sampai memeluk tubuh Rani saking senangnya. Rani sendiri hanya membalas sebisa mungkin dengan senyuman terbaiknya. Sebenarnya ia malas bertemu dengan Angga saat ini. Tapi mau bagaimana lagi? Rani tidak mau mengecewakan Aldo yang tadi sudah menasehatinya panjang lebar.

"Kak Rani nggak pernah ke sini. Zahra kangen banget." Zahra berseru.

Rani tersenyum mendengar ucapan Zahra. Ia lalu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah mewah milik Angga. Terlihat seperti orang yang mencari sesuatu.

"Ummi sama yang lain lagi pergi nganterin Kak Aldo ke bandara Kak, kecuali aku sama Kak Angga. Aku nggak boleh ikut soalnya nggak ada yang jagain Kak Angga di sini."

Jawaban yang lengkap sekali.
Bahkan Rani belum sempat menanyakan tapi sudah terjawab lebih dulu oleh Zahra. Ia menoleh dan mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Jadi Aldo sudah pergi, padahal Rani berharap sekali bisa bertemu Aldo untuk yang terakhir kalinya. Tapi yasudahlah, biar waktu berjalan begitu adanya. Eh, tapi tadi Zahra bilang Ummi Sarah juga ikut pergi. Lalu kenapa beliau menyuruhnya kesini coba?

"Oh iya, Kak." Zahra berseru lagi. Mereka sedang berjalan menuju ruang tamu."Kak Angga dari tadi nggak mau makan, Zahra udah paksa-paksa tapi tetep aja." Katanya memberitahu.

Sebenarnya Rani sudah ingin pamit saja dan pulang secepat mungkin saat tahu kalau ternyata Ummi Sarah sedang pergi. Buat apa Rani di sini? bertemu Angga? Rasanya tidak mungkin cowok sombong itu mau bertemu dengannya. Tapi begitu ia mengetahui kalau Angga tidak mau makan dan membuat Zahra jadi kelimpungan karenanya. Mendadak Rani jadi kepo dengan keadaan cowo sombong itu. Sakitnya parah kali ya sampe susah makan gitu? Rani berpikir dan menimang-nimang akan menjenguk atau langsung pulang saja.

"Kak Rani, mau jenguk Kak Angga kan? Mumpung belum tidur tuh, Zahra anter yah!" tawar Zahra dengan semangat.

"Eh?"

"Ayok, Kak!" Zahra tidak menunggu jawaban Rani dan malah langsung menarik tangan calon kakak iparnya itu dengan girang.

Ditarik-tarik seperti itu. Membuat Rani bingung harus bagaimana.Ia pasrah saja saat Zahra menariknya menaiki anak tangga menuju kamar Angga. Eh, apa barusan? kamar? Di rumah Angga ini kan sedang tidak ada orang. Terus dirinya malah masuk ke dalam kamar orang yang bukan mahramnya. Rani tidak bisa ini. Ia langsung menghentikan langkahnya begitu tiba tepat di depan pintu kamar Angga.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang