Philophobia Part 32 : I'm tired..

1.4K 147 50
                                    

PART 32

Di tempat yang berbeda, Jimin tengah mengusap kasar wajahnya yang dipenuhi lelehan air mata, meskipun matanya tak bisa lepas sedetik pun memandangi foto yang ia simpan dalam dompetnya, fotonya bersama dengan Jungkook. Tertawa lepas, dengan kemesraan yang tiada akhir, sungguh kontras dengan apa yang dirasakannya saat ini.

"Jungie-ah, maafkan aku," lirihnya pilu.

"Kau yakin tidak mau mundur saja, Jim?"

Sebuah suara mengagetkannya, membuatnya sontak menoleh dan mendapati Sejin tengah bersandar pada daun pintu. Ia lupa bahwa saat ini ia masih berada di make-up room sebuah studio stasiun televisi yang baru saja mengundangnya untuk acara talkshow mereka. Ya, membahas pernikahannya dengan Yoongi yang akan berlangsung beberapa hari lagi.

Berdeham guna menemukan kembali suaranya, kemudian mengusap wajahnya. Menatap Sejin yang sudah duduk di kursi disamping dengan senyum remeh –meremehkan dirinya sendiri, si lemah Park Jimin.

"Lalu apa, Hyung? Membiarkan Jungkook meregang nyawa bahkan sebelum aku sempat menemuinya? Tidak, terima kasih."

"Siapa yang tahu jika ia hanya mengancammu, Jim?"

"Dan, aku yang lebih mengenal siapa Min Yoongi itu dibanding dengan siapapun, dan aku tahu pasti bahwa ucapannya tak pernah hanya menjadi sebuah ancaman kosong." Ujar Jimin dengan mata menatap lurus undangan pernikahannya dengan Yoongi yang tergeletak lemah di meja riasnya.

Sejin menghela napas lelah, kemudian menyugar surainya ke belakang, menatap iba Artisnya itu. Jimin banyak berubah hanya dalam hitungan minggu, dan ini semua karena si Min Yoongi sialan itu! Sejin rasa memaki Lelaki pucat itu jutaan kali pun takkan bisa mampu mengurangi rasa marahnya.

"Bagaimana kabar Jungie, Hyung?" tanya Lelaki bermata kecil itu lirih.

Sejin sudah menyiapkan serentetan kalimat penjelasannya untuk Jimin. Ya, semenjak keputusan Jimin untuk menyanggupi tantangan Yoongi sekaligus memadamkan ancaman gila Lelaki itu, Sejin lah yang menggantikan posisi Jimin sementara. Bukan, bukan menggantikan posisi Jimin di hati Jungkook. Ia ditugaskan Jimin untuk memantau keadaan Lelaki kesayangannya itu diam-diam. Dan, ia masih ingat betul bagaimana rupa kacau seorang Park Jimin kala ia memberitahu masalah Jungkook yang dibawa ke Rumah sakit oleh Seokjin lantaran tak sadarkan diri, tentu saja siapa yang tidak akan pingsan dan shock mendapati Kekasih hatimu akan menikah dengan orang lain!?

Kembali lagi ke saat ini, Jimin masih setia menatap lekat Sejin penuh rasa penasaran.

"Jungkook sudah kembali ke rumahnya dua hari yang lalu, maafkan aku yang baru memberitahukanmu hal ini, kau terlalu sibuk dengan kunjungan talkshow di luar negeri." Jimin mengangguk mahfum.

"Akhir-akhir ini Taehyung-ssi dan Seokjin-ssi juga sering menemani Jungkook di rumahnya, mereka selalu menemani Jungkook sampai petang, karena Taehyung juga ikut membawa serta bayi mereka. Tidak memungkinkan untuk pulang larut, apalagi menginap." Lagi-lagi Jimin hanya menjadi pendengar yang baik, diam-diam otaknya menggambarkan apa yang diceritakan Sejin.

"Lalu, Ibumu juga baik-baik saja, Jim. Dia bahkan terlihat sudah akrab dengan tetangga di sebelah rumah Jungkook yang kebetulan sebaya dengannya, sesekali aku melihatnya mengobrol hangat dengan Wanita itu." Jimin membentuk senyum tipis di bibirnya, setidaknya Ibunya memiliki teman untuk berbagi cerita. Setidaknya beban hidupnya akan terasa sedikit lebih ringan saat ia memiliki seorang teman.

"Hanya itu saja yang bisa kusampaikan, Jim. Ah, dan Jungkook sama sekali tak pernah keluar rumah semenjak kepulangannya dari Rumah sakit." Tambahnya dengan raut penuh sesal.

Philophobia (JiKook / MinKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang