Philophobia Part 15 : He is Kim Namjoon

2.5K 221 22
                                    

PART 15



Park Jimin, lelaki bermata sabit itu tengah duduk kaku dengan kepala tertunduk seraya memainkan jemarinya dengan gelisah. Well, siapa yang tidak akan gelisah jika ditatap intens dengan bias tajam penuh curiga seperti itu? Kim Seokjin lah yang menjadi tersangka utama atas kegelisahan seorang Park Jimin, Aktor muda-tampan dengan segudang pesonanya. Ya, lelaki tampan berbahu lebar yang memiliki garis wajah bak Pangeran itu sejak dua puluh menit yang lalu sibuk menatap tajam Jimin dengan pandangan bak Polisi yang tengah menginterogasi tersangka, sontak saja hal itu membuat Aktor muda itu mati kutu, dan sibuk menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Oh, Jimin jadi merindukan Jungkook sekarang. Sejak bangun tidur tadi Jungkook dipisahkan darinya oleh sepasang Suami-Istri itu, lelaki manis itu sekarang tengah dikurung di dalam kamar bersama dengan Kim Taehyung yang sepertinya tengah menceramahinya panjang-lebar lantaran sedari tadi Jimin dapat mendengar suara lengkingan Taehyung yang terus berceloteh.

Menelan saliva nya gugup saat Jin berdeham kecil, lalu ia memberanikan diri untuk melirik Jin diam-diam melalui sudut matanya.

"Park Jimin."

Oh, akhirnya Psikiater itu berbicara. Awalnya Jimin bahkan mengira bahwa Jin tengah melakukan acara 'mogok bicara' lantaran sedari tadi lelaki berbahu lebar itu terus saja membungkam mulutnya dan hanya menatap Jimin tajam, seakan ingin melahapnya hidup-hidup.

"Y-Ya, Hyung?" jawab Jimin takut-takut.

"Mengaku saja padaku, apa yang telah kau lakukan pada Jungkook semalam?" tanya Jin dingin, membuat Jimin lagi-lagi tak bisa menahan hasratnya untuk menelan saliva nya, tenggorokannya serasa kering.

"A-Aku tidak melakukan apapun, Hyung.Sungguh."

Jin menaikkan satu alisnya, "Dan kau pikir aku akan mempercayai ucapanmu itu, huh?" tandasnya, Jimin pun sontak menghela nafasnya panjang.

"Hyung, aku sungguh-sungguh belum melakukan apapun pada Jungkook semalam, kami hanya tidur. Aku tidak sengaja –"

"Tunggu, kau bilang.. 'BELUM'?Berarti sebelumnya kau memang merencanakan sesuatu pada Jungkook, eoh?"Jin mendelik tajam, dan lagi-lagi Jimin pun menelan saliva nya gugup.

Sial, mengapa dia harus mengatakan 'Belum' dalam jawabannya? Oh, lihat sekarang! Bahkan suasananya semakin mencekam.

"A-Anniey, bukan itu maksudku, Hyung. Aku hanya –"

"Come on, Park. Aku juga laki-laki, aku tahu apa yang ada dipikiran semua laki-laki setiap mendapatkan kesempatan langka itu. Jadi, mengaku saja padaku, kau sudah melakukan 'sesuatu' pada Jungkook, bukan?"

Jimin mengusap wajahnya frustasi, ia hampir menangis kesal lantaran Jin tak kunjung mempercayai ucapannya.

"Hyung, aku benar-benar tidak melakukan apapun pada Jungkook semalam.Aku ketiduran disana, sebelumnya kami hanya bercerita sebelum Jungkook tidur.Tapi, malah aku yang tertidur lebih dulu."

Jin memicingkan matanya penuh selidik menatap Jimin, "Kau bersungguh-sungguh?"

"Ya Tuhan, Hyung..sejak awal aku selalu bersungguh-sungguh dengan jawabanku! Kami memang tidak melakukan apapun yang kalian pikirkan, kami hanya tidur bersama, tidur dalam artian sebenarnya, bukan dalam bahasa kiasan! Jika tidak percaya, kau bisa periksa tempat tidur Jungkook." Oh, Jimin kesal sekali saat ini.

Philophobia (JiKook / MinKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang