Philophobia Part 19: Kookie and Jungie

2.4K 237 65
                                    

PART 19



Jisung menatap ketiga Lelaki di hadapannya dengan raut bingung, sementara ketiganya masih enggan melepas tatapan lekat-lurus mereka untuk Lelaki paruh baya itu. Menghela nafas panjang sebelum menyeruput sedikit Chamomile tea nya –pemberian dari Seokjin sebelumnya.

"Jeon Jisung-ssi, bisakah anda ceritakan pada kami mengenai apa yang terjadi sebenarnya? Sebelum Jungkook menjadi seperti itu, maksudku." Tanya Jin tenang, pembawaan khas seorang Psikiater handal.

Jisung mengerutkan puncak hidungnya sejenak, lalu menerawang mengingat apa yang terjadi di antaranya dan sang Keponakan –Jeon Jungkook.

"Tidak banyak yang terjadi, Anak muda. Kami hanya berbicara singkat. Itupun selalu aku yang memulai percakapan."

Jin mengangguk tahzim, "Maaf, jika boleh tahu, apa yang kalian bicarakan saat itu?" tanya nya, masih dengan pembawaan tenang.

"Aku hanya memberi kabar padanya bahwa Istriku baru saja meninggal dunia beberapa bulan yang lalu, dan memintanya untuk kembali tinggal di rumahku, di Busan. Hanya itu." jawab Jisung jujur.

Jin melirik Taehyung –yang juga melirik resah sang Suami- sejenak, kemudian menautkan ke-sepuluh jarinya untuk menopang dagunya.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya mendiang Istri anda, Jisung-ssi. Maaf, jika lancang lagi, jika boleh tahu, apa jawaban yang diberikan Jungkook untuk permintaan anda itu, Tuan?"

Jisung menautkan alisnya bingung, jari telunjuknya bergerak untuk mengelus dagunya yang ditumbuhi rambut halus.

"Seingatku, dia belum memberikan jawaban apapun, namun dia malah.. seperti itu. Kalian tahu maksudku, 'kan?"

Jin kembali mengangguk tahzim, "Ye, kami mengerti, Tuan."

Jimin mendesah berat sebelum mengacak surainya. Ini sama sekali tak membantunya. Pertanyaan-pertanyaan Jin sama sekali tak membuat segalanya menjadi terang-benderang. Sama saja bohong!

Berdeham tegas, membuat ketiganya kini berganti menatap Jimin yang sudah menatap Jisung lurus.

"Kalau boleh tahu, bisakah anda menceritakan singkat mengenai masa kecil Kekasihku –Jeon Jungkook, tuan Jeon?" tanya Jimin langsung, membuat Jin diam-diam menghela nafas berat. Ia memang berniat menanyakan hal itu, namun tidak secara gamblang seperti yang Jimin lakukan, dan secara tidak sadar Jimin telah merusak tatanan metode yang baik dalam penggalian kisah masa lalu seseorang yang telah dipelajarinya selama ini.

Jisung tertegun sejenak sebelum akhirnya berdeham kecil, pupilnya bergerak gelisah hingga akhirnya memilih mematut lantai yang dipijaknya.

"A-Aku.. sebenarnya, aku ingin membuat pengakuan."

Satu alis Jin terangkat, "Pengakuan?" ulangnya, dan diamini Jisung dengan sebuah anggukan kecil namun mantap.

"Sejak Istriku meninggal dunia, hidupku tidaklah tenang. Tidak, sebenarnya hidupku sudah tidak tenang sejak aku.. mengirim Jungkook ke sebuah Panti asuhan di daerah Daegu."

"Aku merasa bersalah padanya, namun saat itu egoku lah yang memenangkan segalanya di dalam diriku. Namun, beberapa bulan terakhir, rasa bersalah kian menyiksaku, dan itulah alasanku untuk mencari Jungkook di Seoul."

Philophobia (JiKook / MinKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang