PART 36
Sementara itu di lain tempat, di suatu pedesaan kecil yang jauh –sangat jauh dari hiruk-pikuk kota besar –Seoul. Terlihat seorang Lelaki paruh baya tengah menggendong tumpukan kayu, sementara tangan yang bebas ia gunakan untuk membawa beberapa dedaunan.
"Pagi, Dokter Ahn."Sebuah sapaan membuatnya tersenyum lagi untuk ke sekian kalinya pagi ini.
"Pagi,"
"Ah, tanaman herbal yang kau minta sudah kucarikan, Dokter.Nanti aku akan mengantarkannya ke rumahmu."
"Ah, benarkah?Terima kasih banyak Jaehoon-ssi."
"Tidak masalah, Dokter. Ah, bagaimana kabarnya orang itu?"
"Dia masih belum sadar, sesekali akan meracau lemah, namun tidak sering. Semoga hari ini ada perkembangan yang lebih besar."
"Iya, kuharap juga seperti itu.Tapi, rasanya aku pernah melihat orang itu di suatu tempat."
Ahn Soon Joo –begitulah nama Lelaki paruh baya yang masih setia menggendong tumpukan kayu di punggungnya- tersenyum simpul. "Benarkah? Apakah dia salah seorang kerabatmu dari kota, Jaehoon-ssi?"
Jaehoon menggeleng pelan, "Moregeuseo, tapi aku yakin sepertinya aku tidak memiliki kerabat dengan wajah tampan seperti itu." Menggaruk pipinya, membuat Lelaki Ahn tertawa kecil.
"Baiklah, aku harus segera kembali ke rumah. Sepertinya sudah terlalu lama aku meninggalkannya sendirian." Pamit Ahn Soon Joo.
"Ah, baiklah. Sebentar lagi aku akan ke rumah Dokter untuk mengantar tanaman herbalnya."
"Aigoo, gomawoyeo, Jaehoon-ssi."
Setelah percakapan singkat tadi, sang Lelaki paruh baya kembali melanjutkan langkahnya menuju rumah sederhana yang terletak di kaki bukit.
Meletakkan tumpukan kayu itu ke dalam perapiannya, kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur kecilnya untuk merebus dedaunan yang diambilnya dari hutan.
"Ngghh.."
Lenguhan pelan itu terdengar samar, membuatnya meninggalkan sejenak aktivitasnya di dapur, menghampiri sosok yang terbaring dengan mata tertutup di atas ranjang.
Ahn Soo Joo meletakkan punggung tangannya di kening sosok itu, merasakan sendiri suhu normal yang dihasilkan pasien tetapnya itu, membuatnya diam-diam menghela lega. Setidaknya demamnya sudah turun, meskipun matanya masih tertutup rapat.
"Sadarlah, Anak muda. Tidakkah kau mengkhawatirkan keluargamu?" ujarnya pelan, kemudian mulai mengambil stetoskopnya, memeriksa setiap jengkal tubuh terbaring itu, kemudian tersenyum tipis.
"Sepertinya detak jantungnya kembali normal, syukurlah." Gumam Ahn Soo Joo.
Saat ia hendak bangkit dan kembali ke dapurnya, kedua matanya membuka lebar kala melihat adanya pergerakan dari jemari-jemari itu, membuatnya kembali duduk dan memperhatikan dengan seksama sepasang kelopak yang bergetar ringan.
Perlahan namun pasti, kelopak itu terbuka, menampilkan sepasang kelereng sewarna jati yang nampak menampilkan bias hampa, hingga tatapan mereka bertemu.
"Cho-chogi, di mana aku?"
*Philophobia*
"Apa kau yakin, Jungie?"
Jungkook mengangguk pelan, "Ne, Hyung. Aku yakin. Aku akan berbelanja di pasar terdekat, setelah itu pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia (JiKook / MinKook)
FanfictionPhilophobia Cast : Jeon JungKook, Park Jimin Genre : romance, hurt / comfort, sad Rate : T Length : chapters Author : VJin Cover : VJin DISC. : THIS FANFICT IS BELONG TO ME! DO NOT CO-PAS WITHOUT MY PERMISSION! DO NOT PLAGIARISM, PLEAS...