Philophobia Part 22: Trust and Love

2.5K 202 54
                                    

PART 22



Sinar mentari menyorot kecil namun hangat menyorot wajah cantik itu, tepat di sekitar matanya, membuat sang empu mengernyitkan keningnya tak siap dengan kehadiran sang 'Pengusik' tidur lelapnya.

Perlahan kedua kelopak itu bergetar ringan, hingga tak lama setelahnya terbuka dan menampilkan sepasang iris hazel indah. Kening itu berkerut kala kembali merasakan nyata sorotan hangat sang surya yang membuatnya harus sudi meninggalkan alam mimpinya, meski matanya masih terasa pedih. Uh, memangnya semalam ia tidur jam berapa? Pikirnya bingung.

Mematung kaget saat hendak bangkit dari tidurnya, merasakan nyata halus selimut perlahan turun dan langsung membelai kulit bahunya. Seketika ia bawa pandangannya untuk turun, dan membelalak kaget kala mendapati ia tak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Dan, lagi.. dimana ia sekarang?

Pandangannya sibuk menyapu seluruh sudut ruangan yang dikiranya adalah sebuah kamar tidur, hingga kegiatannya terhenti begitu saja kala merasakan pergerakan di atas ranjang yang sama dengan yang ia dudukki saat ini, dan seketika menegang kala sebuah lengan memeluk pinggangnya erat dan hangat.

"Ngghh.. morning, Yoongi baby." Suara serak nan husky itu membuatnya sontak menoleh dengan mata menatap horror sosok yang masih bergelung nyaman seraya memejamkan matanya ditemani sebuah senyum ber-dimple di wajahnya.

"N-Namjoon?" pekiknya kaget, membuat Lelaki tampan yang semula terpejam kini perlahan mulai membuka matanya untuk menatap Yoongi yang masih menatapnya horror.

"Eoh? Waeyo? Mengapa menatapku seperti itu, Sayang?" tanya nya lembut, membuat Yoongi bergidik ngeri. Apa katanya tadi!? Sayang!?

"M-Mengapa kau.. bisa berada disini, Namjoon-ssi?" tanya Yoongi panik, Lelaki cantik itu mulai sibuk menutupi tubuh polosnya dengan selimut.

Jantung Yoongi berdegup cepat kala mulai bisa menebak apa yang (mungkin) terjadi padanya semalam, dan juga.. Namjoon. Menggeleng kuat kala tak ingin apa yang dipikirkan kepalanya menjadi sebuah kenyataan.

Tidak, tidak mungkin. Ia dan Namjoon pasti tidak melakukannya. Tidak, ini pasti hanya sebuah kesalahpahaman.

Alih-alih menjawab langsung, Namjoon terkekeh kecil seraya menyeringai tipis, seakan menganggap pertanyaan Yoongi tadi hanyalah sebuah lelucon ringan di pagi hari.

"Uh, kau lucu sekali, Sayang. Ini kamarku. Well, sebenarnya salah satu kamar tamu di rumahku. Kau masih membutuhkan alasan mengapa aku disini, eum?"

Yoongi tak langsung menjawab, kepalanya terasa bagai tersengat listrik untuk beberapa saat, membuatnya spontan memegangi kepalanya, hingga beberapa potongan gambar di kepalanya membuatnya mematung dengan ekspresi horror.


"Aku sadar, Sayang. Sepenuhnya."


DEG


"Bantu aku, Joon-hh.. oohhh.."

"Serahkan saja padaku."

"Aaaahhh.. jangan disana-hh~"

Philophobia (JiKook / MinKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang