C :: Kim Taehyung
G :: Life
R :: General
W :: 499☘️☘️☘️
.: Prompt :.
"Jangan menyalahkan orang lain hanya karena kau terlalu lemah untuk menyalahkan diri sendiri. Itu memuakkan."
☘️☘️☘️
"Kau sudah selesai minum?" Aku menggeleng.
"Kau masih belum cukup mabuk?" Aku kembali menggeleng.
"Harus berapa botol lagi yang perlu kau habiskan untuk membuatmu melupakan semuanya?" Kukira orang disebelahku ini cukup kesal hingga terdengar suaranya yang meninggi.
"Tinggalkan aku sendirian jika kau tak mau menemani Jim!"
"Astaga Yoora, harus seperti ini caramu menyelesaikan semua masalahmu?" Jimin mengacak surainya frustasi menatapku yang masih memainkan sebotol soju sebelum kembali menegaknya.
"Apa yang bisa kulakukan Jim? Aku bahkan tak tahu lagi cara untuk hidup setelah malam itu!" Aku merundukkan kepala, kembali menangis tersedu mengingat bagaimana sakitnya malam itu.
"Temanmu itu brengsek!" Setidaknya aku masih sempat memaki sebelum kembali terisak kecil.
"Dia sudah menyakiti hatiku Jim!" Lirihku dengan isakan yang masih terdengar.
"Jangan menyalahkan orang lain hanya karena kau terlalu lemah untuk menyalahkan diri sendiri. Itu memuakkan."
Entah bagaimana aku mengangkat kepalaku, menatap tajam ke arah Jimin, emosiku terpancing.
"Memuakkan katamu? Kau tidak pernah tahu bukan bagaimana perasaan yang mencintai sahabatmu sendiri? Awalnya aku mengira aku mencintai orang yang tepat, sahabatmu satu-satunya orang yang tak akan pernah menyakitimu, tapi semuanya salah." Aku kembali menunduk, menangis menahan nafasku yang tercekat. "Sahabat yang kau cintai bisa menjadi orang pertama pula yang menghancurkan hatimu."
"Ini semua salahku memang, aku terlalu mencintainya hingga tanpa sadar aku menyakiti diriku sendiri!"
Aku kembali terisak kencang, membuat Jimin mendekat dan mengusak surai ku lembut.
"Maafkan aku, tidak seharusnya aku berkata begitu!"
Aku mengangguk kembali mengangkat kepalaku yang meneguk kembali satu botol soju hingga habis.
"Aku akan menemanimu disini. Habiskan sampai kau benar-benar tak kuat lagi." Aku tersenyum pada Jimin, Jimin memang sepupuku terbaik, meski dia berteman dekat pula dengan Taehyung tapi kupastikan dia tetap memilih menemaniku dibanding mendatangi Taehyung.
"Kau tak ingin menyelesaikannya dengan Taehyung?" Jimin menanyaiku saat aku mulai berhenti menangis.
"Tidak, aku dan dia sudah selesai. Tak ada yang perlu diselesaikan."
"Kau tak ingin tahu perasaan Taehyung padamu?"
"Untuk apa? Toh pada akhirnya dia akan tetap menikahi perempuan pilihan ibunya, aku tak mau merusak apapun yang sudah berjalan dengan baik."
"Tapi setidaknya kau harus tahu bagaimana Taehyung sekarang, kudengar dia membatalkan perjodohannya."
Aku tercekat, mendengar Jimin yang menatapku dengan serius. Tak ada kebohongan disana.
"Jangan bercanda Jim, tidak lucu!"
"Aku serius Yoora, ibu Taehyung sendiri yang menceritakannya pada bunda." Aku mengerjap menatap Jimin, mencoba mengumpulkan semua kesadaran dan mencerna perkataan Jimin dengan baik.
"Karena apa memang?" Entah kenapa rasa penasaranku membuatku mengatakan satu pertanyaan itu.
"Entahlah, kurasa kau bisa menanyakan pada yang bersangkutan langsung." Dan tanpa sadar aku mengikuti arah pandangan Jimin yang berhenti di sisi sebelahku. Menatap sosok yang menatapku dengan tajam.
"Jadi, ada yang perlu kau tanyakan padaku Lee Yoora?"
'Banyak'. Harusnya aku berkata begitu, tapi kepalaku hanya menggeleng memberikan jawaban.
"Jika kau tidak ada, maka aku yang mempunyai banyak pertanyaan padamu. Jadi kau bisa ikut denganku sekarang untuk menyelesaikan apa yang terjadi di antara kita!"
Aku bersumpah, aku ingin memukul Jimin saat itu juga saat aku melihatnya tersenyum dan berkata 'good luck' saat Taehyung menarikku pergi. Jimin sialan itu telah memanggil Taehyung ternyata.
- January 07, 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Story of Saorsa ✔️
Random[ COMPLETE ] CHALLENGE : 25 DAYS OF FLASH FICTION Saorsa (n) : kebebasan 25 kebebasan untuk cerita 25 kebebasan untuk tulisan 25 kebebasan untuk imajinasi 25 kebebasan untuk mimpi 25 kebebasan untuk flash fiction ---