C :: Kim Taehyung
G :: Life
R :: General
W :: 499☘️☘️☘️
.: Prompt :.
"Suatu saat, aku berharap bertetangga bersama sahabatku. Jadi ketika aku memiliki anak-anak, anak-anakku pun bersahabat dengan anak sahabatku."
☘️☘️☘️
"Hai Jim, sudah merasa lebih baik?"
Aku tersenyum menatap Jimin yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit. Jimin membuka matanya perlahan, mengerjap pelan sebelum fokusnya menatapku.
Jimin masih sama, meski rambutnya telah memutih alami, dan keriput di sepanjang wajahnya. Tapi senyum Jimin masih menawan seperti yang aku tahu.
"Yoora, kurasa kesehatanku semakin memburuk." Jimin terbatuk saat baru mengatakan beberapa kata. Seketika aku mengambil segelas air di nakas dan membantu meminumkannya pada Jimin.
"Terima kasih, Yoo." Nafas berat Jimin begitu terdengar, fisiknya yang semakin melemah di usia kami yang menginjak angka 6 menjadi faktor utama penyebab Jimin terbaring di ranjang rumah sakit. Komplilasi jantung dan hati membuat fisik Jimin yang gagah di masa mudanya menjadi lemah.
Terlebih setelah Park Eunjo, istri Jimin telah berpulang terlebih dahulu dua tahun yang lalu karena kanker rahim.
"Dimana Jungkook?" Suara Jimin yang lemah masih cukup terdengar.
"Taekook sedang menjemputnya, sebentar lagi mungkin datang."
Ya, setelah Taehyung meninggal karena kecelakaan dulu, aku mengalami sakit mental. Perlu banyak terapi hingga membuatku menerima kenyataan untuk tetap melanjutkan hidup tanpa Taehyung. Dan empat tahun setelahnya aku cukup mampu melanjutkan hidup dan menikah dengan Jungkook. Sahabat Taehyung dan Jimin.
"Yoora—"
Jimin menatapku lembut, tersenyum hangat meski masih sedikit kesusahan.
"Kau tahu, saat Taehyung meninggal dulu, aku dan Jungkook sangat hancur, terlebih melihat kondisimu membuat kami semakin memburuk. Aku sangat bersyukur kau bisa bertahan. Dan saat pernikahanmu dengan Jungkook, aku melihat Taehyung tersenyum, Yoo."
Air mataku menetes, saat Jimin kembali membuka cerita lama kami.
"Aku ingat janji kami bertiga dulu, bahwa suatu saat, aku berharap bertetangga bersama sahabatku. Jadi ketika aku memiliki anak-anak, anak-anakku pun bersahabat dengan anak sahabatku." Jimin bernafas pelan sebelum melanjutkan kembali kata-katanya, "meski Taehyung tak bisa memenuhi janjinya, tapi aku bersyukur aku dan Jungkook masih bersama hingga sekarang, dan Taehyung tentu saja tetap hadir dengan adanya dirimu."
Aku tersenyum menatap Jimin.
"Yoo, aku tahu umurku tak akan lama lagi—"
"Jangan bilang begitu, Jim."
"Tidak, aku harus mengatakan ini sebelum terlambat. Lagipula, aku akan pergi dengan tenang, Yoo. Karena aku akan bertemu dengan Eunjo dan Taehyung di surga."
Aku tak sadar saat air mataku menetes, membuatku mengusapnya dengan kasar.
"Kau harus janji padaku, Yoo. Untuk selalu bahagia dengan Jungkook sampai waktu menjemput kalian. Taehyung, aku, dan Eunjo akan menunggu kalian disana."
Aku mengangguk, tersenyum dengan tulus meski air mataku masih mengalir deras.
"Yoo, aku akan segera bertemu Taehyung. Adalah hal yang ingin kau sampaikan padanya?"
"Jim, katakan pada Taehyung. Aku merindukannya, aku merindukan nyanyiannya, dan dia tetap memiliki ruang di hatiku meski aku telah bahagia dengan Jungkook. Dan juga, sampaikan salamku. Bilang padanya untuk menungguku sampai kita berlima berkumpul lagi bersama." Jimin mengangguk.
"Yoo, sesungguhnya aku merasa takut untuk pergi."
"Aku dan Jungkook akan menemanimu hingga akhir, Jim. Aku berjanji."
Jimin tersenyum begitu tenang sebelum meminta ijin padaku untuk tidur karena kelelahan.
Jungkook datang sejam kemudian bersama Taekook anak kami, aku dan Jungkook memaksa untuk menunggui Jimin hingga malam.
Dan malam itu, aku dan Jungkook benar-benar menemani Jimin hingga dia menghembuskan nafas terakhir.
- January 28, 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Story of Saorsa ✔️
Random[ COMPLETE ] CHALLENGE : 25 DAYS OF FLASH FICTION Saorsa (n) : kebebasan 25 kebebasan untuk cerita 25 kebebasan untuk tulisan 25 kebebasan untuk imajinasi 25 kebebasan untuk mimpi 25 kebebasan untuk flash fiction ---