C :: Kim Taehyung
G :: Fluff
R :: General
W :: 488☘️☘️☘️
.: Prompt :.
"Sampai kapan mau bermain tarik ulur begini? Perasaanku bukan sekedar permainan, kau tahu?"
☘️☘️☘️
Baiklah, jam sudah menunjuk di angka 8. Dua jam lewat dari jadwal kami bertemu, dan ponselku sama sekali tak berdering hanya untuk menerima kabar darinya.
Mendadak kepalaku berdenyut sakit saat mengingat tentang Taehyung yang mulai berubah. Taehyung sudah sangat berubah dari pertama kali kita bersama.
Ini sudah jalan di tahun kedua kami menjadi sepasang kekasih. Dulu Taehyung selalu memberiku kabar setiap saat, sangat perhatian dengan bertanya apapun yang kukerjakan setiap saat. Aku tak keberatan, sungguh. Karena memang aku menyukai seorang Taehyung yang hanya memperhatikanku.
Taehyung selalu menjemput dan mengantarku bekerja setiap hari. Pulang bersama dan mampir di kedai makanan kesukaan kami. Selalu ada bahan pembicaraan antara kami. Taehyung selalu tahu bagaimana cara menghangatkan suasana diantara kami.
Tapi, itu dulu. Taehyung sekarang berubah.
Taehyung mulai jarang menjemputku, Taehyung jarang memberiku kabar, dan aku merasa Taehyung mulai tidak memperhatikanku. Bahkan Bunda mulai bertanya Taehyung kemana karena mulai jarang kelihatan dirumah.
Aku mencoba membuang semua pikiran burukku, namun mengingat pekerjaan Taehyung sebagai fotografer majalah yang banyak berurusan dengan makhluk berwujud wanita cantik, membuatku tak bisa membuang jauh pikiran burukku.
Pernah ku bertanya meminta penjelasan, namun Taehyung hanya bilang jika dia sedang ada proyek besar dan perlu fokus pada proyeknya. Taehyung hanya memintaku menunggu semua selesai.
Aku benar-benar merindukan Taehyung-ku yang dulu, namun untuk menunggu walau hanya sedetik sudah mampu menghancurkan semua pertahanan yang aku miliki.
Aku masih fokus dengan pikiran burukku saat kurasakan kursi didepanku bergeser, kutemukan Taehyung disana dengan nafas terengahnya menatapku.
"Sudah lama? Maafkan aku membuatmu menunggu."
Aku tersenyum menatapnya, namun aku tak bisa berbohong sudut hatiku merasa hanya badan Taehyung disini, tidak dengan jiwanya.
"Tae, boleh aku bertanya?"
Taehyung kembali menatapku setelah menyamankan posisi duduknya.
"Kau benar masih mencintaiku?"
"Apa maksudmu, Yoo?" Aku bisa melihat mata Taehyung membulat menatapku.
"Taehyung, sampai kapan mau bermain tarik ulur begini? Perasaanku bukan sekedar permainan, kau tahu? Aku merindukanmu, Tae. Aku merindukanmu hingga aku berada di tahap aku tak bisa mempertahankan apapun."
Aku bisa melihat Taehyung yang mengerjap dan bernafas berat. Entah apapun yang dipikirannya, aku hanya ingin mengatakan semua kegundahan dalam hatiku.
"Astaga, Yoora. Maafkan aku! Sungguh aku minta maaf. Aku mohon padamu, jangan pernah ada pikiran buruk apapun itu."
Taehyung meraih tanganku dan menciuminya disana.
"Aku-aku hanya bekerja lebih, untuk menyelesaikan tiga proyek. Karena— ya, uang yang kudapatkan cukup besar. Aku berencana ingin melamarmu dengan hasil itu. Maafkan aku terlalu fokus menyelesaikan proyek ini dengan cepat agar aku bisa segera melamarmu."
Baiklah, bisa kurasakan jantungku menghentak sejenak, nafasku tercekat, mataku menatap tak percaya ke Taehyung yang tengah mengeluarkan sebuah kotak kecil dan begitu dibuka berisikan sebuah cincin cantik.
"Aku minta maaf karena sudah terlambat, aku sedikit pusing untuk memilih cincin yang mana tadi. Dan terima kasih sudah menunggu."
Aku tak bisa berkata apapun saat Taehyung memasangkan cincin itu ke jari manisku. Dan seketika aku bangkit dan berbaur ke pelukan Taehyung. Pelukan yang sangat kurindukan.
"Aku mencintaimu, Tae."
"Terima kasih sudah mau bertahan dan menungguku, Yoo. Aku mencintaimu."
- January 24, 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Story of Saorsa ✔️
Random[ COMPLETE ] CHALLENGE : 25 DAYS OF FLASH FICTION Saorsa (n) : kebebasan 25 kebebasan untuk cerita 25 kebebasan untuk tulisan 25 kebebasan untuk imajinasi 25 kebebasan untuk mimpi 25 kebebasan untuk flash fiction ---