C :: Kim Taehyung
G :: Life
R :: General
W :: 496☘️☘️☘️
.: Prompt :.
"Kau juga tidak tahu apa yang lebih buruk daripada perasaan diabaikan dan ditinggalkan, bukan?"
☘️☘️☘️
Ini sudah berjalan sebulan semenjak aku pergi dari Taehyung. Aku mencoba mengabaikannya, mencoba melupakannya dengan mencari banyak kegiatan baru, mencoba untuk tidak mengingatnya karena memang tak pernah sedetik pun Taehyung menghubungiku kembali.
Semakin sering pulang malam untuk menyelesaikan pekerjaan, menghindari berdiam diri di apartemen. Semua hanya untuk membunuh rasa rinduku pada Taehyung yang malah semakin hari semakin menggila.
Dan seperti malam ini, kurasa aku berada di titik puncak rasa rinduku. Hingga membuatku menangis. Aku benar-benar ingin bersamanya, tapi Taehyung tak memperjuangkan sedikitpun kebersamaan kami.
Aku hendak pergi ke bar dengan panggilan dari Hana yang menunggu disana, setidaknya mabuk mungkin bisa menjadi salah satu jalan untukku mengalihkan pikiranku yang semakin gila.
Hingga aku cukup terkejut saat keluar dari pintu dan menemukan presensinya tengah berdiri disana yang menatap penampilanku dari atas hingga ke bawah.
"Kau mau kemana?"
"Bukan urusanmu!" Aku mencoba mengabaikannya dan berlalu yang malah membuatnya menahan tanganku untuk berbalik menatapnya.
"Aku sudah pernah bilang bukan jika aku tak suka melihatmu mengenakan pakaian sial seperti ini?"
Ya, Kim Taehyung memang selalu melarangku mengenakan pakaian terbuka setiap kami pergi. Tapi sekarang aku berencana ke bar dan kupastikan dress terbuka diatas lutut yang tak pernah kupakai saat bersama Taehyung kini akan dengan bebas kupakai kemanapun.
"Sudah kubilang bukan urusanmu!"
Sial! Cengkeraman Taehyung sangat kuat hingga membuatku tak bisa melepasnya.
"Ada yang ingin kukatakan!"
"Katakan disini!"
"Tidak! Aku ingin mengatakannya didalam!"
Aku membuang nafas dalam sebelum menuruti permintaan Taehyung yang tak bisa dibantah. Hingga membuatku berbalik arah dan membuka pintu kembali sebelum mempersilahkan Taehyung masuk.
"Apa yang ingin kau katakan?" Kataku tepat setelah kami duduk di sofa ruang tengahku.
"Kembalilah." Aku menatapnya tak mengerti.
"Kembali padaku. Aku selalu berpikir akan lebih baik jika kau mengabaikanku dan pergi meninggalkanku. Dan setelah sebulan ini, kupikir semua akan baik-baik saja, tapi aku salah."
"Asal kau tahu, sebulan ini sangat buruk, Tae."
"Ya, aku tahu. Sebulan ini sangat mengerikan Yoo."
"Dan kau juga tidak tahu apa yang lebih buruk daripada perasaan diabaikan dan ditinggalkan, bukan?"
Taehyung mendongak, menatapku dengan pandangan terlukanya.
"Melupakan tentangmu dan perasaan kita berdua itu jauh lebih mengerikan Yoo, aku tak sanggup melakukannya."
Taehyung menunduk, menatap kosong lantai. Dan saat itu seketika semua rasa kecewa ku padanya hilang. Aku segera mendekat dan merangsuk dalam pelukannya, mencari kenyamanan yang kurindukan."
"Jika kau tak sanggup maka jangan pernah lakukan Tae, jangan pernah berpikir tentang apapun termasuk alasan bodohmu meninggalkanku karena status atau derajat kita, aku menginginkanmu. Hanya kamu. Itu sudah lebih dari alasan apapun yang ada."
Taehyung hanya mengangguk sambil membalas pelukanku, menyalurkan rasa rindu diantara kami. Hingga Taehyung sedikit menjauhkan badan kami untuk merogoh saku celana jeansnya, mengeluarkan dan membuka sebuah kotak berisikan dua buah cincin bermata berlian kecil.
"Aku melamarmu dengan ini Yoo. Setelah kau mengenakan ini, aku bersumpah tak akan membiarkan salah satu diantara kita untuk pergi lagi."
Ya, Taehyung memasangkan cincin cantik itu ke jari manisku sebelum aku juga memasangkan cincin di jari manisnya. Aku tak bisa membalas apapun selain mencium hangat bibir Taehyung yang sangat kurindukan.
- January 13, 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Story of Saorsa ✔️
Random[ COMPLETE ] CHALLENGE : 25 DAYS OF FLASH FICTION Saorsa (n) : kebebasan 25 kebebasan untuk cerita 25 kebebasan untuk tulisan 25 kebebasan untuk imajinasi 25 kebebasan untuk mimpi 25 kebebasan untuk flash fiction ---