DELAPAN

207 4 0
                                    

Akhir-akhir ini aleyna dan milen selalu berangkat dan pulang sekolah bersama, dan akhir-akhir ini juga mereka mulai sangat akrab. Awalnya aleyna dan milen memang tidak begitu akrab karna mereka sperti saling menutup diri, namun saat milen melihat aleyna yang selalu di usik oleh valen. Ia jadi sering memberi masukan dan bahkan sesekali membelanya jika valen sudah sangat keterlaluan.

"Bener nih lo ga mau pulang bareng gue ?" milen sudah siap dengan motor metiknya.

"Engga len, gue mau nyari gitar second gitu deh di pasar lama"

"Hm, yaudah sorry ya gue ga bisa nganter lo nih, biasa ibu gue minta anter beli alat-alat salonnya" ibu milen memang punya salon yang lumayan cukup besar, dan dia sudah punya 1 cabang.

"Iya len ga apa-apa"

"Yaudah gue duluan ya, dah" seketika milen mengemudikan motornya dengan cepat meninggalkan aleyna.

Sekarang aleyna tinggal menunggu angkutan umun untuk pergi ke pasar lama yang lumayan jauh dari sekolahnya.

Tak lama angkutan umum berhenti tepat di hadapan aleyna, ia memilih duduk di depan. Ia kapok duduk di belakang angkutan umum, karna ia pernah mengalami insiden yang tak menyenangkan.

Dulu sekitar 3 bulan yang lalu saat dia belum dekat dengan milen, aleyna memang setiap hari naik angkutan umum untuk pulang pergi kesekolah. Bukan karna ia tak mampu membeli motor seperti anak lainnya, namun ia memang sangat tidak tertarik untuk bisa mengendarai motor. Saat itu aleyna pulang dengan terburu-buru menaiki angkutan umum.  Bahkan ia sampai tak sadar bahwa angkutan yg dinaikinya dipenuhi dengan seorang laki-laki. Ia duduk di tengah-tengah kursi, diapit oleh seorang laki-laki berbadan cukup gemuk di kiri lalu laki-laki yang sangat kurus dan sudah cukup berumur di sebelah kanan.

Awalnya mereka bergeser untuk memberi aleyna tempat duduk, ntah kenapa aleyna saat itu menaruh perasaan tidak enak. Saat setengah perjalanan semuanya baik-baik saja, tapi tiba-tiba seorang di sebalah kanan tak bisa diam, ntah kenapa dia trus mengatur posisinya. Disitulah aleyna mulai curiga, tak lama aleyna merasa ada yang mencolek pahanya namun sangat pelan. Jadi dia pikir mungkin itu karna tertebuk saja oleh laki-laki di sebelah kanannya itu.

Tapi tak lama aleyna merasa ada yang mecolek pahanya lagi bahkan sampai berulang-ulang. Jantung aleyna tak berhenti berdebar dengan cepat, keringat panas dingin pun tak berhenti bercucuran. Dasar bapak-bapak ga tau diri, udah tua bahkan keliatannya udah punya keluarga, masi aja kurang ajar, ga pernah mikir kalo posisinya anak dia yang di giniin. Batin aleyna.

Aleyna sontak bergeser menjauh dari bapak-bapak tersebut yang berada disebelah kanannya. Ia sudah tak tahan lagi ingin keluar dari situasi itu. Cemas, takut, dan marah bercampur dalam benaknya.

"Sekali lagi dia nyolek gue, awas aja" gerutunya dalam hati.

1. . 2 . . 3. . Bugggg !
Kepalan tangan aleyna mendarat di muka bapak-bapak itu. Seketika seisi mobil melihat kearahnya, mereka terlihat bingung dan syok dengan apa yg telah aleyna lakukan terhadap orang yang lebih tua darinya.

Bapak-bapak itu terlihat menahan sakit karna tonjokkan aleyna di mukanya cukup kencang, tapi ia sama sekali tak berontak atau mengeluarkan satu patah katapun.

"Eh pak liat saya itu masih sekolah, dan bapak saya tanya bapak sudah berkeluargakan pasti, apa pantas bapak memperlakukan saya seperti itu, bapak bisa saya laporin kepolisi" aleyna tidak bisa menahan emosinya pada bapak-bapak itu.

"Maksud neng apa?, salah saya apa sampe neng nonjok saya" bapak-bapak itu malah berpura-pura jadi korbannya dalam situasi itu.

"Ada apaan neng?" Tanya supir angkot itu.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang