TUJUH

194 4 0
                                    

Bel masuk berbuyi nyaring saat jarum jam tepat mengenai angka 07.00. Seluruh siswa di sma taruna bakti ini pun dengan gerak cepat memasuki kelasnya masing-masing.

"Ley ko elo masih kaliatan sakit gini sekolah si, yang sehat aja ga pengen masuk, nah elo yang sakit gini malah masuk sekolah" sedari tadi milen terus mengoceh di depan aleyna yang tersandar lemas di atas meja.

"Ah engga len enakan di kelas gini, seengganya disini ada elo yang bisa gue ajak ngobrol" aleyna menatap mata milen dengan kosong.

"Lah, emang lo tinggal sebatang kara di rumah ? Enggakan ley, ada mamah lo, masa iya ga ada yang bisa lo ajak ngobrol" milen terus mengintrogasi aleyna.

"Milenia Syaputri, udah ya lo jangan cerewet lagi gue pusing nih" aleyna mencubit pipi milen pelan.

Milen memanyunkan bibirnya. "Eh ley gue pengen cerita sesuatu sama lo!" Milen tiba-tiba teringat pertandingan duel kemarin.

"Cerita apaan?" Aleyna menaikan alisnya.

"Itu kemarin si fathan..." tiba-tiba ucapan milen terhenti.

"Woy pak ahmad! pak ahmad!" Rangga sang ketua kelas masuk ke dalam kelas dengan tergesa-gesa.

Pak ahmad- guru matematika yang super galak, apalagi kalo ada siswa yang datang terlambat saat jam pelajarannya. Hukuman yang ia berikan lebih menakutkan dari berdiri di depan kelas dengan kedua tangan memegang kuping dan kaki kanan yang dilipat keatas, membersihkan wc yang super bau atau hormat pada bendera di lapangan yang super panas selama beberapa jam. Hukuman yang ia berikan adalah mengosongkan nilai mata pelajaran matematika di rapot. Dan ucapannya terkenal tidak pernah main-main.

"Selamat pagi anak-anak" pak ahmad sudah memasuki kelas lalu duduk di meja guru.

"Pagi pak" jawab serentak seisi kelas.

Lalu pak ahmad tanpa basa-basi langsung memulai sesi belajar mengajarnya.

***

Setelah seluruh siswa selesai mempelajari berbagai mata pelajaran, akhirnya bel istirahat di tekan. Seakan bel itu berfungsi untuk membuat seluruh murid di sma taruna bakti ini keluar dari kelasnya.

"Daniel! lo ngapain didepan kelas gua?" Rio menemui daniel yang sedang berdiri di depan kelasnya.

"Gua mau ngajak elo sama yang lain ke kantin"

"Oh kalo gitu kebeneran gua sama yang lain juga mau kesana nih"

"Eh daniel" ucap helga menghampiri daniel dan rio, lalu disusul oleh rian, abizar dan fathan.

"Eh gua boleh kan ikut ke kantin bareng kalian" tanya daniel.

"Oh boleh lah, elo kan udah termasuk the bask juga sekarang" ucap abizar sambil merangkul daniel.

Daniel hanya terseyum, lalu mereka segera bergegas menuju kantin.

"Niel nih bakso paling enak se-indonesia, iya ga pak" ucap abizar kepada pedagang bakso favoritnya di kantin, dia hobinya memang menggoda orang.

Abang penjual bakso hanya merespon dengan tawanya, lalu daniel dan yang lain ikut tertawa juga.

"Hahaha pesen 6 mangkuk yang biasa ya pak" abizar lalu memesan bakso.

"Eh gua kesana dulu ya, ada yang mau nitip minum ga ?" Tawar fathan.

"Gua than" abizar mengangkat tangan.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang