SEPULUH

192 7 0
                                    

"Aleyna hp km geter terus dari tadi tuh" teriak mamah aleyna, ia terus melihat hp aleyna bergetar di atas meja makan, mungkin saat selesai makan siang tadi ia lupa membawanya.

"Kenapa mah" teriak aleyna yang masih berada dalam kamarnya.

"Sini turun dulu, mungkin ada telpon, mamah lagi sibuk nih" mamah aleyna memang sedang sibuk dengan adonan kuenya.

"Mana?" Aleyna turun dari kamarnya.

Mamah aleyna hanya menunjuk ke arah handphone yang tergrletak di atas meja.

Aleyna meraih handphonenya.

"Nomer siapa nih" batinnya.

*089773416***

"Hallo"

"Eh lo mau tau ga berapa lama waktu gua yg terbuang cuma buat tes nomer lo aktif atau engga"

"Hah?"

Tut. . . . .

"Ga salah lagi sih anaknya pak yadi nih, tu anak maunya apa yah, malah marah-marah lagi" gerutunya.

"Kenapa ley?" Tanya mamahnya yang sedikit menguping.

"A-ah engga mah, aku ke kamar yaa"

Mamahnya hanya geleng-geleng kepala.

Hari ini aleyna terus berada di kamar tidurnya, paling keluar hanya untuk ke kamar mandi dan mengambil makan atau minum. Padahal hari ini hari minggu, milen yang biasanya mengajak aleyna pergi keluar untuk sekedar berbelanja atau makan di luar pun tak tau entah kemana.

Aleyna menatap gitar coklat yang di beri oleh pak yadi hari itu. Tapi entah kenapa khir-akhir ini ia sedang tidak berselera memainkan alat musik.

Rasa bosan terus menyelimuti fikiran aleyna, tak ada pilihan lain selain menonton film di laptopnya.

Ia meraih laptop berwarna pink di rak meja belajarnya, lalu memilih sebuah film zombie yang memang sudah ia tonton berkali-kali. Ia lebih suka film yang menegangkan di banding film yang romantis atau yang lainnya. Tapi ia juga terkadang menonton drama korea tapi hanya saat sedang ingin saja.

Sedang asik-asiknya menonton, mamah aleyna berteriak memanggil-manggil.

"Ley turun dulu ada temen kamu nih!"

"Hah? milen?" Dalam hati aleyna.

"Aleyna!" Teriak mamahnya lagi.

"Iya sebentar mah!" aleyna segera bergegas untuk melihat milen, fikirnya.

"Mana mah?" Tanya aleyna setiba di ruang tamu.

"Tuh di luar mamah udah tawarin masuk ga mau, kamu ajak masuk gih, mamah mau ke dapur dulu"

"Hah masa sih si milen ga mau masuk, biasanya dia langsung nyelonong aja" gerutunya.

Krek! Dibukanya pintu rumah aleyna, dibalik sana terlihat seorang laki-laki yang sudah cukup tidak asing lagi olehnya.

"Siapa ya?" Tanya aleyna yang membuat laki-laki itu berbalik badan. "Elo!" Lanjutnya. Ternyata dia adalah daniel.

"Ko lu belum siap-siap?" Tanya daniel santai.

"Siap-siap?" Aleyna bingung dengan penuturan daniel.

"Yaiya, kita kan mau jalan gimana sih lo"

"Hah?, elo sebenernya maunya apa sih, so akrab banget" aleyna menaikan satu alisnya.

"Udah ga usah bawel, pake nih helmnya" daniel menyodorkan sebuah helm berwarna coklat muda.

"Eh gue bilangin pak yadi yah, kalo kelakuan lo kaya gini"

"Buset bapak gua lagi-bapak gua lagi!" Daniel tertawa kecil.

"Lagian kan bapak lo emang pak yadi" aleyna terdiam melihat daniel yang terdiam juga. "Bapak lo baik banget sama gue dan kenapa dia punya anak super nyebelin banget kaya lo yah" lanjutnya.

Tiba-tiba mamah aleyna datang membuyarkar perdebatan aleyna dan daniel.

"Loh ko kalian belum pada masuk ? Ajak masuk dong ley pacarnya"

"Hah?!, pacar ? Ih dia bukan pacar aleyna mah!" Aleyna menaik turunkan bahunya.

"Iya tante ga apa-apa kita udah mau berangkat ko tan"

"Loh kalian mau jalan ?, ko aleyna engga mandi sih kamu ?"

"Apa tante aleyna belum mandi ?" Daniel mencoba menahan tawanya.

Sontak aleyna memukul lengan daniel, "ih bodoamat mau gue mandi ke ga mandi ke bukan urusan lo!"

"Yaudah aleyna mandi dulu sana, terus kamu daniel masuk dulu aja tunggu aleyna" mamah aleyna mempersilahkan daniel untuk masuk.

"Eh engga-engga mah, dia bentar lagi juga mau pulang ko ya kan niel" aleyna mengedipkan sebelah matanya pada daniel, tanda memberi kode.

"Engga ko tante, daniel masih mau main boleh kan tante ?"

Aleyna membulatkan matanya pada daniel, ia tidak tahu apa yang sedang daniel lakukan.

"Lo apaan sih!" aleyna memelototi daniel.

"Tadi kata lo, lo pengen jalan-jalan sama gua dan lo takut bilang ke mamah lo, ya kan ?"

"Bohong mah! Aleyna ga bilang gitu ko"

"Engga tante bener ko"

"Eh lo apaan sih, pulang ga!" Aleyna mengarahkan telunjuknya ke luar rumah.

"Aleyna ga boleh gitu ah" mamah aleyna menarik tangan aleyna.

"Ga apa-apa ko tan, dia emang suka malu-malu" ucap daniel diakhiri dengan tawa kecil.

"Eh elo!" Aleyna dengan refleks mengepalkan tangannya seperti ingin memukul deniel.

"Udah-udah, kalo gitu aleyna kalo kamu mau jalan-jalan ga apa-apa, tapi ga boleh pulang sore-sore yah"

"Mamah!, mamah apaan sih siapa juga yang mau jalan sama dia, ogah!" Sekarang aleyna berdiri membelakangi daniel.

"Ayo lah, mamah kamu udah ngizinin tuh, ayo!" Daniel tiba-tiba meraih tangan aleyna lalu berpamitan pada mamahnya.

"Tan aku sama aleyna jalan dulu yah"

"Yasudah hati-hati, mamah masuk dulu yah"

"Eh apaan sih, engga gue ga mau!" Aleyna memberontak, ingin melepaskan tangannya dari genggaman daniel.

"Ayo cepet, lo tinggal duduk manis aja di motor gua, dan gua bakal bawa lo ke tempat yang pasti lo suka!" daniel memaksa aleyna untuk duduk di belakang jok motornya.

"Engga!, lo mau bawa gue kemana, jangan-jangan lo mau nyulik gue!" Aleyna menyelidik.

"Eh emang tampang gue tampang penculik apa ?!"

"Iyah!"

"Anjir, muka ganteng gini di bilang penculik!"

"Ck" aleyna hanya berdecih.

"Yaudah naik aja, gue tau ko elu gabut yaa kan?"

"Siapa bilang!"

"Yaiyalah secara jomblo weekend gini siapa juga yang mau ngajak keluar"

Aleyna hanya memalingkan wajahnya, "sialan" lalu bergerutu.

"Ayo naik" daniel memberikan sedikit senyuman pada aleyna.

"Tapi ga ada salahnya juga sih gue jalan sama si daniel, daripada gue gabut di dalem kamar terus" batinnya. "ah apaan sih, gue kan baru kenal sama dia" batinnya lagi.

"Lo lagi ngapain sih! Lama mikirnya udah ayo gua bantu" daniel menarik tangan aleyna untuk naik ke atas jok motornya.

"Pelan-pelan dong ah, sakit nih tangan gue" aleyna akhirnya menuruti daniel.

"Iya sorry, udah siap?"

"Udah!"

"Ok kita jalan!" Lalu motor daniel melesat dengan cepetnya menerobos udara yang memenuhi seisi bumi.

-----------------------------------------------------

Please beri saran untuk cerita ini & beri suara👍

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang