ENAM BELAS

172 4 0
                                    

Aleyna berjalan dengan langkah kaki yang di percepat. Ia ingin menemui seseorang, bukan dia yang ingin. Tapi, di suruh oleh bu dani yaitu guru musiknya.

"Ka ini kelas 12 ipa 2 kan?" Aleyna bertanya pada salah satu anak laki- laki yang sedang berada di  kelas tersebut.

"iyah, kenapa emang?"

"Maaf ka boleh minta panggilin daniel engga ?"

"Oh daniel, bentar" anak laki-laki itu lalu masuk ke dalam kelas.

Tak lama daniel muncul, mukanya masih terlihat agak lebam-lebam. Dan tangannya juga terlihat terluka.

"Aleyna ? Tumben nyari gua, kangen sama bibir seksi gua ya lo"

"Apaan ? Bibir seksi?, bibir udah kaya pantat bayi yakali gua kangen" lalu aleyna berpura-pura mual.

"Ga inget waktu itu lo!"

"Ah udah-udah, gue kesini mau minta tolong sama lo!"

"Minta tolong apaan? Lo seneng banget yah bikin gua susah!"

"Yey ini di suruh bu dani, itu tuh mic yang gua beli di toko lo kemarin ga nyala-nyala, siapa tau kalo sama lo bisa"

"Ck, gampang itu, tinggal lo colokin kabelnya ke aliran listrik abis itu nyalain tombol onnya, udah?"

"Duh gue ga ngerti niel, langsung ke ruang musik aja deh, bu dani udah nunggu soalnya"

Daniel tak mengatakan sepatah katapun, lalu ia berjalan melewati aleyna. Sepertinya ia menuju jalan ke ruangan musik.

"Niel tunggu!" Aleyna mengejar daniel yang sudah berada agak jauh di depannya.

Sekarang di sepanjang lorong kelas aleyna dan daniel terlihat seperti kerupuk. Ya, garing. Tak sepatah katapun terucap dari mulut mereka. Sebenarnya aleyna sudah gatal ingin bertanya tentang perkelahiannya dengan fathan hari itu. Namun, aleyna takut jika daniel akan marah.

"Lo ga usah mikirin kejadian kemaren" tiba-tiba daniel berkata seperti itu, sontak itu berhasil membuat aleyna tertegun.

"Hah i-iya" aleyna jadi sedikit gugup. Lalu kenapa fathan bisa tau jika aleyna sedang memikirkan itu.

"Iyah, waktu itu gua berantem gara-gara salah paham aja sama fathan, biasa soal basket"

Aleyna menarik nafas panjang, ia lega karna hanya masalah basket. "Oh iya-iya, tapi lo udah baikan lagi kan sama fathan?" Tapi tetap saja di dalam hatinya sedikit tidak percaya, tapi apa boleh buat dari pada diperpanjang.

"Gua usahain" jawabnya sinis.

Aleyna malah membalasnya dengan senyuman, daniel juga jadi terbawa suasana, ia tak sadar membalas senyuman aleyna tadi. Bahkan senyuman itu begitu manis.

Aleyna menundukkan kepalanya, di balik sana ada pipi yang berubah warna menjadi merah. Jantung aleyna pun berdetak tak beraturan, hal ini sering terjadi saat dekat dengan daniel akhir-akhir ini.

"Di sini?" Daniel dan aleyna menghentikan langkahnya, mereka sudah sampai di ruangan musik.

"Iya masuk aja yu"

"Yu" lalu aleyna masuk dengan daniel.

Disana daniel langsung memperbaiki mic yang di beli aleyna. Kira-kira sekitar 1 jam daniel sudah selesai memperbaiki mic itu.

"Uh untung ada kamu daniel, ibu jadi ngambil jam belajar kamu gini" ucap bu dani yang sekarang berada di depan ruang musik bersama daniel dan aleyna.

"Engga apa-apa ko bu, saya kan bisa tanya temen sebangku saya soal pelajaran tadi"

"Oh yasudah iyah, sekali lagi makasih ya daniel, kalo gitu aleyna sama daniel kalian masuk kelas soalnya bentar lagi mau jam pulang nih"

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang