BUG BUG BUGMark memukul satu persatu orang yang sudah mengganggu jalannya. Kelima laki-laki berbadan tegap tersebut langsung terkapar ditanah karena mendapat pukulan maut dari seorang Mark Tuan, laki-laki yang sangat mahir dalam ilmu bela diri.
"Mark sudah. Kau bisa membunuh mereka" Seorang laki-laki bertopi menahan tubuh Mark.
BUG
Mark kembali memukul salah satu dari mereka.
"Mark sudah hentikan"
BUG BUG
"Mark!"
BUG
"Argh!"
Mark terbelalak saat pukulannya mengenai sang kekasih.
"J-Junior"
Laki-laki bertopi yang bernama asli Junior Park tersebut mengusap pelipisnya yang memar.
"Sayang kau tidak apa-apa? Maafkan aku"
Junior menepis tangan Mark yang hendak menyentuh wajahnya.
"Sekarang kau percayakan kalau sikap keras kepalamu itu bisa melukai orang lain"
"Maafkan aku. Tapi mereka memancing emosiku. Seharusnya kau membiarkanku menghabisi mereka semua" Mark menunjuk orang-orang yang sudah babak belur tersebut.
"Bagaimanapun juga mereka adalah orang suruhan ayahku. Bagaimana kalau mereka mengadu pada ayahku?"
"Itu lebih baik"
Junior menatap Mark dengan sengit.
"Dengan begitu aku akan lebih mudah membawamu kembali ke Korea"
"Mark, sudah berapa kali aku katakan, aku tidak akan kembali ke Korea. Aku tidak akan pernah tenang hidup disana. Terlalu banyak aturan yang akan mengikatku. Aku tidak suka. Lagi pula untuk apa kita kembali kesana? Amerika lebih menyenangkan. Kita bebas melakukan apapun disini. Dan... kau bisa melakukan apapun padaku" Junior membisikkan kalimat terakhir ditelinga Mark. Bisikan seduktif itu tampaknya tidak berhasil mempengaruhi Mark.
Beberapa orang suruhan ayah Junior membuang muka saat Junior mengecup bibir Mark.
"Apa kau tidak merindukan ayahmu?"
Mendengar pertanyaan itu, Junior langsung menjauhkan wajahnya. Ia kembali menatap Mark dengan sengit. Sudah kesekian kalinya Mark membujuknya pulang ke Korea. Mungkin ini sudah yang ke 165 kali Mark membujuknya. Ia pun bingung kenapa Mark menginginkan ia kembali ke tanah kelahirannya tersebut.
"Kenapa kau ingin aku kembali kesana? Kalau kau memaksaku, lalu untuk apa kau memukuli mereka semua yang akan menjemputku?" Tanya Junior.
"Aku tidak suka mereka memperlakukanmu dengan kasar"
"Apa bedanya dengan ayahku?"
"Baby..."
"Berhenti memanggilku dengan panggilan menjijikkan itu. Mark ayolah, jangan memaksaku terus. Untuk apa kau mengkhawatirkan ayahku? Bahkan aku saja tidak pernah memikirkannya"
"Bagaimanapun juga dia adalah ayahmu. Kau seharusnya beruntung masih memilikinya"
"Kau salah Mark. Justru kaulah yang beruntung. Kau tidak memiliki siapa-siapa lagi. Tapi mereka meninggalkan harta yang berlimpah padamu. Bahkan tidak akan pernah habis sampai ratusan keturunan. Sudahlah jangan membahasnya lagi. Aku lelah. Sebaiknya kita masuk"
"Tuan muda tunggu"
Junior menoleh kebelakang. Menatap orang-orang suruhan ayahnya yang datang jauh dari Korea menuju Amerika hanya untuk menjemputnya.