Jinyoung terlihat mondar-mandir mengepel lantai. Jangan tanya dimana para pembantu dirumah ini. Mark sudah memecat mereka semua karena permintaan Jinyoung. Sebenarnya tidak bisa dikatakan sebuah permintaan. Saat itu Jinyoung mengatakan ia risih diperlakukan layaknya pangeran dirumah ini. Tapi siapa sangka Mark akan memecat semua pembantunya kecuali kepala pelayan dan paman Kim yang sudah lama bekerja dirumah ini.
Jinyoung terlihat sangat senang melakukan pekerjaan rumah. Ia mengabaikan bibi kepala pelayan yang sejak tadi memintanya untuk berhenti. Bibi kepala pelayan takut Mark melihat semua ini lalu Mark akan memarahinya.
"Tuan, aku rasa kau sudah cukup lelah hari ini. Tadi kau menyiram tanaman, menyapu, dan sekarang kau mengepel. Aku takut tuan Mark marah melihatmu bekerja seperti ini tuan"
"Tidak apa-apa bibi. Aku senang melakukannya. Lagi pula aku bosan disini. Jadi apa salahnya aku meringankan pekerjaan bibi"
Bibi Kim melirik jam didinding. Sudah pukul 5 sore, tapi kekasih dari majikannya ini terlihat masih asyik mengerjakan pekerjaannya. Padahal hari ini adalah hari pertamanya tinggal dirumah ini. Menurut bibi Kim, orang-orang sudah salah menilai kekasih Mark. Mereka mengatakan jika Mark Tuan memiliki seorang kekasih yang sangat menyebalkan dan bersikap sangat tidak sopan. Tapi yang bibi Kim lihat justru berbalik dari omongan mereka. Mark memiliki kekasih yang sangat manis, lugu, dan juga baik.
"Aku rasa sebentar lagi tuan Mark pulang. Sebaiknya kau bersihkan dirimu"
"Apa hari ini Mark hyung pulang cepat? Dia tidak lembur?"
"Meskipun tuan Mark jarang datang kekantor, tapi dia menyelesaikan pekerjaannya dirumah"
Tidak beda jauh dari Jaebum hyung.
"Kalau begitu aku akan siapkan makan malam untuknya"
"Tapi tuan..."
Bibi Kim mendesah pelan. Tapi setelah itu ia tersenyum. Anak yang baik, pikirnya.
.
Mark memasuki rumah lalu mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Ia melonggarkan ikatan dasinya dan melempar tas kerjanya keatas sofa. Sudah pukul sembilan malam. Ia pulang terlambat karena ada masalah dikantor yang harus ia selesaikan. Mark menyalakan ponselnya yang ia matikan saat sedang rapat. Hanya terdapat satu pesan masuk yaitu dari sang kekasih tercinta. Biasanya Junior akan mengirim banyak pesan saat ia pulang terlambat.
Jam berapa kau akan pulang?
Begitulah isi pesan dari Junior -ralat- dari Jinyoung.
Mark melihat lampu dilantai dua sudah dimatikan. Yang menyala hanya lampu-lampu hias.
"Apa dia sudah tidur?"
Mark hendak menaiki tangga, tetapi langkahnya terhenti saat melihat kekasihnya berkeliaran didapur. Mark menghampiri Jinyoung. Matanya langsung tertuju pada hidangan diatas meja makan yang seperti sudah dingin.
"K-kau sudah pulang? Aku menyiapkan makan malam untukmu. Tapi aku rasa makanan ini sudah tidak enak lagi"
"Kau yang membuatnya?"
Jinyoung mengangguk.
"Sejak kapan kau bisa memasak?"
"N-ne?!"
Astaga aku lupa kalau Junior tidak bisa memasak.
"Eum i-itu... a-aku... sebenarnya a-aku... aku mohon jangan marah dulu. A-aku sempat belajar memasak tanpa sepengetahuanmu. Aku rela belajar memasak hanya untukmu. Aku ingin menjadi kekasih yang baik untukmu. Itu saja"