Part 18

1.1K 156 20
                                    

Jinyoung memasuki rumahnya dengan rasa takut, takut di marahi ayahnya karena semalam ia tidak pulang dan tidak memberi kabar. Bukan sama sekali tidak memberi kabar, Jinyoung hanya memberi tahu Hyunjin kalau ia menginap di rumah Mark. Hanya saja Hyunjin menginap di rumah temannya sehingga Hyunjin tidak sempat memberi tahu ayahnya.

"Jinyoungie?"

Ny. Park yang sehabis memasak menghampiri Jinyoung. Jinyoung tersenyum kikuk menyapa ibu tirinya tersebut.

"Kau dari mana saja? Eomma dan Appa mencarimu. Kenapa semalam tidak pulang hm?" Sama sekali tidak ada nada marah, Ny. Park hanya sekedar bertanya kenapa anaknya semalam tidak pulang. Ia sangat mengkhawatirkan Jinyoung semenjak suaminya menjodohkan Jinyoung dengan Kim Younghyun. Firasatnya mengatakan Kim Younghyun bukanlah orang baik dan tidak pantas untuk Jinyoung yang baik hati.

"Apa... Appa marah?"

"Appamu di ruang kerjanya. Sebaiknya kau hampiri dia. Sejak semalam dia tidak tidur"

Jinyoung menyimpulkan bahwa ayahnya tidak tidur karena memikirkan perjodohan itu. Atau mungkin Younghyun mengadu yang tidak-tidak pada ayahnya.

"Kau baru pulang?"

Kedua orang itu di kejutkan dengan kehadiran Tn. Park yang berjalan menuruni tangga. Pria paruh baya itu memasang raut dingin dan tampak sedikit kesal. Jinyoung mendekati ayahnya lalu menjelaskan apa yang kemaren ia alami pada sang ayah. Tidak peduli ayahnya percaya atau tidak, setidaknya ia sudah menjelaskan perlakuan kasar Younghyun.

"Aku tidak mau di jodohkan. Aku sudah punya kekasih, Appa. Aku mencintainya"

Tn. Park masih saja diam. Ia menyesap kopi yang baru di buat oleh istrinya.

"Younghyun hampir melecehkanku kalau saja waktu itu Mark hyung tidak datang. Younghyun orang jahat, dia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang dia inginkan"

Tn. Park melirik anaknya cukup lama. Dapat ia lihat luka memar di pelipis Jinyoung. Ia sepenuhnya mempercayai ucapan Jinyoung. Seharusnya dari awal ia tidak percaya pada Younghyun dan ayahnya yang jahat itu. Ia hampir saja memberikan anaknya pada orang yang salah, dalam artian lain, ia hampir menjual anaknya demi kejayaan perusahaan. Mungkin lebih baik ia kehilangan perusahaannya dari pada kehilangan anaknya untuk yang kedua kalinya. Ia tidak mau kesalahan di masa lalu terulang lagi.

"Mark hyung berjanji akan membantu perusahaan Appa"

"Kenapa kau begitu percaya padanya?" Tanya Tn. Park. Ia heran kenapa Jinyoung sangat mempercayai Mark.

"Karena dia tidak pernah membohongiku. Dia mencintaiku dan akan melakukan apapun untukku. Appa, aku mencintai Mark hyung. Jadi aku mohon, biarkan aku bersamanya"

Tn. Park membuang muka. Ia meletakkan cangkirnya di atas meja lalu pergi begitu saja. Jinyoung tersenyum pahit. Entah kenapa ia menyesal telah memasuki rumah ini. Lebih baik dulu ia tidak ngotot mencari keluarga kandungnya. Jujur, ia lebih bahagia tinggal bersama keluarga angkatnya yang sangat menyayangi dan mendengarkan keluh kesahnya. Berbeda dengan disini, yang sibuk dengan urusan masing-masing, bahkan Jinyoung sudah lupa kapan terakhir kali mereka makan malam bersama.

"Jinyoungie..."

"Eomma, aku lelah. Aku ingin melanjutkan tidurku. Permisi"

Jinyoung pergi meninggalkan Ny. Park seorang diri di ruang depan. Wanita itu menghela nafas pelan karena renggangnya hubungan orang-orang di rumah ini. Sekarang ia mengerti kenapa Jinyoung lebih sering menghabiskan waktu di rumah orang tua angkatnya dari pada disini. Disana pasti sangat ramai dan penuh akan suka cita, sementara rumah ini sepi seperti tidak berpenghuni.

Don't Leave Me -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang