Part 17

1.1K 144 38
                                    

Jinyoung mendesah legah karena ia mendapat hasil memuaskan setelah melewati beberapa ujian di kampus. Senyuman mengembang di wajahnya karena hari ini ia ingin membuat kejutan untuk Mark. Ia ingin mengajak Mark makan malam romantis layaknya pasangan-pasangan di dalam film yang pernah ia tonton. Ia akan memasak khusus untuk Mark.

TIN TIN

Jinyoung menghentikan langkahnya ketika sebuah mobil berhenti di depannya. Kening Jinyoung berkerut karena mobil ini tiba-tiba berhenti di depannya. Seingatnya Mark tidak pernah mengirimnya seorang supir.

Jinyoung langsung memasang raut kesal karena Kim Younghyun kembali muncul di hadapannya. Kenapa pria ini tidak menyerah juga? Padahal Jinyoung sudah menolak mentah-mentah perjodohan itu. Younghyun membuka kaca mata hitamnya. Ia tersenyum manis ke arah Jinyoung.

"Aku ingin mengajakmu makan siang di luar. Jadi aku harap kau tidak menolak"

"Aku tidak mau!"

"Waeyo?"

"Pertama, aku tidak kenal denganmu. Kedua, kau bukan orang baik. Ketiga, kau memiliki niat terselubung. Dan yang terakhir, aku tidak menyukaimu. Sebaiknya kau enyah dari hadapanku!"

Tidak ada raut kesal di wajah Younghyun setelah di katai seperti itu. Younghyun memang tidak pandai bermain dengan kata-kata, tapi ia pandai menggunakan kekuatannya untuk menyeret lawannya.

Jinyoung memekik dan berusaha memberontak saat Younghyun menyeretnya memasuki mobil. Ada beberapa mahasiswa yang hendak menolong, tapi Younghyun mengancam mereka dengan pistol sehingga mereka tidak berani mendekat.

"Lepaskan aku! YAK!!!"

Younghyun mengunci seluruh pintu mobilnya agar Jinyoung tidak bisa kabur.

"BUKA PINTUNYA BRENGSEK!"

"Mulutmu sayang. Aku tidak akan kasar kalau kau mau menurut dan menjadi anak baik. Aku hanya ingin mengajakmu bersenang-senang karena sebentar lagi kau akan menjadi milikku"

"Berhenti bicara omong kosong! Aku bilang lepaskan aku! Aku bisa menelpon polisi kalau kau berani macam-macam!"

Younghyun merebut paksa ponsel itu dari tangan Jinyoung lalu melemparnya keluar. Younghyun segera menjalankan mobilnya, mengabaikan teriakan Jinyoung yang kasar. Ia tidak peduli dengan makian yang keluar dari mulut Jinyoung, setidaknya sekarang pria manis itu berada di dalam genggamannya. Ia sudah tidak sabar melihat reaksi Mark saat tahu ia melakukan yang tidak terduga pada Jinyoung. Sepupunya itu pasti akan sangat panik.

.
.

Mark mondar-mandir di depan pintu menunggu Jinyoung pulang. Dua jam yang lalu Jinyoung memintanya agar pulang cepat. Sesampai di rumah, ia tidak menemukan Jinyoung di rumahnya. Ponsel Jinyoung juga tidak aktif. Mark juga sudah mencari ke kampus, tapi tidak ada yang melihat Jinyoung. Ia juga sudah menghubungi Hyunjin, tapi kata Hyunjin, Jinyoung tidak ada di rumah, begitupun juga di rumah orang tua angkatnya.

Mark sampai berkeringat karena terus mondar-mandir disini dan juga mengkhawatirkan Jinyoung. Tidak biasanya Jinyoung seperti ini. Saat ini ia tidak memiliki anak buah lagi untuk di suruh karena ia sudah memecat mereka semua. Alasannya karena keuangannya sedang menurun sehingga ia merasa tidak mampu membayar mereka lagi.

"Aku tidak bisa diam seperti ini. Aku harus mencarinya"

Karena terburu-buru, Mark sampai mengabaikan teriakan Paman Kim yang memanggilnya. Ya karena mobil yang ia kendarai baru hendak di cuci.

.
.

Nana mendorong kursi roda Junior memasuki apartemen tempat tinggal Jisung yang juga menjadi tempat tinggal Junior untuk sementara. Mereka baru saja kembali dari rumah sakit untuk memeriksa kaki Junior karena Junior mengeluhkan sakit. Tapi syukurlah itu hanya efek dari obat yang ia minum.

Don't Leave Me -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang