Part 9

1.6K 190 25
                                    

Mark menatap potret kekasihnya dengan mata yang sembab. Sudah satu minggu semenjak Junior meninggalkannya, sudah satu minggu pula Mark seperti mayat hidup. Ia hanya duduk di sambil memandangi foto berukuran besar yang memperlihatkan Junior sedang tertawa lepas, hal yang sangat jarang sekali orang lihat, selain Mark.

Bibi Kim dan paman Kim hanya bisa menatap tuan muda mereka dari kejauhan. Mark benar-benar berubah sejak di tinggal oleh Junior. Mereka juga sempat terkejut setelah mengetahui orang yang selama ini mereka panggil tuan muda Junior bukanlah Junior, melainkan orang lain yang seperti Junior. Orang asing yang memporak-perandakan hati Mark.

Mark kembali meneguk gelas kecil berisikan minuman berakohol, ia sering sekali minum-minum setelah itu pingsan, selalu seperti itu. Bibi Kim sampai kewalahan membujuknya.

"Wae? Kenapa kau yang pergi? Kenapa bukan aku saja? Ini salahku, seharusnya aku yang mati. Aku yang salah" Racau Mark yang memang sudah mabuk sejak tadi.

"Park Jinyoung..." Kali ini ia memanggil nama Jinyoung.

"Kenapa kau membohongiku eoh? Kau tahu, kau orang yang paling jahat yang pernah aku temui. Kenapa kau lakukan ini padaku? Bahkan aku sudah memberikan cintaku padamu tapi kenapa kau menyakitiku seperti ini. Wae?!"

PRANG

Ia melempar gelas ditangannya ke dinding hingga gelas itu pecah. Bersamaan dengan itu, seseorang yang membuat Mark seperti ini berdiri didepan pintu memperhatikan Mark dengan tatapan sendu.

Jinyoung datang karena paman Kim yang menghubunginya. Paman Kim berharap Jinyoung bisa menenangkan Mark, walaupun sebenarnya ia tidak begitu yakin.

Mark mengangkat kepalanya saat mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Ia tersenyum mengejek. Jinyoung dengan tangan gemetar memberanikan diri menyentuh tangan Mark, namun Mark menepisnya.

Jinyoung tahu Mark sangat marah padanya. Bahkan saat itu, sebelum pemakaman Junior, Mark memintanya untuk pergi jauh. Mark berkata ia muak melihat Jinyoung. Ia ingin Jinyoung lenyap dari kehidupannya. Meskipun Jinyoung selalu mendapat kata-kata kasar dari Mark, hal itu tidak mempengaruhinya untuk mendekati Mark. Jinyoung tidak ada maksud lain, ia hanya ingin bertanggung jawab, karena dirinya, Mark kehilangan segalanya. Bahkan, kebahagiaannya.

"Kenapa kau disini? Aku memintamu untuk menghilang dari kehidupanku!"

"Hyung..."

Mark berdiri dengan sedikit terhuyung-huyung.

"Kau... Seharusnya kau yang mati! Bukan Junior!"

Jinyoung hanya diam dengan air mata yang mulai menumpuk.

"Apa kau tidak punya malu? Mengaku-ngaku sebagai kekasihku, tapi nyatanya kau adalah orang asing yang bahkan... bahkan tidak ada harganya di mataku. Kau memang tidak tahu diri! Aku memintamu pergi, tapi kenapa kau muncul lagi di hadapanku?! WAE?!!"

Jinyoung meringis saat Mark mencengkram kedua lengannya.

"Kau memang tidak tahu diri! Kau menjual wajah manis ini untuk menipuku!"

Air mata Jinyoung sudah mengalir di pipinya namun ia tidak melakukan perlawanan saat Mark menyakitinya.

Mark menatap lama wajah di hadapannya. Matanya kembali berair.

"Kau tahu, aku adalah orang paling bodoh di dunia ini. Aku tidak tahu membedakan kekasihku. Bahkan aku... aku membiarkan orang sepertimu masuk kedalam kehidupanku! Apa sekarang kau puas? Apa kau puas membuatku seperti ini?! Lebih baik aku tidak mengetahui semuanya! Lebih baik aku membiarkanmu tetap tinggal disini, sebagai kekasihku! Mungkin... aku tidak akan terluka seperti ini"

Don't Leave Me -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang