"Hyung, kita mau kemana?"
Henry hanya diam sambil fokus menyetir.
"Hyung?" Jinyoung kembali bertanya pada Henry.
"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku. Bosku tiba-tiba menyuruhku datang keapartemennya"
"Lalu kenapa kau membawaku?"
"Masalahnya dia ingin bertemu denganmu"
"Mwo?!"
"Sudah jangan banyak tanya. Kau harus menurut dan jangan macam-macam. Arraseo?"
"Hm ne"
.
Jinyoung menunduk malu karena sejak ia tiba ditempat ini, pemuda dihadapannya selalu menatapnya dengan intens.
"Wah benar-benar mirip" Gumam Jackson terkagum-kagum.
"Jadi, apa tujuanmu menyuruhku datang kesini sajangnim?" Tanya Henry. Awalnya ia enggan membuka suara, namun ia tidak tega melihat kegelisahan adiknya. Jinyoung tidak begitu pandai bergaul. Jadi ia akan malu jika bertemu dengan orang asing seperti Jackson.
"Ehm! Hyung kau tahukan masalah yang menimpa Mark?"
"Iya. Aku tahu" Jawab Henry.
"Begini, kekasih Mark mengalami kecelakaan. Dan saat ini dia dirawat dirumah sakit, di Amerika"
Henry dan Jinyoung sempat terkejut mendengarnya. Kasihan sekali, pikir keduanya.
"Kau tahu, adikmu ini sangat sangat sangat mirip dengan kekasih Mark. Hyung, demi kebaikan perusahaan dan Mark sendiri, apa aku boleh meminjam adikmu?"
"Meminjam?"
"A-ah jangan berburuk sangka. Maksudku aku ingin meminjam adikmu untuk menyamar menjadi kekasih Mark. Bagaimana?"
"Shireo" Tolak Jinyoung.
"K-kenapa? Kau sangat mirip dengan Junior jadi menurutku..."
"Aku tidak mau. Itu sama saja berbohong"
"Tapi ini demi kebaikan Mark dan perusahaan kami"
"Aku tidak tahu siapa itu Mark. Jadi untuk apa aku membantunya"
Henry menyikut siku adiknya. Ia tidak pernah mendengar Jinyoung bicara seketus ini.
"Tapi setidaknya nanti kau menyelamatkan pekerjaan kakakmu. Mark adalah pemilik perusahaan tempat kakakmu bekerja dan aku adalah direktur diperusahaan itu. Perusahaan kami sedang mengalami masalah. Jika Mark tidak becus menjaga perusahaannya, maka aku, Mark beserta para karyawan akan dipecat, begitu juga dengan kakakmu"
"T-tapi itu tetap saja berbohong. Ibu bilang jika ingin melakukan sesuatu aku harus melakukannya setulus hati dan dengan kejujuran"
'Ya tuhan. Meskipun mereka mirip, tapi Jinyoung masih sangat polos'
"Baiklah. Aku tidak bisa memaksamu mengikuti ide gilaku ini. Tapi aku berharap kau mempertimbangkannya lagi. Demi kakakmu dan perusahaan kami juga"
"Hyung, aku mau pulang" Bisik Jinyoung pada Henry.
"Kalau begitu kami permisi dulu. Maaf jika adikku mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaanmu"
Jackson tersenyum.
"Tidak apa-apa. Itu wajar"
"Hyung ayo" Jinyoung menarik-narik baju Henry untuk segera pergi dari tempat ini.
Henry membungkuk hormat sebelum pergi dari sana. Jackson mengusap wajahnya. Ternyata ini tidak semudah yang ia pikirkan. Ia pikir Jinyoung akan menerima tawarannya mengingat ini menyangkut pekerjaan kakaknya. Hei, sepolos apapun Jinyoung, ia adalah laki-laki yang pintar. Lagi pula Jinyoung tidak terlalu polos. Buktinya ia pernah mencium Jaebum terlebih dahulu. Bahkan pernah meminta Jaebum untuk melakukan 'itu' padanya. Tentu saja Jaebum menolaknya karena Jaebum bukanlah laki-laki brengsek. Ia tidak akan menyentuh Jinyoung sebelum mereka resmi menikah.