Part 15

1.2K 135 20
                                    

Younghyun tersenyum jahat ketika orang suruhannya menunjukkan beberapa foto kepadanya. Yaitu foto Mark bersama Jinyoung saat keduanya berkencan di sungai Han beberapa waktu yang lalu. Rupanya selama ini Younghyun mengirim orangnya untuk memata-matai Mark. Rasanya ia belum puas membuat Mark kehilangan perusahaan yang susah payah didirikan oleh ayahnya. Younghyun masih ingin membuat Mark menderita dan sepertinya sekarang ia tahu target yang tepat untuk melumpuhkan Mark.

Park Jinyoung... Ia akan menggunakan pemuda itu untuk melukai Mark lebih jauh lagi. Karena ia yakin Mark akan menjadi gila jika terjadi sesuatu yang buruk menimpa kekasihnya itu.

"Aku tidak menyangka sepupuku ini memiliki orientasi seks berbelok. Pecinta sesama jenis, sangat menjijikkan. Chansung-ssi, bukankah perusahaan ini menjalin kerja sama dengan perusahaan ayah Jinyoung?"

"Dulu iya tuan. Tapi perusahaan mereka memutuskan kontrak setelah mendengar perusahaan ini akan bangkrut"

Younghyun kembali menunjukkan senyuman jahatnya.

"Bagus. Setidaknya presdir Park yang terhormat itu akan menerima tawaran kerja sama lagi. Dengan begitu aku akan lebih mudah mendekati anaknya lalu melukainya"

Chansung hanya diam menatap tuannya yang sibuk memikirkan ide gila untuk menghancurkan Mark dan perusahaan keluarga Park secara bersamaan. Jujur saja, ia mulai lelah bekerja dibawah tangan Kim Younghyun dan ayahnya itu. Tapi ia tidak punya pilihan lain, ia memiliki anak dan istri yang harus ia penuhi kebutuhannya. Chansung adalah satu-satunya orang yang tahu bahwa Wang Jackson masih punya wewenang terhadap perusahaan ini. Pemecatan Jackson dilakukan secara tidak resmi. Mark yang saat itu terbawa emosi, tidak bisa berpikir dengan jernih. Keteledoran Mark tersebut membawa keuntungan bagi Jackson untuk merebut kembali posisinya di perusahaan. Dan Chansung dilarang keras membuka mulut mengenai hal tersebut. Chansung yakin, setelah Jackson kembali keposisinya semula, hidupnya tidak akan sesulit ini lagi. Karena hanya Jacksonlah direktur yang mau berbaik hati membiayai uang sekolah kedua putrinya. Sedangkan Younghyun hanya menganggapnya orang suruhan yang derajatnya sangat rendah.

.
.

Jinyoung memperhatikan Mark yang sedang menjelaskan mengenai mata kuliah yang sulit di mengerti olehnya. Dua jam yang lalu Jinyoung memaksa Mark untuk datang ke cafe dekat rumahnya. Awalnya Mark menolak karena sibuk, tapi dengan jurus andalannya -merajuk- akhirnya Mark menuruti keinginan sang kekasih, ya walaupun sempat beradu argumen.

"Apa kau sudah mengerti?" Tanya Mark.

Jinyoung tersenyum manis.

"Sudah"

Mark mengacak surai hitam sang kekasih. Hah ia benar-benar jatuh cinta pada namja imut ini.

"Kalau begitu aku harus pergi sekarang. Masih banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan"

Raut Jinyoung langsung berubah. Senyuman diwajahnya berganti dengan kekesalan yang teramat sangat. Tidak tahukah Mark kalau kekasihnya itu sedang ingin berduaan dengannya? Tetapi Mark malah memikirkan pekerjaannya.

Ayolah Jinyoung, itu demi masa depanmu juga.

"Kenapa lagi hm? Bukankah aku sudah menjelaskan semua materi yang ingin kau pelajari?"

Jinyoung menutup bukunya dengan perasaan dongkol. Bibirnya terpout lucu dengan hidung yang sedikit memerah. Sepertinya Mark harus mulai terbiasa dengan sifat Jinyoung yang satu ini. Padahal sebelumnya Jinyoung tidak pernah bertingkah kekanakan saat berpacaran dengan Jaebum. Justru saat bersama Mark, jiwa-jiwa kekanakan di dalam diri Jinyoung menguar. Tapi kalau boleh jujur, Mark suka melihat Jinyoung seperti ini.

"Hyung, akhir-akhir ini kau sibuk dengan pekerjaanmu sampai kau melupakanku"

Dahi Mark mengkerut. Tapi memang ia akui selama beberapa hari ini ia terlalu sibuk mengurus pekerjaannya. Apalagi hubungannya dan Jackson sudah mulai membaik. Dengan begitu ia kembali memulai menjalin kerja sama kembali dengan Jackson untuk merebut perusahaan ayahnya yang di rampas oleh pamannya. Tapi ia tidak menyangka kesibukannya tersebut berdampak tidak baik bagi Jinyoung, karena selama ini Jinyoung tidak pernah mengeluh soal pekerjaannya. Dan ini pertama kalinya Jinyoung mengeluhkan hal tersebut.

Don't Leave Me -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang