Mark memejamkan matanya sesaat. Rupanya mayat yang ditemukan ditengah hutan bukanlah Jinyoung. Mark bisa gila jika seandainya mayat itu benar-benar Jinyoung. Bagaimanapun juga ia yang sudah meninggalkan Jinyoung ditempat ini.
"Kami baru saja mendapat informasi terbaru. Ternyata ponsel ini adalah hasil curian pak. Menurut saksi mata, laki-laki ini mengikuti seseorang yang baru keluar dari hutan. Kemudian dia merebut ponsel itu dari tangan pemiliknya. Laki-laki ini ternyata kabur dari penjara pak"
Mark mendesah legah setelah mendengar semuanya.
"Apa aku boleh lihat ponselnya?"
Polisi tersebut tampak ragu mendengar permintaan Mark.
"Pemilik ponsel itu adalah kekasihku. Sekarang aku sedang mencarinya"
Polisi itu memberikan ponsel yang mereka dapatkan pada Mark. Mark memeriksa ponsel milik Junior yang selama ini digunakan oleh Jinyoung. Rupanya Jinyoung hendak mengirim pesan pada Henry namun pesan itu belum sempat terkirim. Isi pesan tersebut "hyung tolong aku. ada seseorang yang mengikutiku. tapi aku tidak tahu sedang dimana"
Jinyoung pasti ketakutan saat di tinggal seorang diri di hutan. Karena amarahnya, Mark hampir saja kehilangan nyawa orang yang ia sayangi? Sayang? Mungkin lebih dari itu.
Tunggu dulu. Bukankah letak hutan ini tidak terlalu jauh dari danau?
"Kau mau kemana lagi tuan? Kita harus kebandara sekarang" Ujar paman Kim. Sayangnya Mark mengabaikannya dan berlari sekencang mungkin agar ia bisa cepat sampai di danau tempat ia mengajak Jinyoung berkencan.
.
Nafas Mark tersengal-sengal setelah sampai ditempat tujuan. Tidak ada siapa-siapa disana. Apa Mark terlalu berharap Jinyoung pergi ketempat ini?
"Hyung, kau datang"
Mark mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk. Dapat ia lihat pemuda yang sejak kemaren ia khawatirkan berdiri dihadapannya dengan keadaan kacau, bahkan terdapat luka lebam diwajah manisnya.
Ingin sekali Mark memeluk Jinyoung, namun ia teringat kembali pada kebohongan Jinyoung.
"Mianhae" Lirih Jinyoung dengan suara parau. Ia berjalan terhuyung-huyung mendekati Mark.
Mark segera menangkap tubuh Jinyoung yang hampir saja jatuh. Setelah itu Jinyoung tidak sadarkan diri, membiarkan Mark menggendongnya menuju mobil yang terparkir jauh didepan sana.
Mark tidak mengerti kenapa ia melakukan ini. Entah karena perasaannya terhadap Jinyoung atau sekedar kasihan pada Jinyoung, mengingat Jinyoung adalah saudara kembar Junior yang sudah lama Junior cari. Intinya ia sangat mengkhawatirkan Jinyoung, sama ketika ia sedang mengkhawatirkan Junior.
.
Youngjae dan Bambam memasuki bar yang terdapat di pusat kota Seoul. Mereka disini karena mengikuti bos mereka yang tak lain adalah Im Jaebum. Hari ini Youngjae melihat Jaebum sangat kacau, bahkan Jaebum menunda pertemuannya dengan salah satu rekan bisnisnya yang jauh-jauh datang dari luar negeri. Hingga pada akhirnya Youngjae memaksa Bambam untuk mengikuti kemana Jaebum pergi.
Disinilah tempatnya. Tempat yang belum pernah mereka masuki bahkan masih sangat asing bagi keduanya. Diantara keramaian, Youngjae bisa melihat Jaebum meneguk minuman berakohol. Youngjae segera mendekati Jaebum yang sudah mabuk tersebut.
"Jaebum-ssi"
Jaebum mengangkat kepalanya untuk melihat wajah orang yang baru saja memanggil namanya. Ia tersenyum.
"Apa kau temannya?" Tanya bartender yang sejak tadi dibuat pusing oleh Jaebum.
"I-iya" Jawab Youngjae.