Apa yang dipikirkan Steve saat Tony berjalan menuju ruang tengah dengan secangkiri susu cokelat panas ia melihat pemandangan yang membuatnya resah, sangat resah sampai-sampai ia tak dapat berbicara.
Apa maksudnya?
Kenapa ia melakukannya?
Tony tak percaya bahwa ia melihat Bucky sedang berpelukan dengan Steve dan mereka berdua tertidur lelap di sofa dengan selimut yang menutupi badan mereka, saat itu Tony ingin sekali melempar cangkirnya dan mencoret nama mereka dari anggota Avengers.
Kini Tony mungkin sedikit overreacting melihat ekhm, kekasihnya, bersama Bucky. Apa sekarang Tony merasa dirinya menjadi posesif? Kenapa ia selalu memikirkan setiap detik saat ia melihat Steve dengan Bucky? Kenapa ia harus peduli? Ya tentu saja ia peduli karena Steve itu bisa dibilang kekasihnya.
Natasha menyadarinya, ia menyadari sebuah isakan pelan di laboratorium Tony, dan dugaannya benar kalau seseorang sedang merasa sedih di dalam lab. Sebuah kejutan orang tersebut adalah Tony, selama ini Tony merupakan orang paling sarkastik dan kuat secara mental.
Natasha membuka pintu lab dan masuk ke dalamnya, duduk di sebelah Tony dan memegang punggungnya, tapi Tony menepis tangannya. Ia tak sudi dikasihani seseorang, Natasha pun hanya menghela napas.
"Ayolah Stark, ada apa?"
Tony tidak memperdulikannya, ia hanya mengelap matanya dengan lengannya dan bangkit meraih sisa donat kemarin. "Stark, aku tahu kau sedang bad mood, setidaknya jawablah pertanyaan ku."
"Donat dapat menghapus kesedihan ku," Tony terdiam setelah ia berbicara, "astaga, apakah aku mengatakan bahwa diriku sedih?"
"Kau mengatakannya dengan lantang Tony." kini Natasha tersenyum, setidaknya Tony mengatakan bahwa dirinya tidak senang atau apapun itu.
Natasha-pun kembali memaksanya menceritakan apa yang terjadi, Tony juga rasanya tidak nyaman jika hanya ia sendiri yang mengetahui ini maka ia menjelaskan apa yang ia lihat. Natasha mulai mengerti, ia sangat mengerti apa yang terjadi dalam Tony, ia benar-benar mengerti.
"Oke, aku mengertinya."
Tony menaikkan alis matanya, "kau mengertinya?"
"Ya aku mengerti kau sedang cemburu!" Natasha tertawa lepas melihat ekspresi Tony yang syok, seumur hidup Tony tak pernah merasa cemburu.
Apakah ia benar-benar cemburu kepada Bucky? Kenapa ia juga harus cemburu? Mungkin saja mereka kedinginan dan saling membagi selimut, iya kan?
"Tanyakan kepada Steve bodoh, aku yakin kau butuh penjelasan. Jika kau sudah menanyakannya, segera hubungi aku oke?"
Tony mengangguk, sepertinya ia butuh jawaban atas tindakan mereka yang membuat dirinya tidak nyaman. Tony tidak mau mengakui kalau ia cemburu, tidak akan, seorang Tony Stark tidak pernah cemburu. Lalu saat itulah, ia bangkit dan jalan menuju ruang tengah.
✮
Bucky dan Steve kini terbangun, Bucky terlebih dahulu yang bangun, ia mendengar suara langkah seseorang dan lantas terganggu. Yap, Bucky sangat berhati-hati, ia tidak akan meragukan suara-suara kecil. Steve ikut serta terbangun karena ia merasa tidak nyaman saat 'sesuatu' di sebelahnya bergerak, saat ia membuka matanya, ia syok kepalanya tersender di bahu Bucky.
"Bucky?"
"Ermm... ya?" jawab Bucky sama herannya kenapa Steve di sebelahnya.
"Ada pikiran kenapa aku bisa senderan di bahu mu? Apa yang baru saja kita lakukan?" Bucky menggeleng tidak tahu, dilihat dari meja yang berantakan, sepertinya ia mulai ingat sesuatu.
"Tunggu, sepertinya aku tahu."
Steve menatapnya penasaran, Bucky dengan senantiasa menjawabnya sampai Tony menyelak pembicaraan mereka, "ya aku ingin tahu kenapa?"
Semuanya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
「ꜱᴛᴏɴʏ • ᴅʀᴀʙʙʟᴇ」
Fanfiction➵ Steve x Tony Drabbles, kisah hidup mereka sebagai pasangan-maupun musuh (mari bersorak Civil War)-atau orang tua Peter Parker. ➵ Keterangan: Pairing: - Captain America/Iron Man - Deadpool/Spider-Man - Spidrer-Man/Ha...