Jelly • 2

3.1K 392 70
                                    

"Ya aku ingin tahu kenapa."

Kalimat Tony barusan membuat suasana menjadi hening, Steve dan Bucky tentu saja syok dengan kehadirannya, tidak menduga Tony seketika datang saja. Tak butuh waktu lama Tony melarikan diri, ia terus berlari tak memperdulikan teriakan Steve dan Bucky.

Steve berangkat lebih dulu sebelum Bucky dan ia langsung mengejar Tony dari belakang, sedangkan Bucky, ia masih berpikir apakah ia ikut mengejar atau diam saja. "Ku gak usah ikut lari aja ya? Lagian juga itu masalah Steve dan Tony." padahal dia merupakan sumber masalahnya, tapi siapa peduli?

Kaki Tony melangkah menuju laboratoriumnya yang pasti, tidak ada tempat pelarian selain lab tercintanya. Ia dengan gesit memasukkan identitas dan menghambur ke arah meja kerjanya, mencari donat untuk penenang. Ia sedikit terisak, tapi ia tahan air matanya untuk keluar, tidak sudi ia menjadi lemah akibat seseorang.

Steve sendiri sampai di depan lab Tony, ia memberanikan diri untuk memasukkan identitasnya dan ternyata—

"Tony buka pintu lab mu!" teriak Steve frustasi, yang benar saja? Tony tidak memperbolehkan ID Steve!

"P-pergilah Cap!" teriaknya balik, Steve hanya menghela napas sedih.

"Ayolah Tony, aku bisa menjelaskannya! Umur berapa kau? Sepuluh?"

Tony hanya bisa memberi Steve jari tengah dan kembali menyantap Donatnya dengan bumbu air mata Tony. Persetan dengan Stucky, Stony lebih berjaya. Di lain sisi Steve mencari cara untuk masuk, orang yang pertama kali ia pikir adalah Pepper. Pepper pasti bisa mengizinkannya masuk.

Tak lama kemudian, Pepper datang dengan wajah kesal. Sepertinya dia tidak begitu suka dengan Tony yang ngambek seperti anak kecil ini, tapi Steve tidak ada pilihan selain dia. "Demi apapun, Tony! Kau terlalu tua untuk seperti ini!"

Pepper membentak dan mengetik ID-nya, tapi suara 'NEET' menggema yang menjawabnya. Tony telah mengblokir semua akses para penghuni Stark Tower.

Mereka berdua menghembuskan napas resah, Tony benar-benar ngamuk saat ini, dan yang hanya bisa menenangkannya hanya Steve. Ia hanya berharap kenapa ia bisa berakhir dengan Bucky. Natasha menyaksikan semuanya, ia melihat Pepper dan Steve seperti orang resah atau lainnya, ia pun berjalan ke arah mereka.

"Stark masih sedih?" Pepper dan Steve menjawabnya dengan anggukan.

"Tunggu, bagaimana kau tahu?"

Natasha tersenyum, ia menjelaskan kalau Tony menceritakannya ia sedih melihat Steve dan Bukcy tertidur lelap di sofa. Natasha juga menjelaskan kemungkinan besar Tony cemburu dengan mereka berdua, tentu kalimatnya membuat Steve terkejut.

"Iyakah? Kalau begitu aku harus mencari Bucky untuk menceritakan semuanya!" Natasha dan Pepper meletakkan tangannya di kening mereka, tak percaya kalau Steve itu sangat peka dengan Tony.

"Jangan khawatir Pak Tua, Winter Soldier melaporkan untuk misi." Bucky datang dengan sendirinya, di duga ia bosan sendirian di sofa dan menatap TV 4K milik Tony, makanya ia memutuskan untuk melihat keadaan.

Bucky dengan dramatis mengambil napas panjang.

"Hey manusia kaleng, jangan menangis di dalam. Aku punya seribu satu alasan mengapa kami berakhir seperti itu. Aku ingat kami—Steve, aku, Thor, dan Bruce—bermain sesuatu di ruang tengah mu, sesuatu ya cukup keren. Yang kalah tidak diperbolehkan tidur di kamar masing-masing dan harus minum apa itu? Kopi mu ya? Entah kenapa efeknya menjadi aneh dan astaga Tony, kau seharusnya memberi peringatan untuk manusia biasa seperti kita.

"Aku mengalami sakit kepala kalau tidak salah, sama halnya dengan Steve—karena dia pecundang maka dia yang kalah berkali-kali—ia bahkan berbicara dengan cepat. Kopi mu membuat kami tertidur pulas, sepertinya Bruce dan Thor merasa kasihan dengan kekalahan kami dan mereka dengan baik hati memberikan kami selimut, sepertinya Steve dengan hebatnya tak sengaja tertidur di pundakku. Aku berani bersumpah demi Odin—bapaknya Thor—kami tidak memiliki hubungan apapun! Kecuali dia suruhan ku sih."

Natasha dan Pepper tidak bisa menahan ketawanya. Dari manusia kaleng, manusia biasa, pecundang, demi odin sampai suruhan atau kacungnya Bucky. Mereka seharusnya menempatkan Bucky sebagai pelawak Avengers! Steve sendiri hanya memberikan wajah 'you don't say' kepada Bucky. Dia merasa sangat bahagia dengan titel pecundang dan suruhan milik Bucky, sangat tersanjung.

Tony di dalam tak bisa menahan ketawanya, ia sangat puas mendengar kalau Steve di mata Bucky hanya seorang pecundang dan suruhannya, ia juga merasa sebutan manusia kaleng lucu dengannya. Tony memberi akses untuk Bucky, ya hanya Bucky saja. Bucky sendiri tersenyum kemenangan, dia bisa menjinakkan Tony yang terkenal dengan 'ngambek berbulan-bulan' kata Clint. Steve di sebelah Bucky hanya masang wajah tak percaya.

"Apa?! Kenapa Bucky diperbolehkan dan aku tidak?!" Natasha hanya bisa menepuk pundak Steve, kasihan kekasihnya sendiri melarang dia masuk.

"Kau memang dilahirkan sebagai pecundang Steve, terima saja. Tony lebih percaya daripada mu, ahahahahaha." nada Bucky terdengar sarkastik, Steve ingin sekali menjotos wajahnya dan teriak jauh-jauh dari Tony.

Tapi dia bisa apa? Dia hanya bisa mengisap jempol sembari melihat Bucky bersama Tony. Bucky mengambil Tony darinya, dan ia hanya bisa melihatnya. Pepper dan Natasha tidak bisa berbuat banyak, mereka hanya bisa face palm dengan semua yang terjadi, toh syukurin apa adanya.

Di dalam lab, Bucky hanya bersiul dan duduk di sebelah Tony. Ia mengambil dua donat dan melahapnya dengan rakus, mumpung masih gratis ia ambil saja yang banyak. Tony melihatnya makan, sedikit tersenyum, air matanya juga sudah mengering. Bucky menyadari Tony menatapnya makan, sebuah keberanian yang besar ia memberanikan untuk mengacak-acak rambut Tony. Dalam hatinya, ia tertawa jahat kepada Steve.

"BUCKY SIALAAAAAAAN!!" hanya itu yang bisa Steve katakan, ia membanting vas bunga di dekatnya dengan wajah yang sulit di artikan.

Natasha menepuk pundak Pepper, "entah kenapa aku menikmati adegan love-triangle di depanku, sebuah hiburan baru."

Pepper mengangguk mantap, "kali ini aku sangat setuju dengan mu, Nat."

Lalu mereka habiskan tertawa dengan Bucky yang mengusili Steve dengan membuat Tony merona parah, jujur saja, Steve sangat ingin sekali membuang Bucky kelautan. Kisah mereka bertiga pun mulai dari sini.

Tamat.

———————

「ꜱᴛᴏɴʏ • ᴅʀᴀʙʙʟᴇ」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang