Part 5

4K 192 0
                                    

3 Bulan Kemudian...

Pagi yang sangat indah sudah di nanti-nantikan oleh Aira. Hari ini Aira resmi menjadi seorang mahasiswi di Universitas Indonesia jurusan Teknik Sipil. Aira pergi dengan semangat menuju kampus dan kelasnya.

Sesampainya di dalam kelas Aira duduk di barisan terdepan mengobrol dan berkenalan dengan teman-teman yang berada di dekatnya. Tidak lama kemudian dosen jam mata kuliah pertama masuk. Semua mahasiswa dan mahasiswi mengumpulkan kartu kuliah masing-masing.

Dosen tersebut memperkenalkan dirinya dan mengabsen mahasiswa dan mahasiswi satu persatu berdasarkan kartu kuliah yang ada di meja dosen.

Aira Keysa Buwono...

Saya pak.
Ucap Aira sambil mengangkat tangan kanannya ke atas penuh semangat.

Dan yang terakhir Attila Kenza Arifin...

What?
Attila Kenza Arifin?
Nggak mungkin...
Nggak mungkin dia...
Gue nggak mungkin satu kampus, satu jurusan dan satu kelas lagi sama Attila si anak bawang.
Ucap Aira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Saya pak.

Ucap Attila sambil mengangkat tangan kanannya ke atas. Aira sangat terkejut mendengar suara Attila. Aira pun cepat-cepat menoleh ke belakang mencari-cari Attila.

Oh no...
Kenapa harus dia sih?

Ucap Aira berbicara sendiri di dalam hati dengan sangat kesal sambil menatap tajam ke arah Attila. Attila hanya tersenyum saat matanya melihat Aira. Aira pun langsung menghadap ke depan lagi.

Mata kuliah pun di mulai dan Aira tidak semangat lagi untuk belajar. Aira terus melihat jam tangannya. Saat bel berbunyi Aira cepat-cepat memasukkan buku dan alat-alat tulisnya ke dalam tas. Aira pun cepat-cepat meninggalkan ruang kelas.

Kak...
Kak Ai tunggu...

Ucap Attila memanggil dan mengejar Aira. Aira terus berjalan menuju perpustakaan dan pura-pura tidak mendengar panggilan Attila. Akhirnya Attila berhasil mengejar Aira.

Kak...

Loe ngapain panggil-panggil gue?
Pura-pura aja loe dan gue nggak saling kenal. Ngerti loe?

Nggak.

Aish...
Ucap Aira kesal.

Kak, aku minta maaf sama kakak kalau aku ada salah.

Salah loe banyak sama gue. Loe ngapain kuliah di kampus ini? Loe ngapain ambil jurusan yang sama dengan gue? Kenapa loe nggak ambil fakultas hukum aja sih? Loe kan bisa jadi Pengacara, Hakim atau pun Jaksa. Loe juga bisa Polisi, loe bisa jadi detektif. Sama dengan detektif Conan kesukaan loe.
Ucap Aira ketus di depan ruang perpustakaan.

Cita-cita aku memang ingin jadi Arsitek kak, bukan detektif atau pun yang lainnya.

Kenapa loe nggak ada waktu saat ospek?

Aku tahun ini nggak bisa ikut ospek kak, mungkin tahun depan aku baru bisa ikut ospek.

Memangnya kenapa, loe nggak mau gue tahu kalau loe juga kuliah di kampus ini dan satu jurusan sama gue? Loe mau kasih gue surprise seperti hari ini? Terima kasih surprise nya...

Nggak gitu kak, aku nggak ikut ospek bareng kakak bukan karena aku sengaja tapi karena aku habis sakit tipes.

Kamu ngapain bisa sakit tipes?
Capek baca komik detektif Conan dari pagi sampai malam selama 3 bulan?
Ucap Aira sinis.




My Rival, My Mate (1-28 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang