Part 25

4.5K 190 0
                                    

Keesokkan Harinya...

Aira menunggu Attila yang sedang tidur sambil senyum-senyum sendiri melihat cincin di kedua jari manisnya.

Ai...
Kamu jangan menikah dengan pria lain. Kamu tidak boleh menikah dengan pria lain. Aku mencintai kamu Ai, aku sangat mencintai kamu.
Hikh...hikh...hikh...

Ucap Attila mengigau sambil menangis.

Attila...
Attila bangun...

Ucap Aira mendekat sambil menepuk-nepuk pipi Attila dengan lembut. Attila pun perlahan-lahan membuka kedua matanya, langsung duduk dan memeluk tubuh Aira dengan erat. Aira secara spontan langsung mendorong tubuh Attila.

Aw...
Ucap Attila saat kepalanya terbentur ujung ranjang.

Kamu nggak apa-apa kan?
Kamu baik-baik aja kan?
Maaf, aku nggak sengaja.
Lagi pula kamu ngapain peluk aku sih? Kita berdua itu bukan muhrim. Tubuh aku hanya boleh di peluk sama suami aku nanti.
Ucap Aira panik dan marah.

Maaf, maafin aku Ai...
Ucap Attila sedih.

Nggak apa-apa, aku maafin kok. Tapi ingat jangan di ulangin lagi.

Iya Ai...
Apa ini di rumah sakit?
Ucap Attila melihat sekeliling ruangan rawat inapnya.

Iya.
Kemarin sore kamu pingsan di kantor.

Sekarang jam berapa?

Jam 7 pagi.

Ai...
Tadi kamu ngomong sama aku, aku kamu kan? Bukan loe gue?

Iya, memangnya kenapa?
Kamu nggak suka?

Suka kok, suka banget. Coba aja dari dulu kamu ngomong gitu sama aku, pasti sekarang aku...
Attila tidak melanjutkan ucapannya.

Aku apa?

Nggak apa-apa.
Ai, apa orang tua aku tahu aku masuk rumah sakit?

Iya, ayah sama bunda kamu pulang kerja kemarin langsung kemari kok. Tapi sekarang mereka berdua lagi pergi.

Pergi kemana Ai?
Pulang ke rumah ya?

Nggak kok, ayah sama bunda kamu sekarang lagi pergi ke rumah calon istri kamu. Kata ayah sama bunda kamu tadi mereka berdua mau perkenalan keluarga sama calon mama papa mertua kamu.

Apa?
Ke rumah calon istri aku?
Perkenalan keluarga?
Hp aku mana? Hp aku mana?
Ucap Attila kaget dan mencari-cari hp nya.

Kamu buat apaan cari hp?

Aku mau telepon ayah dan bunda. Ayah dan bunda mau melamar siapa?
Ucap Attila panik.

Ayah sama bunda kamu mau melamar wanita yang kamu cintai. Kamu udah punya calon istri kan?

Calon istri?

Iya, waktu aku pertama kali melamar pekerjaan di perusahaan kamu, kamu kan bilang sama aku bahwa kamu udah punya calon istri.

Iya, tapi...

Apa kamu nggak mau nikah bulan depan?

Apa?
Bulan depan?
Ucap Attila kaget.

Iya, bulan depan.
Udah sekarang kamu makan dulu biar kamu cepat sembuh dan nikah bulan depan.

Aku nggak laper Ai...
Ai, kamu pulang aja. Kamu nggak usah repot-repot pagi-pagi gini besuk aku. Kalau calon suami kamu tahu gimana? Pasti dia marah sama kamu.

Nggak, sekarang kamu makan dulu biar aku suapin.

Ucap Aira sambil menyodorkan sesendok bubur nasi ke mulut Attila. Attila pun makan dengan terpaksa. Tiba-tiba Attila melihat cincin di jari manis tangan kanan Aira.


My Rival, My Mate (1-28 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang