Yang dilakukan Melody hanyalah diam di dalam kamar tanpa suara
Karina sampai bingung dibuatnya, dia nggak tau apa yang terjadi sama anak gadisnya sampai sampai nggak keluar dari kamar semenjak pulang sekolah kemarin, bahkan Melody juga nggak makan apapun
Sepulang sekolah kemarin, wajah Melody tampak lesu, Karina ingin bertanya tapi anak gadisnya langsung masuk ke dalam kamarnya, biasanya Melody akan duduk di ruang tamu sambil memakan beberapa cemilan yang biasa Karina sediakan untuk kedua anaknya itu
Tapi kali ini berbeda, Melody langsung masuk ke dalam kamar setelah menyaliminya
Malamnya Karina bertanya, tapi Melody hanya menjawab 'Nggak papa ma, Atha Cuma cape'
Karina tau Melody pasti ada masalah, tapi dia juga nggak bisa maksa anaknya buat cerita, jadi ya mau nggak mau dia hanya bisa diam dan menunggu anaknya itu cerita sendiri
"Tok.. tok.. tok.."
"Iya sebentar" Karina dari arah dapur menyahut, ia segera membuka pintu untuk sang tamu
Karina tersenyum manis menyambut tamu yang datang "Eh nak Loudi, mau ketemu Melody ya?" tanyanya
Loudi tersenyum "Iya tante, Melody ada kan?"
Karina mengangguk "Ada sih, tapi dia dari kemarin nggak mau keluar kamar, tante nggak tau kenapa" wajah Karina berubah cemas menceritakannya
"Boleh saya temuin dia tante?"
"Boleh, kamu langsung ke kamarnya aja ya, tante mau ngelanjutin masak soalnya"
Loudi mengangguk. Karina mempersilahkan Loudi masuk, ia kembali ke dapur dan meninggalkan Loudi yang hendak ke kamar anaknya
😊😊😊
Melody mengerjapkan matanya saat mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya
"Atha nggak papa ma"sahutnya terdengar parau
Melody tau itu mamanya, dia benar benar malas untuk bergerak, entah apa yang terjadi padanya sampai sampai yang dilakukannya hanyalah berbaring di atas ranjangnya sambil mendengarkan lagu lagu melow
"Atha nggak mau makan ma, nanti aja" katanya lagi saat pintu kamarnya masih diketuk
"Gue Loudi"
😊😊😊
"Gue Loudi"
Kata Loudi pada akhirnya. Dia nggak tau apa yang terjadi, yang terdengar hanya suara gerasak gerusuk tanpa ada sahutan dari Melody
"Mel-"
"Apa?!"
Loudi kaget bukan main, ia mundur beberapa langkah saat Melody tiba tiba keluar dengan keadaan yang bisa dibilang agak menyeramkan
Ia menelan salivanya saat gadis didepannya menatapnya dengan tatapan yang... pokoknya menyeramkanlah, ia tersenyum kaku, tapi gadis didepannya masih menatapnya dengan pandangan yang membuat bulu kuduknya merinding
Loudi berdehem mencairkan suasana "Hm.. gue kesini mau minta maaf"
"Buat apa?!" Bentak Melody, Pandangannya masih sama seperti tadi, bahkan gadis itu tidak mengedipkan matanya sedikit pun, ia menatap horor Loudi
Loudi mengerutkan keningnya "Lo kenapa jadi galak gini sih?"
"Kenapa nggak boleh hah?! Lo aja jauhin gue seenaknya, masa gue cuma galak nggak boleh"
"Hah?"
Seketika Loudi tertawa kecil "Oh jadi lo galak Cuma gara gara gue jauhin lo? Tapi apa alasannya? Jangan jangan lo suka lagi sama gue?" goda Loudi memainkan alisnya
"IYA GUE SUKA SAMA LO, TERUS MAU LO APA?!" teriak Melody dengan penuh kekesalan
Jantung Loudi mendadak berdetak kencang, dia menatap Melody yang menunduk malu, tapi tunggu, setelah diperhatikan melody bukan malu, gadis itu menangis, ya dia menangis, Loudi bisa melihat air mata yang jatuh dari pipinya
"Lo kenapa nangis?"
"Gue kesel!"
😊😊😊
"Lo kenapa nangis?"
"Gue kesel!" Bentak Melody
Tangan Melody mengepal, rasanya ia ingin menonjok kakak kelasnya ini, entahlah kenapa, tapi rasanya dia kesal sekali sampai sampai ia menangis
"Tapi kenapa?" tanya Loudi
Bagaimana bisa Loudi bertanya kenapa? Bukannya sudah jelas kalau itu karna dia
Melody mengangkat wajahnya dan memperlihatkan air mata yang terus mengalir dipipinya "Gue kesel karna suka sama lo, gue kesel karna jantung gue terus berdetak di deket lo, gue kesel ngeliat lo deket deket cewe itu, pokoknya gue kesel!" suara melody meninggi di akhir kalimat
Loudi tersenyum tipis "Lo suka sama gue, tapi lo benci hal itu?" Melody mengangguk "Kenapa?"
"Karna gue bingung, gue suka sama Eryan, tapi gue juga suka sama lo, gue nggak tau yang mana yang sebenarnya gue suka, lagi pula, gue kesel lo sok jual mahal pas gue suka sama lo, ini kisah cinta pertama gue, tapi kenapa rumit banget" Melody makin terisak
Loudi menarik Melody ke dalam pelukannya "Terus lo maunya apa?" tanyanya "Haruskah gue jauhin lo terus supaya lo bisa fokus suka sama Eryan?" Melody menggeleng
"Jangan jauhin gue! Jangan deket cewe lain, lo boleh deket tapi jangan bertindak lo nggak kenal gue di depan cewe itu kayak kemarin, bantu gue buat mastiin kalo rasa ini bukan sekedar rasa suka biasa"
"Kenapa harus gue?" kening Loudi berkerut "Kenapa nggak fokus sama Eryan?"
Melody melepaskan pelukan Loudi, matanya menatap tajam Loudi "Kalo nggak mau yaudah!" katanya sakartis "Pasti gara gara cewek rambut sebahu itu" gerutunya pelan
Kekehan Loudi terdengar membuat Melody makin menajamkan pandangannya, tapi cowok itu tersenyum membalas tatapan Melody
"Oke deal!" kata Loudi sepakat "Gue nggak bakal ngejauhin lo, nggak bakal deket deket cewe rambut sebahu itu, dan gue bakal bantu buat mastiin perasaan lo" jelas Loudi "Tapi gue mau tau alasannya kenapa lo berhenti suka sama Eryan?"
Hembusan nafas terdengar dari Melody, wajahnya seketika suaram "Larisa suka sama Eryan, dan gue rasa Eryan juga suka sama Larisa" katanya lesu
Loudi mengangguk mengerti "Oh.." dia ber-oh-ria 'Tapi gue rasa dia juga suka sama lo Mel' batinnya
***
Thanks for readingUpdate kamis dan minggu
Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear the Heart
Teen Fiction#3 Loudi (12 Juli 2019) #4 choose (14 Juli 2019) (Complete) Ini bukan cerita tentang badboy/girl, coolboy/girl, populer boy/girl, cerita ini cuma cerita klasik yang mungkin aja kalian pernah ngerasaiinya atau malah lagi ngerasain, ini cerita cinta...