Menjauh

168 21 0
                                    

From : Smile

Bisa ketemuan? Gue tunggu di lapangan komplek lo ya

Melody mengerutkan dahinya bingung, kenapa tiba tiba Eryan ngajak dia ketemuan? Dan kenapa harus dilapangan, dia bisa ketemuan di rumah Melody, tapi kenapa malah dilapangan?

Sabodo dengan kebingungan yang ada, Melody mengambil jaketnya dan pergi menemui Eryan yang katanya sedang menunggu dilapangan

Lima meter sebelum ia sampai dilapangan, ia melihat Eryan disana, cowok itu sedang menengadahkan kepalanya menatap langit

"Kenapa Yan?" tanyanya duduk disebelah Eryan

Eryan tersenyum, tanpa berbicara apapun, cowok itu langsung melemparkan kotak kecil yang langsung ditangkap oleh Melody

Kening Melody mengerut melihat kotak biru muda dengan pita kecil di atasnya "Apaan nih? Buat gue?"

"Buka aja kalo penasaran"

Melody membuka kotak itu, secarik kertas dan sebuah pulpen antik didalamnya, dia terlebih dulu membuka kertas dan membaca tulisannya

Sorry gue lancang, gue suka sama lo

"Maksudnya apa?" tanya Melody tak mengerti, atau mungkin lebih tepatnya pura pura tak mengerti "Oh. Buat Larisa ya?" tebaknya

Eryan menggeleng "Buat lo" katanya "Gue suka sama Lo Mel" ucapnya lagi, kali ini dia menatap dalam mata Melody

"Sejak kapan?"

"Entahlah.." Ia mengangkat bahu "Tapi kayaknya semenjak lo berdiri di depan kelas buat perkenalan diri"

"Yan?"

Eryan terkekeh melihat wajah tegang milik Melody "Gausah tegang gitu lagi, gue gabakal ngerebut lo dari ka Tara kok" katanya tersenyum lembut

"Gue Cuma mau ungkapin perasaan gue, paling nggak sekali aja lo tau perasaann gue" jelas Eryan melihat wajah bingung Melody, matanya menerawang ke arah langit, tanpa menatap Melody seperti sebelumnya ia berkata "Kalo lo pernah nggak punya perasaan ke gue? Walaupun Cuma sedikit aja?"

Diamnya Melody membuat Eryan mengangguk, ia mengerti bahwa gadis itu tidak pernah memiliki perasaan yang sama dengannya "Nggak papa kok" senyuman tipis merekah di  wajahnya, tapi melihat ekspresi Melody yang belum berubah membuatnya sadar kalau Melody tidak nyaman "Oke lupain aja semuanya, anggap aja ini mimpi atau semacamnya" katanya membuat Melody nyaman "Tapi please jangan jauhin gue"

Eryan kembali menatap Melody, tapi Melody segera mengalihkan pandangannya, ia bangkit berdiri dan bersiap untuk pergi

"Gue duluan!"

Rasanya seperti ledakan balon besar, mengejutkan, sangat sangat mengejutkan. Mendengar pernyataan bahwa ternyata rasa sukanya bukan rasa yang bertepuk sebelah tangan, melainkan rasa yang terbalaskan

Sumpah demi apapun, bukan kegembiraan yang ia terima mendapat kenyataan seperti itu, melainkan rasa takut, takut akan menyakiti, takut salah memilih, dan takut luka yang ia tutup akan terbuka atau bahkan muncul goresa baru disekitarnya

Eryan menahan tangan Melody yang akan melangkah "Gue anter ya"

"Jauhin gue!"

"Kenapa?"

Melody menghempas tangan Eryan kasar "Gue nggak bisa nerima kenyataan kalo lo suka sama gue!"

"Tapi kenapa? Salah gue apa?" Eryan berdiri di depan Melody, menghadang gadis itu agar tidak pergi dan menjelaskan alasan untuk menjauhinyaa "Oke kalo emang lo nggak nyaman, gue bakal berusaha buat lupain itu, tapi jangan jauhin gue" tangannya menggenggam kedua tangan Melody

Lagi.. Melody menghempas kasar tangan Eryan "Sorry gue nggak bisa" ucapnya pelan, dia berjalan meninggalkan Eryan

Eryan terdiam ditempat, bukan karna perkataan Melody yang bilang nggak bisa tidak menjauhinya, melainkan lanjutan Melody yang dikatakannya pelan, sangat pelan sampai sampai ia hampir tidak mendengarnya

😊😊😊

'Karna gue juga pernah suka sama lo'

Kata kata itu terus tergiang di kepala Eryan, dia benar benar nggak nyangka kalau gadis yang ditaksirnya juga memiliki perasaan yang sama, kenapa semuanya terjadi? Kenapa dia harus tau setelah gadis itu sudah menjadi milik yang lain

Eryan menatap layar ponselnya, terlihat wajah seorang gadis yang tengah tersenyum, lubang dipipinya membuat gadis itu terlihat semakin manis. Itu foto Melody, ia mengambilnya secara diam diam

Andaikan waktu dapat berputar kembali, Eryan ingin lebih jantan lagi dengan menyatakan perasaannya lebih awal, tapi mau bagaimana lagi? Semua sudah terlambat

"Mel muka lo kenapa?"

Teriakan teman sekelasnya membuat Eryan segera memasukan ponselnya ke dalam laci meja, matanya beralih pada Melody yang sudah duduk disebelahnya

"Soal kemar-"

"Hanum ke kantin yuk, laper"

Eryan mengangkat sebelah bibirnya, dia rasa Melody benar benar akan menjauhinya, dan kalau memang itu membuat Melody bahagia dan nyaman, dengan sangat terpaksa dia bakal jauhin Melody

To : Melody

Sulit memang, tapi gue bakal coba buat jauhin lo Mel..

***
Ternyata oh ternyata Eryan menyukaiku, eh menyukai Melody maksudnya... gimana nih? Sudahkan ada yang bisa menebak endingnya gimana??? Yaudah tebak sesuka hati kalian ya....

Thanks for reading

Update kamis dan minggu

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺

Hear the HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang