Melody memerhatikan penampilannya di depan cermin
Ia mengangguk sambil tersenyum "Gue yakin ini yang terbaik" katanya optimis
Ia menampilkan senyum sekali lagi, lalu keluar dari kamarnya dengan keyakinan bahwa ini adalah pilihan terbaiknya
"Emang lo bener - bener yakin?" itu suara Raihan, adik laki lakinya itu ternyata sedang berdiri disebelah kamarnya
Melody tersenyum "Insyaallah yakin"
Raihan mengangguk "Yaudah, semoga emang ini yang terbaik deh buat lo, gue juga udah bosen ngeliat lo ngerek terus sama mama"
"Amiinn.."
😊😊😊
Melody langsung menaiki taksi yang ia berhentikan, lalu menyebutkan alamat yang ia tuju, yaitu halte sekolah
Melody berhenti disebuah toko bunga, membeli bunga yang menggambarkan perasaannya saat ini
Lili putih
Sebucket bunga lili putih kini sudah berada di tangannya, ia tersenyum, mungkin cocok sama apa yang mau dia bilang sekarang ini, itulah yang ada difikirannya
Melody kembali masuk ke dalam taksi dengan bucket bunga yang ia pegang
Senyuman terus mengembang di wajah Melody, sedangkan matanya melihat ke arah ponselnya, disana fotonya dengan Loudi terpampang "Mungkin ini yang selalu hati gue bisikin kak" gumamnya pelan
😊😊😊
Ponsel Melody bergetar terus menerus menandakan ada telphone masuk, Melody menjawab panggilan lalu menempelkan ponsel di telinga
"Halo"
"Halo selamat siang, apa ini kerabat dari saudara Eryan?" sahut disebrang
Melody mengangguk "Iya saya temannya, ada apa ya?"
"Saat ini saudara Eryan sedang berada di rumah sakit"
"Hah? kenapa? Kok bisa" mata Melody membesar, tapi sebisa mungkin ia santai "Keadaanya parah sus?"
"Untuk saat ini kami belum bisa memastikan mbak, tapi kami butuh wali untuk penyetujuan pemeriksaan lebih lanjut" jawab orang disebrang
"Maaf mbak, saya nggak bisa, mbak bisa cari kontak Larisa, dia pacarnya"
"Baiklah, terimakasih"
Melody menutup panggilan tersebut
Sebenarnya ia ingin mengetahui keadaan Eryan, tapi mungkin untuk saat ini Loudi lebih penting, ia tak mau membuat cowok itu menunggu
Dan juga, kalau dia mengahampiri Eryan kali ini, mungkin hatinya akan terguncang kembali, ia akan bimbang kembali dengan hubungan yang rumit ini
"Sorry Yan, bukan berarti gue nggak perduli sama lo, tapi mungkin ini yang terbaik" gumamnya, mata Melody menatap jalanan yang mulai dibasahi air hujan
"Ya.. benar, ini yang terbaik"
END
***
Yaps... ini sudah ending, gimana nih? Gajelas ya, hehe...Maaf kalo emang nggak jelas
Karna sudah end, yutha tinggal post epilognya
Dan epilog akan di publish minggu depan...
Thanks for reading
Update sabtu dan minggu
Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear the Heart
Teen Fiction#3 Loudi (12 Juli 2019) #4 choose (14 Juli 2019) (Complete) Ini bukan cerita tentang badboy/girl, coolboy/girl, populer boy/girl, cerita ini cuma cerita klasik yang mungkin aja kalian pernah ngerasaiinya atau malah lagi ngerasain, ini cerita cinta...