"Mel, ayo putus"
"Ka?"
Kerutan dahi Melody bertambah banyak, kali ini ditambah dengan perasaan gusar, matanya menatap mata milik kakak kelasnya mencari kemungkinan bahwa kekasihnya itu sedang bercanda, tapi dia tidak melihat ada sorot kejahilan, mata yang biasa ia tatap penuh dengan kehangatan itu kini menatapnya dengan tajam
"Kakak bercanda ya?"
Loudi menggeleng "Gue serius" ucapnya "Ayo putus"
"Kenapa?"
Cowok itu menghela nafasnya "Gue nggak bisa terus terusan ngejalanin hubungan yang cuma gue yang punya rasa tapi lo enggak"
Melody menggeleng tidak benar "Gue punya rasa sama lo kak, gue juga suka sama lo" katanya menyalahkan bahwa yang mempunyai rasa hanya Loudi
Loudi menyunggingkan sebelah bibirnya "Enggak Mel" katanya lembut "Tatapan lo beda, mata lo menyiratkan kalo lo nggak bahagia sama gue, mata lo menyiratkan kalo bukan gue orang yang lo suka"
"Awalnya gue juga pengen berlaku egois, pura pura nggak tau kalo orang yang lo suka itu bukan gue, pura pura nggak tau kalo mata lo selalu ngeliat orang lain, bukan gue, tapi gue sadar, gue bakal sakit nantinya"
"Ka.." hanya kata itu yang bisa terucap dari bibir Melody, dia nggak tau harus bilang apa, jujur apa yang dikatakan Loudi itu benar, matanya selalu menatap ke arah orang lain, dia tersenyum bersama Loudi, tapi fikirannya selalu ke orang lain, yaitu kepada Eryan
Dari pelupuk matanya menetes buliran air bening, ia nggak bisa banyangin gimana sakitnya Loudi, dia sangat merasa bersalah, sangat sangat merasa bersalah
"Maaf.." lirihnya "Tapi jujur, gue nggak tau gimana perasaan gue yang sebenarnya, mata gue mengarah ke Eryan, fikiran gue selalu ke dia, tapi perasaan gue masih sama, gue masih deg deg-kan ketika berada di samping lo" jelas Melody "Gue benar benar nggak tau perasaan gue yang sebenarnya" ia terisak, benar benar bingung dengan perasaanya
Loudi menjulurkan tangannya, mengusap air mata yang mengalir dipipi Melody "Nggak papa" senyuman hangat mengembang dibibirnya "Sekarang coba tanya hati lo, siapa yang benar benar lo cintai? Di antara Eryan dan gue siapa yang Cuma lo kagumi, gue bakal sangat berterimakasih kalo misalkan orang itu gue, tapi gue bakalan marah dan menyesal kalo lo salah pilih nantinya"
"Jadi demi gue, tolong dengerin hati lo"
Masih dengan isakan Melody mengangguk, Loudi menarik Melody dan mendekap gadis itu dalam pelukannya, mungkin ini pelukan terakhir darinya, dia sangat berharap Melody bisa menjadi miliknya
Tapi dia takut, takut akan menyesal ketika gadis itu menjadi miliknya, ia takut gadis itu tidak bisa bahagia bersamanya
😊😊😊
Ninja merah melaju dengan kecepatan sedang melintasi jalanan kota jakarta yang tidak terlalu padat, kedua pemuda yang berada di atas ninja merah itu saling diam
Melody memeluk erat Loudi, kepalanya ia senderkan di punggung milik Loudi, fikirannya melayang layang, sampai ia tidak sadar bahwa ninja merah yang ia tumpangi itu sudah sampai di depan rumahnya
Ia baru sadar ketika Loudi memanggil manggil namanya beberapa kali, ia segera turun dari atas motor
Loudi membuka helmnya, senyuman menampil diwajahnya "Gue pulang ya" Melody mengangguk, tangan Loudi terulur mangacak rambut Melody pelan "Night"
"Ka"
"Hm?"
Cup
Satu kecupan mendarat dipipi Loudi, Melody tersenyum kecil "Makasih buat semuanya"
Cowok itu ikut tersenyum, dia mengangguk pelan, setelah itu ia memakai helmnya kembali, lalu pergi dengan Melody yang masih memandang kepergiannya dengan pandangan sendu
***
Thanks for reading
Update sabtu dan minggu
Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear the Heart
Novela Juvenil#3 Loudi (12 Juli 2019) #4 choose (14 Juli 2019) (Complete) Ini bukan cerita tentang badboy/girl, coolboy/girl, populer boy/girl, cerita ini cuma cerita klasik yang mungkin aja kalian pernah ngerasaiinya atau malah lagi ngerasain, ini cerita cinta...