"Siapa yang harus gue pilih?" gumam Melody
Kakinya terus berjalan menusuri pantai yang sedang ia kunjungi. Untunglah pengunjung pantai saat ini tidak ramai, jadi ia bisa leluasa jalan kesana kemari menikmati angin yang terus menuip rambutnya
Ia menghela nafas dalam, lalu dikeluarkannya secara perlahan, menjernihkan fikiran fikiran yang ada di otaknya. 'Sumpah demi apapun, gue nggak suka situasi kayak gini' batinnya
Kalo kata orang nunggu itu nggak enak, tapi bagi Melody menentukan pilihan itu lebih nggak enak, dia takut.. takut salah memilih, dia takut akan ada yang terluka, dan dia juga takut yang dia pilih belum tentu memilihnya, 'eh apasih kok gue nggak ngerti sendiri sama fikiran gue?' Lagi batinnya berbicara
😊😊😊
Mata Melody memicing ketika melihat seseorang yang dikenalnya
Cowok hitam manis dengan mata kecil itu sedang tertawa bersama wanita rambut sebahu yang beberapa bulan lalu membuatnya cemburu
Inilah yang membuatnya bimbang, saat melihat kakak kelasnya itu bersama cewek lain entah kenapa hatinya sakit, seperti di tusuk tusuk pakai bambu runcing, tapi anehnya jantungnya berdebar ketika bersama dengan Eryan
Jadi siapa yang dia cintai? Siapa yang harus dia pilih? Atau bolehkah dia egois dengan memilih keduanya? Dan menjadikan keduanya kekasihnya?
"Pacar baru kak?" Melody menghampiri Loudi, matanya menyiratkan ketidak sukaan pada gadis yang duduk disebelahnya
Gadis rambut sebahu itu menggeleng sambil tersenyum "Ah bukan kok, gue sama Loudi cuma temen aja" sahut gadis itu, kemudian ia mengulurkan tangannya masih dengan senyum yang manis banget itu "Gue Kalita lo?"
"Melody" singkat padat dan jelas, ia bahkan tidak menerima uluran tangan dari gadis bernama Kalita tersebut, matanya asik menatap sinis Kalita
Sadar akan kesalahannya, Kalita pamit , membiarkan Loudi dan Melody berdua dengan alasan ada janji sama orang lain
Loudi terkekeh pelan melihat Melody yang tatapannya begitu sangar kepada Kalita, alisnya terangkat satu "Lo cemburu?"
Dengan kecepatan 180km/jam Melody menggeleng "Idih..." hanya decakan itu yang bisa ia keluarkan "tapi kayaknya iya" gumamnya pelan, entah terdengar atau tidak oleh Loudi
Lagi lagi cowok itu terkekeh "Melody Melody lo tuh aneh" dahi Melody berkerut , tapi Loudi bukannya melanjutkan malah tersenyum misterius sambil mengacak rambut gadis itu
Bete sih, kesel juga rambutnya dia acak acak, tapi dia suka
"Mau es krim?"
😊😊😊
Disinilah mereka berdua, di tempat es krim langganan dekat rumah Melody
Melody duduk, wajahnya penuh dengan kegembiraan saat Loudi datang membawa es krim stoberi kesukaannya, saat cowok itu mengulurkan eskrimnya, ia segera mengambilnya dan melahapnya dengan rakus
"Jadi?" satu kata yang ambigu itu keluar dari bibir Loudi
Melody nggak ngerti, jadi? Pertanyaan macam apa itu. Ia mengerutkan alis dengan ekspreksi wajah yang bisa dibilang agak tablo
Tangan Loudi terulur mengelap es krim yang bercelemot ria di bibir Melody "Gimana keputusan lo?"
Sekarang Melody mengerti, dan sungguh demi apapun, dia benci pertanyaan itu, dia benci ketika ditanya siapa yang dipilihnya
Senyuman misterius itu muncul lagi "Ngga papa kalo belum bisa milih, tapi jangan terlalu lama ya, karna nunggu itu nggak enak" ucapnya "Makan lagi dong es krimnya, gausah canggung gitu ah, santai aja kali"
Melody mengangguk pelan, ia memakan es krim dengan perasaan campur aduk, dia ingatkan sekali lagi memilih itu sulit, sungguh
***
Thanks for readingUpdate sabtu dan minggu
Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear the Heart
Teen Fiction#3 Loudi (12 Juli 2019) #4 choose (14 Juli 2019) (Complete) Ini bukan cerita tentang badboy/girl, coolboy/girl, populer boy/girl, cerita ini cuma cerita klasik yang mungkin aja kalian pernah ngerasaiinya atau malah lagi ngerasain, ini cerita cinta...