Why Remember him?

225 17 5
                                    

Sekitar seminggu yang lalu, Eryan datang ke rumah Melody

Dia minta maaf atas apa yang terjadi kemarin, dia benar benar menyesal katanya, dia menjelaskan apa yang terjadi sama Larisa malam itu, dan Melody hanya bisa tersenyum sambil bilang 'Nggak papa, kan darurat'

Dan Melody akui itu hal yang bodoh, harusnya dia marah, tapi anehnya saat melihat wajah Eryan dengan tampang rasa bersalahnya itu, dia nggak bisa marah, jangankan marah, kesal sedikit aja nggak bisa

"Lo mau makan apa Mel?" suara Eryan membuyarkan lamunan Melody "Gue traktir deh, kan waktu itu nggak jadi gara gara gue pulang duluan" lanjutnya

Melody menimang nimang "Gue mau es krim, tapi es krimnya yang di deket rumah gue, soalnya disitu enak banget" kata Melody membayangkan es krim stobery beraneka toping di dekat rumahnya

Eryan menagngguk "Deal!"

"Eits, jangan main deal ydeal aja dong, karna lo kemaren pulang duluan dan bikin gue nunggu, lo harus nraktir gue bakso juga"

Eryan menghela nafas "Oke.." katanya pasrah

Melody tersenyum menang "Eryan ganteng deh" katanya mencuil dagu Eryan

😊😊😊

Mata Melody tak bisa lepas memperhatikan orang yang sedang berlalu lalang di kantin, dia mencari keberadaan seseorang 'dia mana ya?' batinnya terus mencari

"Lo nyari siapa?"

"Hah?" Melody menggeleng "Nggak nyari siapa siapa" katanya yang udah pasti bohong

Eryan menatap dengan menyelidik "Masa sih, tapi dari tadi tuh mata lo jelalatan loh Mel, nyari siapa sih?"

Melody berfikir mencari alasan "Larisa" katanya tiba tiba "Ya.. gue nyari Larisa, kok dia nggak bareng?"

"Ouh Larisa, katanya dia nggak ke kantin, ada tugas gitu dari guru" jelas Eryan

Melody mengangguk, matanya masih nggak bisa diam, dia masih mencari keberadaan seseorang, dan matanya berhenti pada meja paling pojok dekat tukang somay

"Dasar Playboy!" gerutunya sembari memandang meja pojok dengan kesal

Eryan mengerutkan dahi, dia mengikuti arah pandangan Melody, dan disana ia melihat kakak kelasnya Tara atau yang biasa Melody panggil Loudi itu sedang tertawa bersama gadis cantik berambut sebahu

"Ouh jadi dari tadi tuh lo nyari kak Tara ya?"

Pandangan Melody langsung beralih pada Eryan "E-enggak kok" katanya mengelak

"Lo cemburu?" tanya Eryan

Melody menggeleng cepat "Idih ngapain cemburu sama dia" katanya

Eryan mengerutkan dahi "Loh bukannya lo suka sama dia?"

"Iya gue cemburu" kata Melody cepat saat ingat kalau saat ini dia masih bersandiwara suka sama kakak kelasnya itu

Cowok di depan Melody terkekeh "Gue udah tau kali, keliatan dari muka lo" katanya

"Masa sih?"

"Hm.."

Melody hanya bisa tersenyum kecil, tapi dalam hatinya ia kesal, kenapa sih cowok didepannya ini nggak peka, ingin rasanya Melody berkata seperti 'Gue tuh sukanya sama lo Eryan Argion, gue tuh cemburunya ngeliat lo sama Larisa' tapi apa daya, kalo dia ngomong kayak gitu yang ada Eryan ilfiel

😊😊😊

Eryan menghampiri Melody dengan dua cup es krim yang diatasnya bertabur berbagai toping

Melody tersenyum semanis manisnya "Makasih Eryan ganteng" katanya mengambil es krim stoberinya dari tangan Eryan

Melody menyendokan es krimnya dan memasukkan ke dalam mulutnya, dan seketika dia teringat sesuatu, dia teringat saat dia makan es krim bersama Loudi waktu itu

Flashback on

"Masih cemberut aja sih lo, doi kan udah minta maaf sama lo"

Melody tidak menggubris perkataan Loudi, bibirnya masih mengerucut "Gue bukan kesel sama Eryan kak, gue kesel sama diri gue sendiri, kenapa waktu itu gue nggak marah coba, kan harusnya gue marah suapaya dia tuh ngerasa bersalah" katanya teringat saat Eryan datang kerumahnya untuk minta maaf

Loudi berdecak "Emang lo yakin kalo lo marah, Eryan bakal ngebujuk lo gitu? Kalo dia ikutan marah gimana? Lo kan bukan pacar dia, jadi menurut gue apa yang lo lakuin itu adalah tindakan yang tepat" tuturnya

"Iya sih tap-"

"Melody Arartha... dengerin gue ya" katanya menatap Melody "Lo harus sabar dengan status lo, kalo belum pacaran aja lo udah ngatur ini itu gimana kalo udah pacaran, yang ada dia bakal cape lo kekang terus"

"Tapi kak-"

"Sssttt.." Loudi menaruh jari telunjuknya di bibir Melody "Adanya status itu bukan buat ngekang, adanya status itu buat nandain kalo dia milik lo, tapi bukan berarti lo merlakuin dia seolah olah dia hanya boleh ngeliat lo" kata Loudi menatap Melody "Ibarat dia itu orang yang nggak bisa ngeliat, seiring berjalannya waktu dia bakal bosen karna Cuma bisa ngeliat gelap"

Melody menjauhkan tangan Loudi "Dia emang bosen, tapi dia tetap nerima takdir, dan pada akhirnya dia akan terbiasa kak"sahut Melody nggak setuju dengan filosofi kakak kelasnya itu

Loudi menggeleng "Lo salah, dia nerima takdir karna nggak ada pilihan lain, dan dalam status ada dua pilihan Mel, lanjut atau berenti, kalo emang dia udah terlalu bosen dia bakal berhenti"

Flashback off

Melody tersenyum mengingat kejadian hari itu, dia nggak nyangka, ternyata Loudi yang oarangnya kayak gitu bisa juga berfikir seperti itu, saat sadar apa yang sedang ia fikirkan dia langsung menggeleng 'Ngapain juga sih gue mikirin dia'

"Bengong mulu" Eryan mencolekan eskrim ke hidung Melody

Melody memegang hidungnya, dan lagi, dia teringat akan Loudi, waktu itu Loudi juga mencolekan es krim ke hidungnya'Astaga... kenapa gue kepikiran sama dia terus? Helloo.. inget doi lo ada di depan lo Mel'

"Ihhh Loudi!"

"Loudi?" Eryan mengerut bingung

"Maksdu gue Eryan" Melody membenarkan 'Ya ampun, ada apa sama gue? Doi gue ada di depan tapi kenapa gue malah inget sama Loudi?' gerutunya dalam hati

***

Yutha bener bener minta maaf kali ini karna lagi lagi yutha telat update

Jadi untuk mengurangi keterlambatan, atau apalah itu, Yutha mutusin kalo Yutha update setiap minggu dan kamis

Thanks for reading

Update minggu & kamis

Ps :  Please let me know if there is any mistake in this story ☺

Hear the HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang