III. Kekhawatiran Dewa

22.9K 1.4K 7
                                    

Aditya POV

Brakkk
Terdengar suara benturan keras yang aku yakin itu berasal dari mobilku. Aku terlalu fokus tentang kejaran target Mama untuk menikah dan akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

Tok Tok Tok

Seorang wanita paruh baya mengetuk kaca mobilku, aku baru sadar bahwa suara benturan tadi terjadi karena aku menabrak seseorang.

Aku segera turun untuk mengecek manusia yang belum ku ketahui jenis kelaminnya karena orang itu telah dikerumuni banyak warga.

Dengan percaya diri aku menembus kerumunan itu untuk melihat keadaan korban. Setelah berhasil melewati kerumunan warga itu, aku melihat wanita berumur sekitar 20 tahunan pingsan dengan tulang kaki yang menonjol alias patah tulang.

Oow, aku rasa aku sudah membuat masalah baru.

"Ehh Mas tanggung jawab dong, jangan dilihatin gitu aja". Ucap ibu-ibu berbedak tebal itu.
"Yeh Bu, bukannya saya hamilin dia hingga saya harus tanggung jawab". Ucapku kesal yang akhirnya aku mengangkat gadis itu ke mobilku dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

&&&

Sementara di SMA Seventy tempat sekolah Dewa.

Semenjak jam pelajaran pertama sampai istirahat kedua, Dewa tidak pernah fokus belajar. Bukan karena tunggakan SPP, tetapi ia sedang menghawatirkan kakaknya.

Entah kenapa semenjak ia pergi ke sekolah perasaannya sudah tidak enak.

"Eh bro, lo kenapa dari tadi nggak fokus mulu". Tegur Alvin teman sebangku sekaligus sahabat Dewa.

Dewa hanya diam tidak menanggapi pertanyaan Alvin karena masih fokus dengan kekhawatirannya.
"Bro lo kenapa sih gelisah mulu dari tadi? Kayak anak perempuan yang baru kena datang bulan". Canda Alvin yang akhirnya ditanggapi dengan timpukan buku.

Bukk

"Aww, lo mikir-mikir dulu dong kalau mau nimpuk pakai buku, ini Kamus bahasa Jerman lo yang setebalnya 10 cm. Lo nggak mikir gimana sakitnya". Protes Alvin dengan panjang.

"Lagian lo kalau ngomong nggak disaring dulu, mulut asal nyablak aja". Omel Dewa yang hanya ditanggapi dengan kekehan Alvin.

Alvin ini adalah satu-satunya teman sarap Dewa, dengan kata lain di sekolah ini hanya Alvinlah bestfriend forevernya Dewa.

"Gue itu lagi khawatir sama kakak gue, dari tadi perasaan gue nggak enak, gue yakin kalau udah terjadi apa-apa sama dia".

Alvin hanya manggut-manggut mendengar kekhawatiran Dewa, sahabat datarnya ini.

"Sudahlah lo nggak usah terlalu khawatir sama kak Raskal, mendingan sekarang lo berdoa supaya kekhawatiran lo itu enggak benar-benar terjadi".

Alvin ini terkadang jadi ustadz dadakan, seperti sekarang ia seolah-olah menjadi ustadz kondang yang ada di tv-tv. Salah satu hal yang disukai Dewa Selain kekocakannya yang bisa menghibur, Alvin juga bisa menjadi ustadz dadakan yang nisa memberi nasehat kepada temannya.

"Thanks bro atas sarannya, gue ke musholla dulu ya". Pamit Dewa.

"Eh tunggu gue juga ikut". Alvin menyusul dewa yang telah berjalan sampai di depan pintu kelas.

&&&

RUMAH SAKIT ELSANOR

Sesampainya di rumah sakit, Adit langsung membawa Raskal ke ruangan pemeriksaan.

Dokter yang kebetulan sedang bertugas segera menangani luka Raskal. Sudah 20 menit pemerikssan akhir Dokter Sandi keluar dari ruangannya.

"Bagaimana dok keadaan pasien?". Adit langsung bertanya dengan nada kekhawatiran. Dokter itu keluar dengan raut wajah yang bosa dibilang tidak baik.

"Pasien mengalami patah tulang parah, dan harus dioperasi untuk menyambung tulangnya". Adit sangat shock mendengar penjelasan dokter Sandi. Bagaimana tidak?? Orang yang belum diketahui identitasnya atau dengan nama lain orang yang ia tabrak mengalami luka yang sangat parah.

Jika ia tidak bisa berjalan atau keluarganya menuntut pasti akan panjang urusannya. Lagi-lagi keberuntungan belum berpihak kepadanya.

"Lakukan yang terbaik untuk kesembuhannya dok". Ucap Aditya.

Suster yang membantu dokter Sandi keluar dari ruang pemeriksaan.
"Dok saya tadi menemukan ini di saku celana korban". Suster itu menyerahkan sebuah KTP dan kartu mahasiswa ke dokternya.
"Terima kasih sus, segera pindahkan pasien ke ruang perawatan! Biaya administrasinya akan di urus oleh bapak ini!!".

Dokter itu menyerahkan KTP Raskal dan kartu mahasiswanya kepada Aditya agar Aditya mudah bertemu dengan keluarga Raskal.

Maaf kalau masih ada typo yang bertebaran di cerita ini. Makasih yang udah baca kelanjutan cerita ini, jangan lupa beri vote sama comentnya ya teman.

My Lovely Old (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang